16. Tentang Bara

798 298 126
                                    

vote komennya mbaakk

!!!

Suara decitan-decitan sepatu memenuhi seisi lapangan basket dalam ruangan SMA Arven. Bunyi pantulan bola tak kalah keras dari decitan sepatu pemain-pemainnya.

Keringat bercucuran di dahi Bara juga lehernya, ia menyeka keringat itu dengan tangannya. Punggungnya sudah dipenuhi dengan keringat. Nafasnya juga sudah tidak teratur.

Sudah satu jam mereka bermain dan belum ada istirahat dari tadi. "Istirahat," ucap Bara lalu berjalan ke pinggir lapangan. Ia melihat ada minuman dingin dengan note pink ditempel di badan botol itu.

Bara mengambil note itu dan membaca tulisan cantik di dalamnya.

baraa, ini untuk lo, diminum yaaa, dari tessa

Bara tersenyum singkat lalu membuka botol itu, ia meneguknya hingga tersisa setengah, bodoh saat dia menolak minuman ini karna dia sangat haus sekarang dan sialnya lupa membawa minum.

Penglihatannya tak sengaja menangkap Tessa yang sedang bersembunyi dengan melambaikan tangan, lalu cewek itu berlali ke luar lapangan. Lucu, pikir Bara.

Mual, itu yang ia rasakan sekarang, pasti kambuh lagi. Bara berlari menuju ke WC dengan kecepatan kilat dan mengeluarkan semua isi perutnya. Ini adalah salah satu hal yang ia benci, kenapa harus saat seperti ini?

Apakah Bara tak berhak untuk bahagia? Ia membasuh mukanya dan melihat pantulan dirinya di depan cermin, mukanya sudah kurus. Bara mengepalkan tangannya kuat dan kembali memuntahkan isi perutnya.

Sebenarnya isi perutnya gak ada, karna dia belum makan dari pagi. Bara mengambil sesuatu di dalam sakunya, ia sudah tidak tahan, tapi ternyata kosong, kemana barang itu. Ah sial, dia lupa membawanya.

Bara menyakinkan dirinya bahwa dia pasti bisa, ya, dia pasti bisa menjalani semua ini. Banyak orang yang masih membutuhkannya. Dia tidak boleh menyerah begitu saja.

Tiba-tiba bayangan Tessa terlintas di dalam pikirannya. Wajah cantik juga senyuman dari cewek itu membuatnya mengerutuki kebodohannya sendiri. "Bodoh." Bara meninju dinding di sebelahnya dengan kesal.

!!!

Bara memandangi foto wanita cantik sambil menikmati angin malam di balkon kamarnya. Wanita yang selama ini ia rindukan dan menjadi penyemangat baginya.

"Bara, anak Mama jangan lemah ya, anak Mama itu harus kuat, gak boleh nangis." Itu adalah kata-kata terakhir yang diucapkan Mamanya sebelum pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Rindu rasanya, sangat rindu, rindu dengan kasih sayangnya, rindu dengan senyumannya, rindu dengan pelukannya, rindu dengan semua yang ada pada diri Mamanya.

Mamanya adalah wanita kuat, wanita yang menjadi tujuan hidupnya, wanita yang membuatnya bisa merasakan kehidupan.

"Bara sayang Mama gak?" tanya Mamanya sambil berayun di atas ayunan berdua dengan Bara.

"Sayang dong," jawab Bara kecil dengan semangat.

"Kalau sayang janji sama Mama ya, besok kalau Bara udah besar harus jadi anak yang kuat, jangan gampang nyerah, jangan jadi lemah juga. Janji." Mamanya mengeluarkan kelingkingnya di depan Bara.

Bara tersenyum lalu menautkan kelingkingnya di kelingking Mamanya. "Janji."

"Cium Mama dulu dong."

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang