18. Pulang Bareng

685 260 136
                                    

vote komennya dulu dongg

!!!

"Bara, pulang bareng yoook." Suara melengking dan cempreng itu kembali mengganggu Bara. Karna dia Bara harus menunda menghidupkan mesin motor.

"Iyaa yaa, pulang bareng yaaa." Tessa kembali bertanya dengan paksaan. Dia melihat muka datar Bara yang tidak bereaksi apapun.

"Baraa boleh dong pulang bareng, sekali ini aja koook," ucapnya lagi dengan nadan memaksa sambil mengguncang-guncangkan tangan Bara.

Bara berdecak. "Ck, gak," jawabnya singkat lalu menghidupkan mesin motornya berniat meninggalkan Tessa.

"Yah, mau hujan Bara, sekali ini aja kok, besok gak lagi, Quenza udah pulang, masa gue jalan kaki," katanya dengan nada pilu yang bisa membuat siapa yang mendengar gak tegaan. Tapi tidak dengan Bara.

Ia tetap melajukan motornya meninggalkan Tessa yang sedang berteriak memanggil namanya. Cowok itu memasang telinga tuli pura-pura tak mendengar padahal dia sangat dengar sekali.

Tiba-tiba gemuruh dengan kuat berbunyi membuat Tessa langsung berteriak kuat dan Bara menghentikan mesin motornya, mereka terkejut.

Tessa langsung memandang langit yang sudah galap dan memeluk dirinya sendiri, siap-siap masuk ke dalam neraka, ia berjalan dengan kepala menunduk menuju rumah, tapi belum sampai lima langkah, Bara menghentikan motornya tepat di depan Tessa.

"Naik." Singat tapi mampu membuat senyuman Tessa kembali berseri. Tessa langsung naik dan memeluk Bara dari belakang. Modus dong, kan gak pernah, baru sekali ini.

Dan baru sekali ini juga Albara Samudra membonceng cewek di jok belakangnya. Pasti ini akan jadi berita hot dan terpopuler besok. Tessa gak bisa bayangin gimana ucapan ucapan cewek-cewek besok.

Bara melajukan motornya agar lebih kencang dari biasanya, agar hujan tidak segera turun dan bisa membawa cewek ini pulang sebelum hujan turun, tapi itu tidak bisa terjadi, karna baru beberapa meter meninggalkan sekolah, hujan langsung dengan deras turun membuat Bara mau tidak mau menghentikan motornya untuk berteduh.

Mereka menunggu hujan reda tanpa ada yang berbicara. Hanya suara hujan yang berbunyi nyaring. Percikan-percikan hujan itu juga mengenai sepatu Tessa karna tempat mereka berteduh cukup kecil dan untungnya ada kursi panjang dari kayu di sana, dan di situlah mereka duduk.

Tessa menggosokkan tangannya karena dingin, sampai menusuk ke tulang. Lebay sih tapi memang benar. Dingin banget.

Bara menoleh ke samping, Tessa sudah memeluk dirinya sendiri dengan tangannya, rambutnya pun sudah basah juga seragamnya. Gimana kalau Tessa pulang jalan kaki tadi, tambah basah dia.

Bara melepas jaketnya lalu memberikannya ke pundak Tessa tanpa suara. Tessa langsung menoleh ke arah Bara. "Gak usah Bar, lo pasti kedinginan." Tessa menolek tapi Bara tetap memaksa.

Tessa hanya membuang nafas pasrah. Percuma dia nolak, Bara pasti akan tetap memaksa karna cowok itu gak suka dibantah. Mendingan Tessa pake aja ya. Sekalian modus juga, wangi loh.

Tidak ada yang memulai pembicaraan. Tessa dan Bara sama sama hanyut dipikiran masing-masing. Hujan yang sangat lebat itu belum juga mereda. Dan mereka juga tak bisa memulai jalan kalau masih gini keadaannya.

Tessa menguap, dia ngantuk, tapi masih bisa bangun kok. Bara menyandarkan kepala Tessa di bahunya. Tessa langsung tersentak dan memandang Bara.

"Tidur aja," ujar Bara singkat membuat Tessa langsung mengangguk dan meletakkan kepalanya di bahu Bara kembali. Setelah pulang dari sini dia tidak akan bisa tidur nyenyak. Mamanya pasti akan memarahinya dan menyuruhnya bekerja, sebagai tugas dan hukuman karna sudah pulang lama.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang