vote komennya dulu dong
!!!
"Gak mungkin Bara ninggalin gue, semua ini gak mungkin." Langit meninju dinding yang ada di depannya mendengar berita barusan membuat tangannya memar. Itu tak ia pikirkan, karna kini pikirannya tertuju pada Bara.
"Gak mungkin kan Bara meninggal? Semua cuma bohong!" seru Regal tak terima lalu menatap dokter tak percaya.
"SEMUA CUMA BOHONG AJA KAN? BARA GAK MUNGKIN MENINGGAL." Regal mencekram kerah baju dokter itu dengan kuat.
"SAHABAT GUE GAK MUNGKIN NINGGALIN GUE!" seru Regal lagi, dokter melepaskan tangan Regal dengan tenang, cowok ini benar-benar hancur mendengar berita ini.
"Mohon maaf, tapi pasien memang sudah meninggal," ujar dokter lagi, membiarkan semua orang yang mendengarkan berita itu mengeluarkan semua kesedihannya.
"DOKTER BOHONG! BARA MASIH HIDUP, CEPAT SELAMATKAN BARA DOKTER!" perintah Regal tapi Reivan menghampirinya dan langsung menenangkan cowok itu.
"DOKTER INI SALAH VAN, BARA GAK MUNGKIN MENINGGAL, DIA MASIH HIDUP DAN BAKAL BOLOS SAMA KITA LAGI!" sarkas Regal. Reivan berusaha menarik cowok yang bentuknya sudah tak karuan itu.
"Bara udah ga-"
"DIAM LO VAN! BARA GAK MUNGKIN NINGGALIN GUE!" Regal memotong ucapan Reivan.
"REGAL! BARA UDAH GAK ADA GAL!" bentak Reivan membuat Regal menatapnya tajam.
"LO JANGAN NGOMONG GITU VAN! DOKTER INI SALAH, DIA SALAH LIHAT, ITU BUKAN BARA, GUE YAKIN ITU BUKAN BARA," bantah Regal lagi masih tidak percaya dengan apa yang dokter katakan.
"Dia udah pergi ninggalin kita Gal, lo harus kuat, kita semua harus kuat." Reivan berucap dengan lirih. Regal menatapnya dengan air mata yang jatuh di pipinya.
"Bara gak mungkin meninggal, lo jangan percaya sama dokter ini Van, Bara masih bangun Van, Bara masih hidup," ujar Regal lagi.
Mendengar perkataan Regal barusan, air mata yang Reivan tahan dari tadi langsung luruh. Regal yang ceria tidak pernah seterpuruk ini sebelumnya.
"Gal, Bara udah gak ada Gal." Kini giliran Ardhan yang menenangkan cowok itu. Ia menghapus kasar air matanya.
"LO KENAPA PERCAYA JUGA SIH DHAN? BARA ITU MASIH HIDUP, DIA MASIH HIDUP ANJIR!" seru Regal lagi. Dia berjalan mendekat ke tubuh Bara yang sudah terbujur kaku.
"Bara, bangun Bar, Bara lo masih hidup Bar, ayo buka mata lo Bar, ayo kita bolos sama-sama lagi," ujar Regal dengan pelan. Bahunya bergetar hebat. Regal rapuh, sangat rapuh mendengar kenyataan ini.
"BARA BANGUN BAR!" titah Regal tapi cowok itu tetap diam di tempatnya.
"Siapa yang bakal nyalaihin gue lagi? Siapa yang bakal peringatin gue lagi? Siapa yang bakal natap tajam gue lagi? Bar bangun Bar." Regal menyandarkan punggungnya ke dinding, dia berucap dengan penuh nada penyesalan.
"Udah Gal, jangan gini, Bara gak akan tenang kalau lo gini," ucap Ardhan, dia berusaha tegar meski hatinya sangat hancur mendengar berita ini.
Regal berjalan ke arah Langit, cowok itu sama terpuruknya dengan dirinya. "Lang, lo gak percayakan Bara udah meninggal? Dia masih hidup kan Lang? Lo percaya dokter itu bohong kan Lang," ujar Regal dengan nada rendah.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRISTE [TAMAT]
Ficção Adolescente(PART MASIH LENGKAP) Ini cerita Albara Samudra, cowok ganteng, irit bicara, cool dan dingin dengan Tessa Kalila, cewek cantik, ceria dan cerewet. Tessa, sejak pertama kali bertemu dengan Bara, Ia langsung menyukainya tapi Bara sama sekali tak ingin...