1. Hukuman

2K 857 488
                                    

vote komeeeeen banyak banyak yaaaa

!!!

"Jangan rambut gue juga kali," ujar Regal menghempaskan tangan Ardhan yang memegang rambut jambul kesayangannya.

"Sensi amat lo," ucap Ardhan sedikit kesal lalu bergeser ke arah Bara.

"Langit, mana oleh-oleh dari lo. Cepat keluarkan." Regal mengambil tas Langit tanpa seizinnya dan mengeluarkan semua isi tas itu.

Hanya buku yang ada di dalamnya, dan satu pena. "Mana oleh-olehnya Lang?" tanya Regal.

Langit memandang malas ke arah Regal. Orang baru pulang dari luar negri juga langsung diserbu, kalau ayahnya tidak memaksa dia sekolah tadi, pasti dia tidak akan sekolah. Baru pulang jam sepuluh malam dan paginya sekolah, kalau bisa dia libur tiga hari, akan dia lakukan, tapi ayahnya melarangnya untuk libur.

"Kalau mau, kalian ke rumah gue langsung," kata Langit dengan nada lesu.

Regal tersenyum senang ke arah Langit. "Kami pasti datang nantiiii. Oleh-oleh mah, ngapain disia-siain."

"Iya gak Van," lanjutnya menepuk pundak Reivan.

"Yoi bro," jawab Reivan semangat.

"Bar, lo ikut kan?" tanya Ardhan pada orang di sebelahnya yang dari tadi hanya diam saja mendengar ucapan teman-temannya. "Hm." Ia hanya berdeham saja untuk menjawab.

"Woooi, Pak Broto maraaah," teriak seseorang yang baru saja masuk ke kelas 11 IPA 5 itu. Teriakan itu membuat semua yang ada di kelas itu heran. Kenapa Pak Broto marah?

"Ngapa Pak Broto emangnya?" tanya salah satu siswa yang masih duduk di atas meja.

Siswa yang tadi berteriak langsung menghampiri bangkunya dan berteriak lagi. "DUDUK LO DULU NTAR KENA MA-"

"KALIAN SEMUA DUDUUUUUK." Teriakkan itu berasal dari ambang pintu 11 IPA 5 memotong ucapan siswa itu. Semua tatapan siswa itu menuju ke pintu. Guru berambut keriting dengan kacamata dan buku seperti cacatan hutang itu masuk ke kelas yang siswanya sedang kaget itu.

Ada kertas kertas juga yang ia pegang, sepertinya itu kertas ujian kemaren. Jangan jangaaaan.

"Pak bukannya kami gak belajar sama Bapak ya Pak? Kok Bapak ke kelas kami?" Regal bertanya tanpa takut dengan muka memerah dari guru di depan kelas itu.

"DIAM KAMU," teriak guru yang sepertinya sudah berusia 55 tahun itu, dan 5 tahun lagi akan pensiun.

Regal kesal, ia turun dari atas meja lalu duduk di kursinya dengan muka masam. "Tapi kenapa ba-"

"DIAM KAMU REGAAAL," sarkas Pak Broto meletakkan bukunya di atas meja lalu mengambil kertas-kertas itu dan melangkah ke arah Regal dan memukul penghapus papan tulis di meja Regal.

"Bapak kenapa marah-marah Pak?" tanya Regal dengan muka longornya. Pak Broto memperlihatkan kertas itu ke depan muka Regal, sangat dekat dengan mukanya.

"Pak ini apa, mana bisa saya bacanya Pak." Pak Broto berdecak sebal melihat anak muridnya yang satu ini.

"NILAI DAN JAWABAN KALIAN BEREMPAT SAMA! NYONTEK SAMA SIAPA KALIAN?!" seru Pak Broto lagi sambil menunjuk Regal, Ardhan, Reivan dan Bara.

Regal, Ardhan, Reivan dan Bara saling pandang. "Saya Pak," ucap Bara santai.

"KAMU LAGI KAMU LAGI, KENAPA KAMU KASIH JAWABAN KAMU SAMA MEREKA. SEKARANG KALIAN HORMAT DI LAPANGAN SAMPAI JAM PELAJARAN HARI INI HABIS, KALAU TIDAK BEGITU MAKA KALIAN TIDAK AKAN JERA! CEPAT!" teriak Pak Broto lagi sampai urat urat lehernya timbul ke permukaan.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang