vote komen dulu dong
!!!
Sudah beberapa hari belakangan setelah kejadian itu, Tessa tak melihat adanya Bara. Hanya ada teman-temannya, tapi hanya bertiga, kadang Regal yang gak ada, atau Ardhan gak ada atau Lagit yang gak ada dan hari ini Reivan yang gak ada.
Tessa berusaha menghiraukannya tapi tetap tidak bisa, walaupun Bara bersikap seperti itu padanya. Hati Tessa memang sakit mendengar semua itu, tapi hatinya tak bisa berbohong kalau sebenarnya dia masih mencintai Bara.
"Tessa, lo ngapain melamun deh, makan aja tuh nanti dingin baksonya gak enak," ujar Carissa membuyarkan lamunan Tessa.
Tessa hanya mengangguk lalu memakan baksonya. Hatinya tidak tenang saat tidak melihat Bara sekitar seminggu ini, entah apa yang terjadi padanya.
"Lo pasti nyariin Bara kan?" tebak Carissa sambil mejunjuk Tessa mengingimidasi. Tessa mengangguk saja untuk menjawabnya.
"Lo tau dia di mana Sa?" tanya Tessa, Carissa mengangkat bahunya acuh lalu kembali makan.
"Ngapain lo nyariin dia sih Tessa, udah jelas dia gak mau lo ada di hidupnya. Udah deh, lupain dia," kata Quenza dengan santainya.
"Lo kira mudah lupain orang yang selalu ngisi hari hari gue?" ucap Tessa dengan tak santainya, dia sampai berdiri dan memandang Quenza sinis.
Carissa langsung mendudukkan Tessa dan menyuruhnya makan agar tidak terjadi perkelahian antara mereka karna Bara.
"Udah ya Tessa, jangan marah-marah, Bara gak papa kok, lo tenang aja," kata Vania menenangkan Tessa.
Seharusnya Tessa tidak peduli lagi pada cowok itu, tapi kenapa dia tidak bisa melakukannya? Kenapa pikirannya harus selalu tertuju pada Bara. Bagaimanapun Tessa melupakannya tapi ia selalu memikirkan Bara.
Tessa kembali duduk lalu memakan baksonya dengan diam. Teman-temannya memandangnya kasihan. Hari hari belakangan ini Tessa lebih banyak diam.
Morza datang menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi minuman juga siomaynya. "Gue boleh duduk gabung gak? Soalnya penuh," ujar Morza mematap sekitar.
Tessa yang ada di sebelahnya mengangguk dan tersenyum singkat ke arahnya. Tessa sangat ingin bertanya kepada Morza kemana Bara, tapi dia tidak bisa, pikirannya lebih mendominasi sekarang.
"Gue boleh gabung juga gak?" tanya Al dengan membawa nampannya. Mereka mengangguk lalu Al duduk di depan Morza.
"Kalian pacaran ya?" tanya Vania, kedua orang itu memang dekat belakangan ini. Morza dan Al tersenyum membalasnya lalu mengangguk.
Tessa bahagia melihat kedua orang ini akhirnya bersama setelah beberapa kali Tessa menyatukan mereka, entah itu menyuruh Al untuk mengantar Morza pulang, jalan-jalan berdua, dan yang lain. Jadi ceritanya Tessa yang comblangin mereka.
"Selamat ya buat kalian, semoga bahagia selalu," ujar Tessa dengan senyumannya dibalas makasih oleh mereka.
Semoga cerita kalian gak kaya gue, batin Tessa melanjutkan kata-katanya dalam hati.
!!!
"Woi lah, gimana sih, kok gak gol, gak pandai main tu orang," komen Regal melihat salah satu pemain bola yang ada di televisi. Mereka sedang berkumpul di rumah Bara hari ini, bukan hari ini saja, tapi setiap hari.
"Diam aja deh lo Gal, komen mulu dari tadi," saut Ardhan, padahal dia sedang fokus pada TV di depannya, Regal datang-datang dari dapur malah meribut.
Regal duduk sambil menikmati teh esnya di samping Langit dan mengambil cemilan cowok itu. "Jangan ambil punya gue elah Gal, ambil sana di belakang, lo kan dari belakang," kata Langit menjauhkan makanan ringannya itu dari Regal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRISTE [TAMAT]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini cerita Albara Samudra, cowok ganteng, irit bicara, cool dan dingin dengan Tessa Kalila, cewek cantik, ceria dan cerewet. Tessa, sejak pertama kali bertemu dengan Bara, Ia langsung menyukainya tapi Bara sama sekali tak ingin...