part 8

642 97 1
                                    

Xue Yang "daozang... kau mau kemana?" Xing Chen "membersihkan baju mu"
Xue Yang "lakukan itu besok. Berbaringlah disebelah ku. Aku sangat merindukan mu"

Xing Chen tampak berpikir sebentar lalu kemudian menuruti permintaan Xue Yang. Xue Yang langsung memeluk Xing Chen.
Xing Chen "hati hati luka mu..." Xue Yang (membuat wajah cemberut) "doazang... kenapa kau tidak memelukku. Apa kau tidak merindukanku..." (semakin erat memeluk dan menggeleng-gelengkan kepalanya di ceruk leher Xing Chen).

Xing Chen hanya bisa tersenyum melihat tingkah lelakinya ini.  Ia kemudian memeluk dan mengelus lembut kepala lelaki yang sedang memeluknya itu sambil sesekali ia mengecup ringan keningnya. Xing Chen sedikit mengerutkan keningnya merasakan tubuh dingin Xue Yang bahkan dari balik bajunya. Xing Chen yakin setidaknya sudah semalaman penuh Xue Yang pasti berada di luar ruangan. Ia menarik selimut dan menutupi tubuh keduanya, mengelus punggung lelaki di pelukannya itu untuk membantunya menghangatkan diri.

Setelah dirasa tubuh Xue Yang telah menghangat, Xing Chen mulai berbicara..
Xing Chen "Xue Yang...."
Xue Yang "emmm..."
Xing Chen tampak berpikir beberapa saat dan Xue Yang sudah mengerti akan kemana arah pembicaraan itu.
Xing Chen "apa yang terjadi" (setelah berpikir lama, hanya kata itu yang dapat ia ucapkan)
Xue Yang tersenyum tipis dalam dekapan lelaki itu "bukan apa apa daozang. Jangan khawatir. Aku baik baik saja".
Xing Chen "kau sudah pergi dua hari, aku tidak tau kemana kau pergi dan apa yang kau lakukan di luar sana. Dan sekarang... kau kembali dengan keadaan seperti ini... bagaimana mungkin aku tidak khawatir"
Xue Yang (mengeratkan pelukannya) "sekarang aku di sini daozang. Bersama mu."
Xing Chen "Xue Yang...."
Xue Yang "aku baik baik saja daozang... hanya lelah... sungguh. Jangan khawatir"
Xing Chen masih tampak berpikir, ia sama sekali tidak puas dengan jawaban itu. Dan Xue Yang tau itu. Hanya saja saat ini memang benar dia sangat lelah.
Xue Yang "daozang.... aku ngantuk sekali..."
Xing Chen menghela napas "emmm tidurlah...."

Xing Chen sudah menduga Xue Yang akan menghindari pembicaraan ini. Ini bukan pertama kalinya. Xue Yang selalu melakukan hal yang sama setiap kali ia menanyakan kemana dia pergi sampai berhari hari. Urusan apa yang sedang dia kerjakan di luar sana sampai Xue Yang tidak pernah memberitaunya. Dan terlebih dari semua itu.. ia khawatir. Karna Xue Yang sering sekali terluka. Di matanya Xue Yang sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri... dia selalu melakukan apapun yang dia inginkan mengekspresikan apapun yang dia pikirkan. Itu membuat orang-orang sering kali salah paham tentangnya.

Ia ingin membicarakan hal itu dengan Xue Yang. Namun seperti sekarang. Xue Yang selalu menghindari pembicaraan ini. Xue Yang tidak pernah benar benar menjawab pertanyaannya. Dia hanya akan mengatakan mengurus beberapa hal. Bukan masalah besar. Dan Xue Yang pasti akan langsung mengalihkan pembicaraannya.

