vote komennya dulu woiii
!!!
Regal mengerjap-ngerjapkan matanya, dia terbangun karna goncangan yang kuat dari bus yang mereka naiki. Regal memandang ke samping, Pak Broto dengan mengorok sedang bersandar di bahunya.
Ini sunggu kesempatan emas bagi Regal, karna cowok itu penasaran dengan tahi lalat besar yang ada di pipi Pak Broto kok ada bulunya, itu yang selalu Regal pikirkan.
Dengan tanpa banyak berfikir lagi, cowok berjambul itu langsung menarik bulu di tengah tahi lalat Pak Broto.
"ADUUUUH," teriak Pak Broto langsung terbangun dan memegang pipinya. Regal sudah mendapatkan bulu itu sekarang, dia itu selalu geram melihat bulu ini.
"KAMU APA-APAAN REGAL," teriak Pak Broto dengan amarah semakin memuncak, semua yang tertidur di bus itu lansung terbangun karna teriakan itu, termasuk Tessa.
Tessa mengerjapkan pandangannya lalu menguap dan langsung melihat kesamping. "Kak Al," panggilnya tapi itu bukan Aldito, itu Bara, sedang menatap dirinya.
Tessa langsung terkejut, ia mengucek-ngucek matanya, gak mungkin kan, tapi dia tidur di bahu Aldito loh, bukan bahu Bara, lah kenapa waktu dia bangun kok Bara yang di sini? Atau Tessa masih mimpi?
Tessa langsung memukul-mukul pipinya, sakit, itu artinya dia gak mimpi sekarang dong? Tessa memandang Bara dengan heran, kenapa Bara ada di sini, lalu ia melihat ke bangku seberang, Aldito yang duduk di samping Morza.
Bara tersenyum singkat melihat polosnya anak ini, bahkan dia menunjukkan muka longornya di depan Bara, mulut yang mengagap dan mata yang melotot tak percaya. Gak ada jaim-jaimnya kalau di depan Bara, sumpahlah.
"Kok Bara ada di sini?" tanyanya dengan heran. Bara kembali mendatarkan mukanya dan memandang tajam ke arah Tessa seperti biasa.
"Aldito tadi ada yang manggil, jadi di suruh jagain lo. Gue terpaksa," jawabnya, kan emang benar ada yang manggil, jadi bisa jadi alasan Bara untuk tidak berbohong tapi menutupi alasan sebenarnya kalau Bara yang ingin duduk di sini sekarang. Tapi terpaksanya itu loh yang bohong.
Tessa menghembuskan nafas pasrah, dia terlalu berharap kalau Bara mau duduk dengannya. Tessa memandang jalanan yang sedang mereka lewati dari jendela, belum mau mengganggu Bara untuk saat ini, dia saja masih lelah. Dia hanya ingin memikirkan dirinya sendiri saat ini.
"KENAPA KAMU TARIK BULU SAYA," teriak Pak Broto lagi menggema di seluruh penjuru bus. Bahkan Bapak itu tidak malu dengan supir bus yang menyetir bus itu.
"Ya karna saya geram Pak, setiap saya ngelihat Bapak pasti salpoknya kesitu," jawab Regal santai, emang terlalu santai tu anak, gak pula takut dia.
"SAKIT PIPI SAYA." Pak Broto berdiri dan melepas sepatunya lalu memukulnya pada Regal. Dengan tangan, Regal menutupi kepalanya agar tidak terlalu sakit terkena pukulan Pak Broto.
"Ampun Pak," ujar Regal tapi Pak Broto tetap memukulnya dengan amarah yang sudah meledak ledak. Dia sangat kesal dengan cowok ini, bisa bisanya dia mencabut bulu tahi lalatnya.
"Besok saya hukum kamu di sekolah Regal," kata Pak Bro masih tetap memukul Regal tapi tenaganya tidak sekuat tadi, kelihatannya Pak Broto sudah sesak nafas.
"Iya Pak, besok ajalah Pak hukum sayanya, kasihan kan Bapak capek mukul saya tetap gak jera," jawab Regal membuat Pak Broto menghentikan pukulannya, memang hebat banget anak ini cari alasan. Sungguh mantap, tapi jangan dicontoh yaaa.
"Mana bulu tahi lalat saya." Pak Broto memasang sepatunya lalu mengulurkan tangannya, Regal memberikan bulu itu pada Pak Broto lalu melihat pipi Pak Broto, ada darahnya, jangan dibilang deh, nanti kena marah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRISTE [TAMAT]
Teen Fiction(PART MASIH LENGKAP) Ini cerita Albara Samudra, cowok ganteng, irit bicara, cool dan dingin dengan Tessa Kalila, cewek cantik, ceria dan cerewet. Tessa, sejak pertama kali bertemu dengan Bara, Ia langsung menyukainya tapi Bara sama sekali tak ingin...