⚠️
16+ alert! Violence, abuse, not for hemophobic, harsh word, etc.
Tidak untuk ditiru!
Pintu lift terbuka, tepat pada lantai 27 Naura keluar ruangan kecil itu. Langkahnya terhitung pelan, masih dengan gaun hijau floral yang sama. Tanpa alas kaki gadis itu melewati koridor sepi. Masa bodoh dengan kedua tangannya yang berlumuran darah.
Samar-samar gadis itu mendengar suara langkah berlapis pantofel. Dari arah belokan koridor di hadap, suaranya semakin cepat mendekat. Naura tidak tahu itu siapa, yang ia yakini sekarang hanyalah dirinya yang sedang diburu.
"Mau ke mana, Nona?"
Suara berat itu, tidak perlu ia melihat dengan jelas bagaimana wajah laki-laki yang baru muncul itu. Naura sudah tahu dia siapa, dan apa maunya sekarang.
"Not your business!" balas Naura ketus.
Tangan kanan gadis itu mencengkram erat tongkat bisbol yang sejak tadi ia bawa. Tatapannya menajam menghunus netra Ray yang masih berdiam di sana. Laki-laki itu mungkin terheran dari mana Naura mendapatkan senjata itu.
Tidak ada bicara sama sekali, Ray maju. Tanpa senjata laki-laki itu mendekati Naura yang bergeming. Entah karena apa, Ray juga tidak mengerti alasan Naura begitu. Dia kelihatan tidak takut sama sekali.
"Kembali ke atas!" perintah Ray.
"I won't!" balas Naura.
"Menurutlah!"
Naura terkekeh miring, "Memangnya anda siapa?!"
Kedua tangan Ray terkepal mendengar nada meremehkan dari Naura. Ia kembali melangkah mendekat pada gadis di hadapannya.
"Coba tanpa senjata, Nona," bisik Ray ketika jaraknya dengan Naura tersisa sekitar sepuluh senti.
"Think I'm stupid? Nah, Man!"
Bugh!
Krak!
Ray terkejut ketika Naura menghantamkan tongkat bisbol itu pada paha kirinya. Cairan bening mengucur bersamaan dengan darah dari pecahan botol kaca yang Ray kantungi. Terlihat dari basahnya kantung celana Ray.
Naura menampilkan smirk penuh kepuasan. "Senjata anda terlalu licik, Tuan!"
Gadis itu menyingkirkan tangan Ray dari dagunya, melangkah melewati laki-laki itu yang bergeming kaku. Bukannya Naura akan melepaskan dia dengan percuma, hanya saja-
Bugh!
Melayangkan satu pukulan telak pada tengkuk Ray dengan tongkat baseball di tangannya.
"Yes, I'm murderer!" bisik gadis itu di telinga Ray.
☯☯☯
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Fiksi RemajaNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...