43. Ke Rumah Tessa

406 61 66
                                    

vote komen duluuu

!!!

"Bara," panggil Tessa dengan suara cemprengnya. Dulu biasanya kalau Bara dipanggil akan menghiraukan aja, tapi sekarang berbeda, dia menghentikan langkahnya dan berbalik badan.

"Bara, tunggu dulu ya." Tessa mengatur nafasnya yang tidak beraturan itu dengan menghembus lalu mengeluarkannya lagi. Bara jadi terkekeh melihatnya.

"Bara-Bara," panggil Tessa lagi padahal Bara ada di depannya.

"Kenapa hm?" tanya Bara dengan suara yang rendah, Tessa jadi deg-degan kannn.

"Bara, nanti gue pulang sama lo ya, Mama nanti ngundang lo makan di rumah gue, datang ya Bara, ajak Regal, Langit, Reivan sama Ardhan juga yaaa," ujar Tessa dengan semangat.

Bara mengerutkan keningnya bingung. "Mama?" Kan hubungan Tessa dengan Mamanya tidak bagus, dan Bara tau itu, dia pernah melihat Mia memukul Tessa di rumahnya waktu itu.

"Iya Mama, Mama udah minta maaf sama aku kemarin," jelasnya karna dia tau Bara pasti bingung.

Bara mengangguk lega, syukurlah, kalau gini ada yang menjaga Tessa selain dirinya. Bara hanya ingin Tessa selalu terlihat bahagia.

"Datang ya Bara," ajak Tessa lagi, Bara mengangguk sebagai jawaban membuat Tessa lompat-lompat karna saking senangnya.

"Datang ke mana nii, gue gak diundang?" tanya Regal baru saja datang, dia meletakkan tasnya di atas kursi dan disusul dengan Langit, Reivan dan Ardhan. Mereka baru saja datang.

"Kalian juga diundang, nanti pulang sekolah makan rumah gue ya, Mama gue ngajak makan, bawa pacar kalian juga, gue udah bilang sama mereka," ujar Tessa menatap keempat cowok itu. Mereka langsung melebarkan senyumannya mendengar makan gratis.

"Yess, makan gratiiis," teriak Regal dengan semangatnya. "Tapi gue gak punya pacar gimana dong?" tanyanya mulai sadar dan memasang muka yang ditekuk.

"Ya lo sama Langit kek, makanya jangan jomblo, move on woii," kata Ardhan menyadarkan Regal dengan menepuk punggung cowok itu sedikit keras. Regal meringis lalu membalas pukulan itu.

"Tapi gue masih cintak sama Acha," ucap Regal mendramalisir ucapannya sambil memegang dadanya dan menurunkan badannya seperti orang yang tengah ke sakiti di film-film.

"Lebay lo anjir," komen Reivan malu melihat temannya satu itu, entah mengapa mereka bisa berteman dengan makhluk semacam Regal.

"Bukan kawan gue," saut Langit sambil mengangkat tangannya, malu.

"Bukan kawan gue juga." Ardhan mengikuti apa yang Langit lakukan lalu ia berjalan ke arah Bara.

"Gue juga bukan," sambung Reivan mengikuti mereka. Regal memasang tampang jutek lalu kembali berdiri.

"Kalian jahat, gue sama Bang Bara aja deh. Bang Bara, mereka jahat bang, Dedek masa dibilang lebay," adunya pada Bara sambil menggoyang-goyangkan lengan Bara manja.

Tessa yang melihat melepas tawanya, lucu sekali cowok itu. Kenapa Regal bisa seperti itu? Hanya karna Acha kah? Tessa mengenal Acha, sifatnya mirip dengan Regal. Haha, memang cocok sih.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang