4.4 Oblivion

214 24 0
                                    

Kamus Au (─.─||)
» Oblivion (English) : pelupaan, keadaan terlupa, tidak menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar kita.

Ketemu sama kamus Au lagi wkwk
Cerdit from Mbah Google, yak.
Selamat membaca <3

⚠️
16+ alert! Drugs, criminal, abuse, etc.
Tidak untuk ditiru!

 Tidak untuk ditiru!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☯☯☯

"Van belum berhasil, Pa."

Pria berjas yang tengah duduk di kursi kebesaran berbalik. Memutar bangku berlapis beludrunya, menatap remaja yang berdiri menunduk sejurus dengan pintu ruangan.

"Why?"

"Van ketahuan," jawab remaja laki-laki itu pelan.

Pria berjas itu berdiri, menampilkan tubuh tegap yang tinggi. Air muka sangar menyorot tajam pada remaja itu. Menyilangkan kedua tangan di depan dada, seraya berdecih tak suka.

"Kapan kamu bisa diuntungkan?" cerca pria itu sadis.

Sontak laki-laki yang menyebut dirinya Van mendongak. Ada raut tidak percaya pada wajah tegas itu kala menatap laki-laki berjas di hadapannya.

"Ma-maksud, Papa?" tanya Van tidak mengerti.

Pria dengan face 45 tahun itu terkekeh, tangan kiri berbalut arloji keemasannya sesekali mengusap jambang. Dengan eskpresi membosankan dia kembali mendudukkan diri di kursi berlapis beludru abu-abu tua.

"To ruin everything, it's your gift. Isn't it? Van?"

Van langsung menjawab, "I thought you were gonna say 'It's ok, try again. Give your best'." Laki-laki itu terkekeh miris. "It turns out, I was wrong."

"Papa masih sama aja, nggak bisa sekali-sekali hargai usaha Van. Selalu minta ini-itu, nggak pernah puas dengan usaha dan kerja keras Van," lanjutnya.

Laki-laki berjas itu diam, eskspresi wajahnya seolah menunjukkan ketidakpedulian. Terlihat sekali dari sorot mata yang menatap malas Van.

"Apa usaha kamu?" tanya pria yang Van panggil papa itu.

Van menatap ayahnya kecewa. Tidak menyangka akan mendapat balasan seperti ini setelah bertaruh nyawa.

"Kalau waktu itu orang suruhan saya nggak datang jemput kamu di rumah sakit, mungkin kamu mati jadi bulan-bulanan security," lanjut Ayah Van.

"Di mana usaha kamu?"

Mendengar itu dari ayahnya sendiri membuat dada Van bergemuruh sakit. Kedua tangannya mengepal kuat. Kelebat kejadian di rumah sakit membuat ia semakin meragukan statusnya di sini sebagai anak kandung.

"Permintaan saya cuma satu waktu itu. Buat keadaan cucu Marco semakin memburuk, kalau perlu bunuh dia sekalian. Apa sesusah itu?"

Tangan kekar Ayah Van meraih sesuatu dari laci meja. Sebuah amplop cokelat, ia membanting benda itu di meja kerjanya.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang