34. Kenapa Bara?

518 77 123
                                    

vote komennya dong

!!!

"Gimana keadaan Bara Dok?" tanya Morza setelah dokter selesai memeriksa Bara. Ia mendekati dokter yang sedang duduk di mejanya.

"Silahkan duduk dulu." Dokter menunjuk kursi yang ada di depannya lalu Morza duduk di sana, ia melihat Bara sebentar yang berada di atas brankar.

Dokter menghembuskan nafas pasrah. "Bara sudah bertahan dua tahun, dan keadaannya saat ini sudah masuk ke tahap tiga," ujar dokter memulai pembicaraan. Bara dapat mendengarnya, tubuhnya sangat lemah saat ini.

"Dia sering minum obat kan?" tanya dokter pada Morza, Morza mengangguk. "Saya yang sering ingetin Dok."

"Organnya gak berfungsi dengan baik saat ini, itu makanya Bara sering lebam-lebam, Bara jadi sering lelah, lemah, muntah-muntah, badannya sering bengkak-bengkak," jelas dokter sambil melihat Bara yang juga dengan melihat dirinya.

Memang benar itu semua, Bara mengalami itu semua dari dua tahun yang lalu, tapi saat ini penyakitnya tambah bersar menggerogoti badannya.

"Pangobatan yang bisa dilakukan hanya minum obat, karna dokter-dokter belum bisa menemukan bagaimana cara mengganti organ itu," lanjut dokter lagi.

"Jadi Bara gak bisa disembuhkan Dok?" tanya Morza dengan bahu yang sedikit bergetar menahan tangis.

Dokter menghembuskan nafas panjang. "Bara ini orang kuat, orang lain yang berpenyakit seperti dia saja sudah lama lewat, dan Bara, sudah dua tahun dia kuat dengan penyakit ini, saya bangga sama dia," ujar dokter lagi.

"Lakukan apapun Dok, biar Bara bisa sembuh Dok, saya pingin dia sembuh dan jalani aktivitasnya kaya biasa lagi Dok." Morza memohon pada Dokter dengan mongguncang guncangakan tangannya.

"Bara hanya bisa meminum obat itu, dan melakukan pemeriksaan setiap sehari tiga kali. Dan kita hanya bisa berdoa biar tuhan bisa memanjangkan umurnya." Dokter melihat wajah kekecewaan di mata Morza. Air matanya sudah terjun bebas ke pipi mulusnya.

"Berapa lama lagi-kira kira Dok?" tanya Bara dengan lemah, dokter tau kemana arah pembicaraan Bara. Dia sedang bertanya dengan sangat lemah, bahkan tadi saat masuk rumah sakit dia dibawa menggunakan kursi roda.

"Sebulan."

!!!

"Bara, gak usah deh main basket," ujar Morza ingin menghalangi Bara tapi Bara tetap saja memaksa. Dari tadi Morza menghentikannya dan dari tadi juga keras kepalanya tak ingin mengalah.

"Mor, cuma ini yang bisa gue lakuin lagi, gue gak tau harus gimana, dan gue gak mau kelihatan lemah di mata semua orang, mereka bakal tau Mor," jelas Bara menyakinkan Morza.

"Tapi Bar, nanti lo kenapa-napa gimana?" tanya Morza masih belum yakin dengan keadaan Bara, dia baru pulih hari ini dan langsung ingin main basket.

"Ada lo yang jagain gue Mor, gue gak akan kenapa-napa, mereka juga bakal jagain gue," ucap Bara lagi, mau tidak mau Morza harus membiarkan Bara melakukan apa yang ia suka, asalkan jangan berlebihan.

Satu hal yang harus kalian tau, Morza dan Bara bukan pacaran, mereka hanya bersahabat. Bukan seperti yang kalian lihat bahwa mereka pacaran dan Tessa sebagai orang ketiga ya.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang