45. Triple Date

372 55 53
                                    

vote komenn dulu

!!!

"Ayo Bara," ajak Tessa saat dia telah berada di tempat parkiran. Cewek itu datang bersama Vania dan Carissa, yang pasti untuk menemui pacar mereka masing-masing untuk pulang.

"Nasib gue jomblo terusss," ujar Regal memasang tampang sedih, tadi cowok itu sedang melakukan ritual setiap harinya, yaitu menggoda cewek-cewek, atau lebih tepatnya mengganggu cewek-cewek.

"Makanya, punya pacar, jangan goda cewek mulu," singgung Langit, cowok itu sedang duduk dengan tenang di atas motornya.

"Lo juga ya Lang, punya pacar tapi LDR," ujar Regal pada Langit. Langit memutar bola matanya malas.

"Biarin, dari pada jomblo." Regal mencebik bibirnya kesal mendengar ucapan Langit.

Bara, Reivan, dan Ardhan mengeluarkan motornya lalu menghampiri pacar mereka masing-masing.

"Triple date ni?" tanya Langit penasaran, pasalnya tadi ketiga temannya itu membahas date dengan pacar masing-masing, lalu Reivan menyarankan karna Bara tidak berpengalaman, jadi triple date aja dulu.

"Yoi bos," jawab Ardhan denagn semangat, Vania sudah duduk manis di belakangnya sambil memeluk pinggangnya dengan erat.

"Triple date?" tanya Tessa yang tidak mengerti, karna cowok-cowok itu belum memberitaukan idenya pada yang cewek.

"Iya, kita ngedate tiga pasangan, kan jadi triple," ucap Ardhan memberitahu.

"Tapi kan kita masih pake baju sekolah ini, masa ngedatenya pake baju sekolah sih, gak enak banget," kata Vania memperlihatkan bajunya.

"Iya gue tau. Kan kita pulang dulu sayang," ujar Ardhan lembut membuat Vania menyembunyikan kepalanya di punggung tegap Ardhan. Malu dipanggil sayang.

"Kita beli baju dulu, terus kalian ganti di rumah Tessa aja, rumah yang dekat," sambung Reivan. Apa katanya? Beli baju, yang iya-iya ajalah.

"Kok beli baju sih, jemput di rumah aja ngapa," kata Carissa tidak setuju dengan pendapat itu.

"Sekali sekali beliin pacar baju apa salahnya, terus buat apa uang lagi kalau gak untuk bahagiain pacar," ujar Reivan dengan santainya.

Sekali-sekali katanya, padahal tu anak sering banget ngasih Carissa baju, sepatu, tas dan yang lainnya padahal Carissa gak minta. Orang kaya mah bebas.

"Tapi gak royal juga kali." Tessa juga tidak setuju, dia memajukan badannya kedepan dan menumpu kepalanya di bahu Bara.

"Bar, masa beli baju, aku kan banyak baju di rumah." Tessa memajukan bibir bawahnya membuat dia tambah menggemaskan saja.

"Sekali-sekali," jawab Bara singkat.

"Tapi kan uangnya bisa ditabung aja Bara, untuk masa depan, untuk hidup kita kedepannya. Bisa jadi besok-besok kita butuh uangnya," kata Tessa menasehati Bara.

Mendengar kata 'hidup kita' dari mulut Tessa membuat Bara terdiam. Bagaimana dia bisa selalu hidup bersama Tessa saat hidupnya tidak lama lagi? Untuk memikirkan itu saja Bara gak bisa.

"Bar, kok diam sih," ujar Tessa menyadarkan Bara dari lamunannya.

"Udah, ikutin aja."

!!!

"Lo cantik banget Tessa," puji Carissa melihat penampilan Tessa yang sudah ia rias dengan tangannya itu.

"Ngapain sih pake make up segala, gue gak betah ni," kata Tessa. Cewek itu tadi menolak untuk didandankan oleh Carissa, tapi Carissa tetap memaksanya.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang