29. Penampilan

512 104 121
                                    

vote komen dulu donggg

!!!

Bara mencari kemana-kemari sambil berteriak. Carissa juga ikut mencari, sementara yang lain duduk tenang di sekitar api unggung, mereka tidak memberitahukannya pada Buk Rina dan Pak Broto atau Aldito sang ketua osis yang bertanggung jawab dengan kemah ini. Mereka takut merepotkan katanya.

"TESSA," panggil Bara keras dengan khawatir, tidak ada balasan dari orang yang dipanggil. Carissa juga ikut berteriak keras.

Sepertinya mereka tampil ketiga, karna punya mereka paling sedikit ketiga setelah kelompok lain, itu artinya Bara dan Tessa akan maju lima belas menit lagi karna mereka yang tampil.

"TESSA," panggil Bara lagi mencari kearah lain. Tessa mendengar teriakan Bara, tangannya sudah tak kuat lagi menopang tubuhnya.

"Bara," ucapnya berusaha kuat untuk memegang akar itu, untung saja akarnya kuat, kalau tidak pasti dia sudah terjatuh ke bawah.

Bara mendengar teriakan Tessa, ia mendekat dan kembali memanggil Tessa. "Tessa," panggil Bara lagi karna tidak melihat keberadaan cewek itu.

"Bara, Bara, gue di bawah Bara, tolongin gue, gue gak tahan," ucap Tessa agar Bara yang berada di atas.

Bara langaung menoleh ke bawah jurang, Tessa berada di sana memegang akar pohon. Dengan cepat, Bara mengambil tangan Tessa yang sepertinya sudah tidak tahan.

Carissa yang melihat membantu menarik tangan Tessa sebelahnya lagi dan menarik Tessa ke atas. Dengan kekuatan yang tersisa, Tessa menarik dirinya keatas dan akhirnya bisa.

Tessa mengambil nafas lalu menghembuskannya. Badannya sudah berantakan, ada bajunya yang sobek juga akibat akar-akar itu.

"Tessa lo gapapa kan?" Carissa langsung membawa Tessa ke pelukannya dan terdengar isakan dari mulutnya. Tessa jadi tersenyum haru karnanya, cewek ini sangat khawatir padanya.

"Carissa, gue gapapa," ucap Tessa dengan suara yang kecil, tenaganya memang sudah habis dan badannya jadi sakit sakit sekarang.

Carissa melepas pelukannya lalu beralih menyenter ke badan Tessa, banyak luka yang ia dapatkan akibat tergores. "Ayo kita obat."

Carissa berdiri membantu Tessa berjalan, ia membopong tubuh Tessa yang sudah pincang akibat terjatuh tadi. Dan Bara, cowok itu hanya memandang datar ke arahnya, ingin bicara tapi ia seperti menutupi sesuatu.

"Sa, tunggu bentar." Kaki Tessa terasa sangat sakit akibat berjalan, kakinya terkilir. Ia duduk di bawah tanah itu sambil memegangi kakinya yang terkilir.

Bara mendekat lalu memegang kaki Tessa dan mengurutnya lalu mengembalikan tulang telapak kaki Tessa yang sedikit bergeser dari tempatnya.

"Sakit Bar," keluhnya sambil memegang tangan Bara. Bara tak mempedulikan ucapannya, ia kembali melakukan aktivitasnya itu.

Tessa yang tidak sadar ternyata memegang baju di bagian bahu Bara dan meremuknya, sakit. Bara melihat lalu memelankan urutannya, sepertinya dia terlalu kuat.

"Udah bisa?" tanya Bara membantu Tessa untuk berdiri. Tessa lalu berdiri tapi kakinya masih sakit. Belum terlalu sembuh karna darahnya belum terlalu pecah.

Carissa melihat jam di pergelangan tangannya. Dua menit lagi giliran mereka. "Gimana ni? Dua menit lagi kelompok kita maju," katanya sambil melihat Bara.

"Yaudah yok cepat." Tessa berusaha berjalan dengan cepat tapi tetap saja sakit, dia berjalan sambil memegang beberapa pohon yang ada di sana.

Tanpa aba-aba, Bara meletakkan tangan kanannya di bawah leher Tessa dan tangan kirinya di bawah lutut Tessa dan menggendongnya ala bridal style.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang