28. Kemah

511 123 148
                                    

vote komen dulu yuuuk

!!!

"Baik anak-anak, sekarang kalian berkumpul di kelompok yang sudah Ibu berikan tadi," teriak Bu Rina. Mereka langsung berbaris di kelompoknya yang sudah dibagi-bagikan tadi.

Tessa sekelompok dengan Bara, dan itu membuat hatinya senang sekaligus bahagia. Empat cowok dan empat cewek, Carissa juga bersamanya.

Hari sudah malam, dan mereka juga tadi sudah makan dengan makanan yang dibuat oleh regu masing-masing. Tadi Tessa makan telor ceplok aja, Quenza dan Vania yang buat, katanya biar cepat aja. Kalau kemah gak bisa makan yang mewah-mewah.

Tenda-tenda sudah tersusun rapi di bumi perkemahan itu, tadi ada beberapa kelompok yang meminta bantuan pada anak osis karna kurang bisa dan anak osis dengan senang hati membantu mereka.

"Udah aman kan?" tanya salah satu cewek di sana kepada temannya sambil berbisik, hanya mereka yang bisa mendengar, karna yang lain fokus dengan apa yang Bu Rina katakan, dan pastinya sanggahan dari Regal.

Kedua cewek yang ditanya langsung mengacungkan jempolnya ke udara. "Aman," jawab mereka dengan suara yang kecil.

Cewek yang tadi bertanya tersenyum smirk. "Bagus. Lo sekelompok kan sama dia? Lakukan tugas lo dengan baik," perintahnya pada temannya yang berada di sebelah kiri. Cewek itu mengangguk patuh.

Setelah itu mereka kembali fokus pada guru yang sedang berbicara di depan juga dibantu Pak Broto karna lupa dengan apa yang ingin ia katakan.

"Apa lagi ya Pak? Kok saya jadi lupa," keluh Bu Rina pada Pak Broto. Pak Broto mengerutkan keningnya mencoba berfikir.

"Sampai mana Ibu tadi bicaranya?" tanya Pak Broto pada Bu Rina, Bu Rina juga mengerutkan keningnya untuk berfikir, mudah sekali Bu Rina ini melupakan apa yang dia bicarakan barusan. Pelupa.

"Sampai di tengah Bu," saut Regal. Bu Rina langsung menyambung.

"Hah iya, nanti kalau kalian udah di tengah, di tengah, di tengah apa yang Pak?" tanyanya pada Pak Broto.

"Tengah hutan Buk," saut Regal lagi merasa jenuh, dari tadi Bu Rina itu bicaranya kok kayak gak tau apa yang mau dibicarain, itu artinya Guru itu dipaksa untuk ikut.

"Oh iyaaaa, nanti kalau kalian udah di tengah hutan, tugas kalian mencari pita putih, kelompok yang mendapatkan pita putih tebanyak akan tampil terakhir, dan yang sedikit akan tampil pertama," jelas Bu Rina yang sudah ingat dengan apa yang akan ia katakan.

"Pahan kalian semua" tanya Pak Broto.

"Waktunya berapa lama Pak?" tanya salah satu murid yang ada di ujung barisan, sambil mengangkat tangan, tidak seperti Regal main bicara-bicara aja, gak sopan.

"Tiga puluh menit, nanti kalian akan dikasih jalan tapi berpencar, nah nanti kalian bakal sampai di tempat ini lagi, pokoknya kalian mutar lalu setelah itu kita api unggun di sini sambil kalian tampil satu-satu," jelas Pak Broto lagi membuat anak-anak itu paham.

"Sudah paham semua?" tanya Pak Broto keras. Anak-anak itu mengangguk walaupun tidak terlihat karena cahaya yang redup.

"Silahkan mulai." Mereka langsung berpencar sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Tessa berjalan bersama kelompoknya, Carissa, Shea, Ghina, Bara, Regal, Bagas dan Wildan.

"Gue paling benci jalan di hutan gelap-gelap ni," komen Regal sambil berjalan mengikuti Bara dan Wildan yang ada di depan. Mereka yang memimpin kelompok mereka.

"Alah, lo takut hantu, bilang aja to the point," saut Bagas yang berada di sebelah Regal. Regal cengengesan di tempat.

"Itu sih benar juga," jawabnya menyengir kuda sambil berjalan melihat jalanan dengan senter yang ia pegang, masing-masing dari mereka membawa senter.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang