27. Karna Kayu Bakar

540 127 124
                                    

votenya komennya bund

<<<

Tessa turun dari bus bersama teman-temannya, Carissa, Vania, Quenza dan Laura. Mereka akan membuat tenda yang isinya satu tenda itu lima orang. Mereka mencari tempat yang bagus untuk membangun tenda. Tenda anak cowok sebelah kiri dan anak cewek di sebelah kanan.

Setelah selesai membangun tenda yang memerlukan waktu yang sangat panjang dan tenaga yang sangat besar itu, mereka membagi tugas. Tessa mencari kayu bakar bersama Carissa. Laura mengambil air dan mencuci beras lalu tugas Vania dan Quenza memasak. Vania dan Quenza itu sebenarnya gak bisa disatuin, tapi gimana lagi, mereka maksa.

Tessa dan Carissa berjalan ke arah hutan-hutan yang banyak kayu bakarnya, mereka menyepatkan jalan mereka agar Vania dan Quenza bisa cepat masak.

Tessa melihat ada Bara bersama Reivan ada di sana juga mencari kayu bakar. Tessa dengan semangat menghampirinya pura-pura mencari kayu bakar di dekat situ, Carissa juga mengikutinya, mau lihat bebeb Reivan emes. Kalau bucin mah susah.

Bara merasakan sesak pada dadanya, ia sedikit menepi ke arah lain agar tidak ada yang melihatnya, tapi dugaannya salah, Tessa sudah berdiri dengan tegap di sampingnya. Dan Reivan juga Carissa sudah mencari kayu bakar di tempat lain.

"Hai Bara, mau dibantuin gak?" tanya Tessa menawarkan bantuan. Entah apa yang cewek itu pikirkan. Padahal tugasnya saja belum dia selesaikan.

"Gak," jawab Bara singkat berusaha untuk kuat karna kakinya seolah tak bisa menopang badannya lagi. Bara merasa lelah padahal baru saja mencari kayu bakar.

Tessa yang melihatkan muka Bara merasa heran, biasanya cowok itu mukanya datar, tapi kenapa sekarang malah seperti menahan susatu? Tessa mendekat lalu memegang tangan Bara.

"Bara kenapa?" tanya Tessa khawatir, dia khawatir dengan kondisi Bara sekarang, cowok itu mencari pohon dan menopang badannya mengunakan tangan di sana.

"Jangan pegang gue," kata Bara dingin dan datar membuat Tessa langsung terkejut. Dalam keadaan Bara yang seperi ini dia masih juga membentak Tessa dan bersikap seperti itu padanya.

"Tapi Bara, lo kayaknya sakit, istirahat dulu yok," ucap Tessa lagi, masih belum menyerah. Bara menatapnya tajam, tak suka dengan perilaku dan kata-kata cewek itu.

"Sok tau lo, pergi, jangan ganggu gue," ucapannya tambah dingin Tessa jadi takut, Carissa entah pergi kemana bersama Reivan, pasangan bucin itu kalau udah ketemu gak tau dunia deh, perginya sama siapa pulangnya sama siapa.

"Tapi Bar, badan lo kayaknya capek," kata Tessa lagi masih bersikukuh dengan pendapatnya.

"PERGI!" bentak Bara dengan keras, Tessa langsung tersentak kaget, suaranya terlalu besar dan dingin, itu artinya Bara memang tak ingin diganggu saat ini.

"Pergi gue bilang. Jangan dekat gue lagi," lanjut Bara agak sedikit merendahkan suaranya. Tessa menghembuskan nafas pasrah, Bara memang keras kepala.

Sudah nampak mukanya yang kelelahan gitu dan Tessa mau bantuin ke tenda tapi dia malah gak mau, dia juga nahan badannya pake pohon.

"Tapi di sini gak ada orang Bara, nanti lo kenapa-napa," kata Tessa hati-hati seraya melihat kesekitar. Tak ada satupun orang di sana, sepertinya mereka sudah telat.

"GUE BILANG PERGI YA PERGI," ujar Bara lagi dengan kesal, lama-lama bisa tensian orang di dekat Tessa kalau gini terus. Bara sudah tidak tahan, ia meremuk kulit pohon yang ada di genggamannya. Tapi ia berusaha untuk terlihat biasa saja di depan Tessa. Jangan sampai dia tau.

Tessa menunduk, ia harus membiarkan Bara sendiri di sini dalam kondisinya yang seperti ini. Dengan berat hati, Tessa berjalan meninggalkan Bara. "Hati-hati ya Bara, gue tau lo orang kuat. Siap ini istirahat, makan juga yang bayak," katanya tanpa melihat kebelakang.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang