vote komen mbakk
selamat hari kemerdekaan indonesiaaaaa🇮🇩
!!!
Tessa sedang duduk di standnya, hari ini anak-anak ekskul lukis sedang mengadakan pameran di sekolah mereka. Bukan hanya ekskul lukis, tapi semua ekskul yang menghasilkan, seperti robotik, kesenian dan banyak ekskul lainnya.
Hari ini adalah hari ulang tahun SMA Arven, dan sekolah sedang mengadakan lomba antar sekolah. Itu sebabnya sekolah juga mengadakan pameran, sekalian memperlihatkan karya karna anak SMA Arven.
"Wah, ini bagus sekali lukisannya, ini berapa harganya ini?" tanya salah satu guru bersama dengan anak-anak muridnya di belakang. Al yang ada di sebelah Tessa berdiri dari duduknya lalu melayani Ibu itu.
Bara menghampiri Tessa yang sedang mengipas dirinya dengan sobekan kotak air mineral. Tessa memperlihatkan senyumannya lalu memberikan tempat untuk Bara duduk.
"Capek?" tanya Bara basa-basi, tapi mukanya dan nadanya tetap datar. Tessa menggeleng sabagai jawaban.
"Gak boleh capek, harus kuat," ujarnya semangat seraya mengepalkan tangan di udara membuat Bara terkekeh.
Bara mengambil tisu yang disediakan di atas meja dan membersihkan keringat yang mengalir di kening Tessa. Perilaku Bara yang tak terduga membuat jantung Tessa berdetak lebih kencang. Wajah Bara begitu dekat dengannya.
Tak berselang lama, Bara menarik badannya kembali kebelakang dan meletakkan sampah itu di tempat sampah yang ada tak jauh di belakang mereka.
"Udah minum?" tanya Bara. Begitulah cowok itu, walapun dia masih kaku, datar dan tak pernah mengucapkan kalimat manis untuk mengungkapkan perasaannya seperti pasangan yang kebanyakan, tapi Bara punya cara tersendiri mengungkapkan perasaannya pada Tessa, salah satunya ini. Perhatian sekali.
"Udah tadi, Bara udah belum? Ni mimun
buat kamu." Tessa mengambil botol air mineral di kursi belakangnya lalu memberikannya pada cowok di sebelahnya, sambil berusaha menghilangkan kegugupannya akibat perilaku Bara barusan."Makasih," ujarnya lalu meminum air itu, dia memang haus dari tadi belum minum. Bara meneguk air dengan kepala sedikit menengadah membuat jakunnya naik turun akibat meminum air.
Tessa terus memperhatikan Bara seperti itu. Tak berpaling sedikitpun dari cowok itu walaupun Al dari tadi memanggilnya.
"Tessa," panggil Al lebih keras. Tessa tersadar dari lamunannya dan menoleh pada Al.
"Iya Kak Al, kenapa?" tanya Tessa. Al tersenyum melihat tingkah Tessa, pasti habis merhatiin Bara dan terciduk oleh Al.
"Ini uangnya, gabungin aja semuanya dulu, nanti acaranya selesai kita hitung," kata Al memberikan uang yang ia pegang pada Tessa, tanpa banyak bicara lagi Tessa mengambilnya dan meletakkan di tas yang ia sandang dari tadi pagi.
Sudah lumayan banyak uang yang mereka dapatkan hari ini, baru tiga jam mereka di sini, dari jam delapan pagi tadi sampai sekarang jam sebelas.
Tessa kembali memusatkan perhatiannya pada Bara, karna cowok ini selalu mencuri perhatiannya. Entah mengapa Tessa bisa suka pada Bara, tapi yang harus kalian semua tau, suka dan cinta sama orang itu gak ada alasannya.
"Tessa, gue beli makanan dulu ya, buat kalian," ucap Al lalu berlalu meninggalkan Tessa. Belum sempat padahal Tessa mengatakan iya, tapi ya sudah lah, Al juga udah pergi.
"Bara," panggil Tessa. Tidak tau apa yang mau dia bilang pada Bara, tapi dia tetap aja memanggil Bara.
"Apa?" tanya Bara datar, wajah cowok itu sama datarnya dengan ucapannya, tapi bedanya dengan dulu itu dia gak tajam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRISTE [TAMAT]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini cerita Albara Samudra, cowok ganteng, irit bicara, cool dan dingin dengan Tessa Kalila, cewek cantik, ceria dan cerewet. Tessa, sejak pertama kali bertemu dengan Bara, Ia langsung menyukainya tapi Bara sama sekali tak ingin...