Lagi-lagi Xing Chen menghela napas memikirkan hal itu. Ia hanya penasaran dengan apa yang Xue Yang lakukan diluar sana. Karna lelaki itu sering sekali tiba tiba pergi dan baru kembali setelah beberapa hari seperti ini. Tidak jarang lelaki itu kembali dengan tubuh yang penuh luka seperti sekarang.
Xing Chen mengkhawatirkannya. Ia takut terjadi hal buruk pada Xue Yang diluar sana dan ia tidak menyadari hal itu. Dan ia juga takut Xue Yang melakukan hal buruk, karena ia tidak pernah memberitahuanya urusan apa yang sedang ia kerjakan di luar sana. Ia hanya takut Xue Yang mengambil jalan yang salah.

Xing Chen sangat mengenal Xue Yang. Meskipun Xue Yang terlihat dewasa namun jiwanya masih seperti anak-anak. Dia tidak bisa mengendalikan amarahnya. Dia tidak akan berpikir dua kali ketika sedang marah. Dan itu membuat Xing Chen takut. Ia takut Xue Yang akan secara tidak sengaja melukai orang yang membuatnya kesal. Itulah mengapa ia selalu ingin menyimpan Xue Yang disekitarnya. Ingin selalu mengawasinya. Menjaganya. Ia tidak ingin Xue Yang membuat kesalahan yang akan ia sesali nantinnya.

Namun Xue Yang sama sekali tidak mengerti maksudnya. Lelaki itu selalu saja pergi secara tiba-tiba dan tidak menjelaskan apapun ketika kembali.
Xing Chen sedikit kecewa dengan hal itu namun ia mencoba menerimanya.
Meskipun Xing Chen mengharapkan keterbukaan Xue Yang kepadanya, namun ia tidak pernah ingin memaksa Xue Yang. Saat ia sudah memutuskan untuk mempercayai lelaki itu. Maka ia hanya perlu membuang semua keraguan di hatinya.

Xing Chen tersadar dari lamunannya saat Xue Yang mengeliat dalam pelukannya. Xing Chen melihat kearah wajah Xue Yang dan mendapati lelaki itu sudah terlelap dalam pelukannya. Xing Chen tersenyum. Ia berpikir bagaimana bisa lelaki itu terlelap secepat ini. Benar Ia kecewa, namun rasa kecewanya tidak sebanding dengan rasa cintanya pada Xue Yang. Ia sudah sangat bersukur Xue Yang kembali. Kembali untuk bersamanya.
Xing Chen mencium rinngan kepala lelaki dipelukannya, merapikan kembali selimut yang tersingkap pada tubuh Xue Yang. Kemudian ia ikut menutup mata menyusul Xue Yang dialam mimpi.

Flasback off
"Xing Chen.... Xing Chen...?? Apa kau baik baik saja???"
Pertanyaan Song Lan menyadarkan kembali Xing Chen. Memang benar dia sedang tidak fokus. Dia bahkan tidak sadar sudah berjalan sejauh apa.. yang dia pikirkan sekarang hanyalah Xue Yang. Dia benar benar tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya..

Xing Chen tersenyum menatap Song Lan "aku baik baik saja"
Xing Chen benar benar merasa bersalah dengan Song Lan saat ini. Dan ia tidak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang.
Awalnya ia berencana untuk mencari Xue Yang membuktikan rumor bodoh tentang Xue Yang hanyalah sebatas omong kosong yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Dan menjelaskan semua yang terjadi pada Song Lan. 

Menjelaskan perasaannya yang sebenarnya pada Song Lan. Menjelaskan apa yang telah ia lakukan bersama Xue Yang. Menjelaskan semuanya dengan hati hati dan sejelas mungkin. Tanpa meninggalkan sedikitpun, menambahkan sedikitpun, ataupun mengurangi sedikitpun. Berharap Song Lan akan mengerti. Berharap Song Lan akan menerima dan memahami perasaannya. Tapi sekarang... ia tidak yakin apakah itu perlu. Atau... entahlah. Yang pasti saat ini ia benar benar merasa bersalah pada Song Lan. Ia bahkan tidak berani menatap mata lelaki itu.

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang