30. Rasa Sakit

680 105 132
                                    

vote kennya duluu

!!!

Tessa keluar dari tendanya, dia ingin mencari P3K karna kakinya belum diobati dari tadi, dia tidak mau saat Carissa memaksanya.

Di luar sudah sepi karna semua sudah masuk ke tenda masing-masing untuk istirahat. Tessa berjalan ke arah tenda pertolongan dan mengambil P3K di sana.

Ia duduk di salah satu batang pohon dekat api unggun yang masih sedikit berasap, berada di tengah-tengah tenda mereka semua.

"Ngapain lo." Tessa menoleh ke samping, terdapat Bara yang berdiri sambil menatapnya. Tessa mengangkat sedikit kotak P3Knya membuat Bara mengerti.

Tanpa diminta, Bara duduk di sebelah Tessa. Tessa tak mempedulikannya walau sebenarnya jantungya sedang tidak aman sekarang. Tessa menoleh ke Bara yang menatapnya teduh, tak biasanya.

Jantung Tessa samakin bertalu-talu saat Bara meraih tangannya dan mengambil kotak P3K itu dari tangannya. Ia mengambil alkohol dan membersihkan luka di kaki Tessa, memang kaki Tessa sudah tak sesakit tadi lagi.

Tanpa berbicara ataupun menolak, Tessa membiarkan Bara malakukannya, entah ada angin dari mana Bara mau melakukan ini untuknya. Senyuman terbit dari mulut Tessa.

Bara dengan telaten, padahal harusnya sakit karna lukanya agak besar, apalagi kalau terkena obat merah, tapi Tessa tidak merasakan apapun, karna baginya, Bara adalah obatnya.

"Bar, makasih ya, lo hari ini baik banget sama gue," kata Tessa setelah Bara selesai membersihkan lukanya di tangan, dan terakhir di muka. Wajah Bara sangat dekat dengannya.

Bara langsung memandang manik mata Tessa yang teduh. "Gue cuma kasihan." Pupus sudah harapan Tessa bahwa Bara juga menyukainya. Memang sepertinya Bara tidak pernah menyukainya.

"Tapi kalau kasihan gak kaya gini juga Bar. Lo rela jeput gue dan tolongin gue, lo gendong gue buat jalan dan sekarang lo obati gue." Tessa ingin membela dirinya, manatau Bara akan mengakui perasaannya sekarang pada Tessa.

"Lo ingat gue ketua lo?" Lima kata itu membuat Tessa berfikir. Bara adalah ketua kelompok lima. "Karna gue yang tanggung jawab, kalau lo kenapa-nap gue yang kena." Lanjutnya ketus. Bara meletakkan obat itu kembali di kotak P3K lalu berjalan meninggalkan Tessa.

Tepi sebelum dia benar benar meninggalkan Tessa, Bara kembali berbalik badan. "Jangan terlalu berharap sama gue, karna gue udah bilang, gue gak suka sama lo."

Tessa menghembuskan nafas pasrah, susah sekali membuat Bara luluh dengannya. Sudah berbagai cara Tessa lakukan untuk Bara tapi tetap saja Bara tidak goyah sedikitpun.

Tessa bejalan ke tendanya dengan lesu lalu mulai beristirahat, sementara Bara, cowok itu masih berdiri di tenda pertolongan dan memandangi Tessa.

"Maaf Tess," lirihnya melihat Tessa teduh.

!!!

"Kenapa gak becus banget sih jadi orang," omel cewek berambut sepunggung sambil melipat tangannya di depan dada dengan kesal kepada Ghina yang sedang menunduk.

"Ya mana gue tau kalau Bara bakal nyari dia," katanya membela diri sendiri. Cewek itu menatap cewek berambut sepunggung itu dengan takut-takut, lalu beralih ke cewek disebelahnya.

"Lo juga salah, ikatnya gak terlalu jauh," lanjutnya pada cewek di sebelah cewek yang kesal tadi.

"Lah kok gue," sanggah cewek yang dituduh dengan muka kesal dan mulut cemprengnya. Dia tidak mau disalahkan dalam hal ini.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang