19. Siska Berulah

637 233 135
                                    

vote komennya siss

!!!

"Tessa, ada yang nyariin lo tuh di belakang sekolah," teriak salah satu teman sekelas Tessa sambil masuk ke kelasnya.

"Siapa?" tanya Tessa sambil menatap cewek itu penasaran.

"Lo lihat aja sendiri," jawab cewek itu dan duduk di kursinya.

Siapa yang mencarinya pagi-pagi begini? Orang yang datang juga belum banyak, sudah lah, dari pada Tessa penasaran, mending dia ke sana sekarang.

Tessa mengayunkan kakinya ke arah yang dikatakan oleh cewek tadi. Ia mengedarkan pandangannya, masih sepi. Tidak ada siapapun di sini.

"Siapa yang cari gue? Gak ada," kata Tessa bermonolog sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh taman belakang. Apa cewek tadi cuma jahilin dia?

"Gue." Tiba-tiba Siska dan dua temannya keluar dari belakang Tessa dan berdiri tepat di depannya, ia tersenyum miring membuat bulu kuduk Tessa tegak. Kayak hantu aja. Dasar manusia ular.

"Ngapain lo cari gue?" tanya Tessa dengan nada yang tidak santai. Ia menjauh dari Siska yang semakin mendekat ke arahnya.

Siska melipat kedua tangannya di depan dada, masih diam, dia enggan untuk berbicara, masih menatap Tessa dengan sinis dan senyuman devilnya.

"Ngapain sih lo, cepat lah," desak Tessa sudah tidak sabar. Ntah apa yang mau cewek di depannya ini katakan, kenapa gak langsung aja sih, kenapa harus sengak begaya dulu? Tessa itu sibuk, ngerti gak sih?

"Lo udah pernah gue ingatin kan?" kata Sisika memulai pembicaraanya. Ia berjalan mengelilingi Tessa yang sedang berfikir.

"Gue suruh lo gak usah dekat dekat Bara kan?" lanjutnya masih memutari musuhnya ini, dia sudah mencap Tessa sebagai musuhnya, lihat saja apa yang bisa ia lakukan pada gadis ini.

"Tapi lo masih juga dekat sama dia, tapi lo masih juga ngajak dia makan, dan lo berani beraninya pulang sama Bara." Siska mencekram kuat dagu Tessa hingga kuku kuku panjangnya menancap di kulit cewek ini.

Siska tau, kemarin sore Bara mengantarkan Tessa pulang, dan berita itu sudah menyebar ke seluruh sekolah, teman Siska satu lagi yang telah memoto mereka dan meletakkan beritanya di mading sekolah dan Siska tidak menyukai hal itu. Kalau saja temannya tidak telat pulang kemarin maka dia tidak akan mengetahui hal ini.

"Lo berani dekat sama dia maka lo juga harus berani menanggung akibatnya," ucap Siska sambil menghempaskan kepala Tessa membuat rambutnya terurai menutupi kepalanya.

Tessa menegakkan kepalanya lalu menatap nyalang ke arah Siska. "Emang apa yang bakal lo lakuin?" tantang Tessa sudah dalam amarah.

Siska mengepalkan tangannya dan ingin menampar cewek ini tapi Tessa berhasil menghalanginya. "Cuma nampar? Gue gak takut," kata Tessa dengan nada tantangan.

Amarah Siska makin memuncak membuat dia langsung mengeluarkan gunting dari roknya. Ia menggunting-guntingkan angin tepat di depan muka Tessa. "Ini." Siska tersenyum penuh arti membuat Tessa langsung mundur seketika.

"Mau apa lo," kata Tessa berusaha mundur tapi Siska maju, Tessa takut, cewek di depannya ini bisa saja berbuat yang enggak-enggak kan? Manatau dia gak waras. Bisa jadi.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang