vote komen dulu dongg
!!!
Tessa merebahkan badannya di sofa, setelah menyelesaikan semua tugas hariannya, akhirnya dia bisa juga bersantai, tapi belum bisa tidur meski jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Tessa akan menunggu Mamanya pulang dulu, seperti biasa, Mamanya akan pulang larut malam, entah apa yang dilakukan Mamanya di luar sana.
Meski Tessa sering menasehati Mamanya, tapi tetap saja tidak berpengaruh bagi Mamanya, mana mau Mamanya mendengar nasehat Tessa, jangan kan nasehat, perkataan Tessa aja tak pernak Mia dengar.
Suara kendaraan berbunyi di depan halaman membuat Tessa langsung menghampiri pintu, sudah di pastikan itu Mia yang baru saja pulang.
Lagi-lagi dan lagi, keadaan mamanya saat pulang sudah mabuk. Aroma alkohol semakin semerbak saat Tessa mendekati Mia. Setiap hari selalu seperti ini, Tessa tidak bisa melakukan apapun lagi, dia sudah lelah selalu menasehati.
Tanpa disuruh, Tessa melepaskan sepatu Mia dan membopong tubuh Mia ke kamarnya. "Mama dari mana aja sih Ma? Aku khawatir Mama pulang malam terus," ujar Tessa sambil membawa badan Mia yang sudah tak berdaya.
"Apa urusan kamu, dan ingat satu lagi, saya bukan Mama kamu!" bantah Mia antara sadar dan tidak.
"Kamu itu pengganggu, kamu itu bukan anak saya, ingat itu, kamu itu tidak diharapkan, saya gak pernah ingin kamu ada, saya tidak suka dengan kehadiran kamu," ujar Mia meracau, sudah dipastikan jika orang mabuk pasti perkataannya tidak berbohong.
Tessa hanya bisa menarik nafas pasrah, Mia selalu saja begitu. Tidak pernah menganggapnya ada, sejak dia kecil dia dirawat oleh pembantunya.
"Saya tidak sudi punya anak seperti kamu, saya tidak menginginkan kehadiran kamu," lanjut Mia lagi sambil terus berjalan ke kamarnya mengikuti Tessa.
Mia dan Papa Tessa menikah tanpa cinta, dan orang tua mereka memaksa mereka memiliki anak, orang sering sekali menikahkan anak mereka karna urusan bisnis, itulah yang terjadi antara Mama Tessa dan Papa Tessa.
Itu sebabnya Mia tidak pernah menginginkan adanya Tessa, dia tidak mencintai Papa Tessa, tapi untung lah Papa Tessa menyayangi Tessa, tapi itu tak bertahan selamanya.
"Ma, kapan Mama mau sayang sama Tessa Ma? Tessa cuma butuh kasih sayang dari Mama yang selalu anak lain dapatkan dari orang tuanya," ujar Tessa mengeluarkan segala uneg-unegnya.
Sudah lama dia selalu mengatakan ini pada Mia, tapi Mia itu tidak pernah ingin mendengarkannya. Mana pernah Mia meluangkan waktu untuk berbicara sebentar saja padanya.
Mia hanya terdiam kali ini, entah karna reaksi allohol itu terlalu besar atau karna ucapan Tessa barusan.
"Ma, badan Mama panas Ma, ayo istirahat dulu," kata Tessa meletakkan Mia di kasurnya dan menyelimutinya, setelah itu dia berjalan ke dapur dan mengambil kompres beserta air dingin.
Setelah selesai mengambil, Tessa duduk di tepi kasur Mia dan mengompres Mia dengan telaten. Mia hanya diam, tak berniat menolak seperti biasa.
"Mama udah makan belum Ma? Tessa ambilkan makanan ya Ma?" tanya Tessa tapi dia tidak mendengarkan ucapan Mia, dia langsung berjalan ke dapur dan membuatkan bubur untuk Mia.
Setelah bubur itu masak, Tessa berjalan ke kamar Mia dan mendudukkan tubuh Mia, tanpa banyak bertanya, Tessa menyuapi Mia makanan. Tubuh Mia sudah melemas.
"Ma, ayo makan dulu Ma, biar Mama cepat sembuh," ucap Tessa sambil mengodorkan sendok berisi bubur itu di depan Mia.
Tidak menolak lagi, Mia memakannya membuat senyum Tessa mengembang, tidak pernah Mia seperti ini sebelumnya, Mia seperti ini dengan Tessa saja sudah membuatnya bahagia, apalagi kalau Mia memberikan kasih sayangnya juga pada Tessa.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRISTE [TAMAT]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini cerita Albara Samudra, cowok ganteng, irit bicara, cool dan dingin dengan Tessa Kalila, cewek cantik, ceria dan cerewet. Tessa, sejak pertama kali bertemu dengan Bara, Ia langsung menyukainya tapi Bara sama sekali tak ingin...