36. Ulang Tahun

614 63 65
                                        

vote komen dulu tuk

!!!

Sudah beberapa hari ini Tessa tak melihat kehadiran Bara, hanya ada taman-temannya saja dan Baranya gak ada, ingin bertanya tapi gengsi karna mereka pasti udah tau kalau Tessa sedang menjauh dari Bara.

Tessa hitung-hitung sudah tiga atau empat hari semenjak kejadian Bara pingsan di lapangan basket dia tidak datang ke sekolah. Entah apa sakit Bara yang penting Tessa berusaha untuk gak peduli.

"Tessa," panggil Aldito dari belakang Tessa, Tessa yang awalnya menatap ke tempat di mana keempat teman Bara duduk langsung menoleh ke belakang, Aldito sedang menghampirinya dengan kartu undangan di tangannya.

"Iya kak? Kenapa?" tanya Tessa sopan, Aldito melempar senyuman padanya lalu mengangkat kartu undangan berwarna maroon dan hitam itu.

"Ikut sama gue yok," ajaknya. Alwalnya Tessa berniat mengajak Bara, tapi karna dia berusaha menjauhi Bara dan Baranya yang juga gak datang-datang dan pastinya gak dapat undangan mungkin gak akan datang.

Tessa melirik undangannya sekilas, ini adalah undangan acara ulang tahun Dania yang diadakan malam ini, sebulan yang lalu dia sudah mengundang Tessa untuk datang kan?

"Tapi kak, gue udah ngajak te-"

"Udah sama Kak Al aja." Tiba tiba Carissa, Vania, Quenza, dan Laura muncul dari belakangnya.

"Gue sama Reivan, Laura sama Quenza, terus Vania sama Ardhan, lo sama Kak Al aja," lanjut Carissa membuat ketiga temannya mengangguk setuju.

Selain ingin mencomblangkan Tessa dan Al, mereka juga akan membuat Tessa lupa dengan Bara dan membuat Bara sadar dengan keslahannya menyia-nyiakan Tessa.

Tessa menatap mereka ragu, lalu mengangguk. "Gue sama Kak Al aja." Mendengar ucapan Tessa membuat Al senang, Al tu Aldito ya, gue pake Al aja.

"Oke, nanti gue tunggu di rumah lo ya jam tujuh, dada cantik." Al mengacak puncak kepala Tesaa lalu berlalu dari sana. Keempat temannya berteriak histeris melihat perlakuan Al.

Al sudah tau rumah Tessa karna dia pernah mengantar Tessa pulang ke rumahnya waktu selesai ekskul lukis, itupun karna Al yang memaksa.

"Lucu banget sih Kak Al Tess, masa lo gak suka sama dia," kata Quenza menatap punggung Al yang makin lama makin kecil.

"Biasa aja," jawab Tessa lalu menatap keempat-temannya.

"Waktunya berdandan guys." Senyum terbit di wajah cantiknya.

"Ayo ke rumah Quenza, perlihatkan kepada seluruh dunia kalau kita yang paling cantik."

!!!

"Cantik banget gue," puji Carissa melihat pantulan dirinya di depan cermin, polesan make up natural sudah tertata rapi di wajahnya, dengan dress berwarna maroon sesuai dengan tema yang telah di tentukan.

Warna maroon dan hitam menjadi tema acara ulang tahun Dania, entah apa alasan dia memilih warna itu tapi sungguh cocok warna itu di padukan.

Carissa menoleh ke samping, Quenza sudah siap dengan berbagai macam hal yang tadi susah ia persiapkan, seperti baju, tas, sepatu dan bagaimana menata rambutnya.

Gadis berambut coklat lurus itu sudah cantik malam ini, pasti semua yang melihat mereka sangat terpana dengan kecantikan mereka, akan kalah dengan yang membuat acara.

"Kita semua cantik banget, semua mata pasti ngarah ke kita, bukan ke yang buat acara," ujar Vania melihat dirinya di depan cermin, teman-temannya juga berada di sampingnya menatap diri mereka masing-masing.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang