49. Menjauh

558 53 62
                                    

vote komennyaa dulu dongg

!!!

Sudah tiga hari semenjak kejadian kemarin Bara seperti menjauh dari Tessa. Pesan tak dia baca, saat Tessa mendekat Bara malah pergi, katanya dia sibuk dan Bara meminta Tessa sedikit menjauh. Entah apa salah Tessa padanya.

Tessa selalu memeriksa HPnya mana tau ada pesan dari orang yang ia rindu, tapi tak ada satu pesan pun dari Bara. Hubungannya dengan Bara juga merenggang dan setiap berangkat dan pergi sekolah, Bara tidak menjemputnya, malah tadi pagi Bara berangkat dengan Siska.

Hari ini Tessa membawakan sarapan untuk Bara, dia baru saja datang dengan senyuman ingin menemui Bara. Sudah seperti setahun Tessa tak berjumpa Bara dan dekat dengannya. Tessa jadi uring-uringan sendiri.

Tessa melangkahkan kakinya ke kelas Bara dengan semangat. Tasnya ia sandang di bahu dan kotak makan biru berisi nasi goreng sedang ia pegang dengan semangat.

Tapi suara dan orang di dalam kelas itu menghentikan langkahnya.

"Kamu cuma kasihan kan sama Tessa?" Siska, cewek itu sedang memeluk Bara dengan erat saat ini, dan bukannya menolak, Bara malah memeluk Siska juga.

"Iya," jawab Bara membuat hati Tessa langsung terasa nyeri. Seperti kenyataan yang menumbuk kuat dirinya. Tubuhnya seperti tersambar petir mendengar ucapan Bara barusan.

Tuk

Kotak makan itu jauh bersama dengan air mata Tessa. Bara dan Siska langsung melepas pelukannya. Wajah Bara kaget, begitu juga dengan Siska.

"Jadi karna ini kamu suruh aku menjauh? Karna biar bisa dekat dengan Siska ya?" tanya Tessa dengan muka kecewa.

Bara mendekat dan ingin meraih tangannya tapi Tessa langsung menghempaskannya.

"Kamu bilang apa tadi? Kamu kasihan sama aku?" tanya Tessa lagi. Bara jadi tak tega melihat air mata dari cewek di depannya ini, dan itu karna dia.

Sementara Siska, cewek itu sedang berdiri diam di belakang Bara, tidak berniat ikut campur.

"Tess, dengar dulu Tessa." Bara meraih tangan Tessa tapi cewek itu langsung kabur. Bara mengejarnya dari belakang.

"Tessa tunggu," panggil Bara, Tessa berlari di koridor dengan muka yang sudah di penuhi air mata, kata kata Bara tadi sangat membekas di hatinya.

Bara berhasil meraih tangan Tessa dan membalikkan tubuh cewek itu. "Dengarin dulu," kata Bara berusaha tak emosi.

"Apa yang mau aku dengar Bar? Denger apa lagi? Dengar kalau selama ini kamu cuma kasihan sama aku? Iya?" ucap Tessa dengar bahu bergetar.

Mereka menjadi pusat perhatian saat ini, bahkan kawan-kawan Bara dan Tessa sudah berada di sana.

"Tessa dengar dulu, jangan motong." Bara mengepalkan tangannya kuat kuat untuk mengatur emosinya. Tessa yang emosi dan Bara juga sama.

"APA YANG MAU AKU DENGAR BARA? UDAH JELAS KAN TADI KAMU BILANG KAMU KASIHAN SAMA AKU?!" kata Tessa dengan amarahnya.

Kilatan amarah dari mata Bara tampak jelas. "IYA TESSA, GUE CUMA KASIHAN SAMA LO KARNA LO SELALU NGEJAR NGEJAR GUE. DAN GUE GAK SAYANG SAMA LO, LO ITU PENGGANGGU. BENALU YANG SELALU MENGGANGGU KEHIDUPAN GUE. PUAS LO DENGAR LANGSUNG KENYATAANNYA DARI GUE?!" ujar Bara dengan tegas dan dingin.

Hati Tessa tambah remuk mendengar semuanya, ternyata ini kenyataan yang sebenarnya. Bara tak mencintainya seperti dia mencintai Bara, semua itu hanya karna rasa kasihan.

"Bar, kamu gak bohong kan?" Tessa berusaha menggapai pipi Bara tapi dengan cepat cowok itu menghempaskannya.

"Buat apa gue bohong. Nambah dosa aja, gak guna!" tegasnya dengan kekehan sinis tanpa menatap Tessa.

TRISTE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang