Mimpi sialan... Berani sekali dia mengabaikan ku...
LAGIAN DIMANA BAJINGAN ITU SEKARANG.!
Xue Yang kesal. Sangat kesal. Dia sudah mencegah idiot itu pergi. Tapi dia tetap pergi? Bahkan saat aku sekarat seperti ini?! Dan dia meninggalkan ku dengan bajingan menjijikkan di sini?!
Sialan....
Akan ku cabik baik dia nanti sampai mayatnya tak dikenali.
Tapi.... Bagaimana jika dia mati? sudah mati? Tua bangka itu tidak akan melupakan amarahnya begitu saja kan? Bagaimana jika si tua bangka itu benar benar membunuh nya? Si bodoh itu tidak memiliki apapun untuk melindungi diri.
Setidaknya jika si bodoh itu mati. Dia harus ikut andil di dalamnya kan? Orang idiot itu sudah cukup merepotkan nya selama ini. Akan sangat menyebalkan jika dia mati begitu saja. Benar kan?
Aarrrggghhh kenapa juga aku memikirkan bajingan itu. Nyawa ku sendiri saja belum tentu aman disini. Xiao Xing Chen...
Dia mengepalkan tangannya kuat. Mengingat nama Xiao Xing Chen sudah cukup membuatnya muak.
Kreeeekkkk... Dia mendengar suara pintu terbuka. Dia langsung memalingkan kepalanya menghadapi jendela. Dia tidak ingin melihat atau memastikan siapa yang datang. Itu tidak perlu. Sudah sangat jelas siapa pelakunya.
Xing Chen "Xue Yang kau sudah bangun... "
"Bagaimana keadaan mu?... "
"Apa masih sakit?... "
"Tabib bilang kau akan segera membaik. Kau hanya perlu istirahat yang cukup."
"Ini aku membuatkan bubur untukmu"
"Makanlah dulu sebelum dingin"
Xue Yang tidak menanggapinya sedikitpun.
Xing Chen tidak menyerah. Dia duduk di tepi ranjang Xue Yang dan menyodorkan sendok pada mulutnya.Xue Yang menghempaskan tangan Xing Chen. Membuat sendok yang sedang dia pegang terlempar jauh ke lantai.
Dia menatap tajam pria yang masih terkejut itu.
"Bisakah kau enyah??!! Kau benar benar membuat ku muak"Xing Chen "Xue Yang aku.... "
Xue Yang berbaring dan memunggungi Xing Chen. Menarik selimut dan menutupi dirinya dengan itu.
Xing Chen sedih melihat Xue Yang yang terus mendorong nya. Xue Yang tidak memberikan celah sedikitpun untuknya. Entah apa dan mengapa. Xue Yang tampak sangat membenci dirinya. Semua hal yang dia lakukan tampak buruk dimatanya.
Tapi dia harus menerima ini bukan? Dia harus menahan semua ini untuk Xue Yang. Dia harus bersabar hingga Xue Yang dapat kembali membuka hati untuknya. Dia akan menerima semuanya sampai hari itu tiba.
Xing Chen "akan ku letakkan ini disini. Makanlah saat kau lapar nanti. Aku di luar. Panggil aku kapan pun jika kau butuh sesuatu"
Xue Yang mengabaikan nya. Dia melirik sekilas saat Xing Chen telah menutup pintu meninggalkan kamar itu.
Xue Yang menyibakkan selimutnya dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Dia bahkan tak melirik sedikitpun makanan yang sudah Xing Chen buat dengan sudah payah. Xue Yang memalingkan wajahnya menatap jendela. Memandang Kerkap kerlip bintang bertaburan di atas langit. Dia mencerna situasi nya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)
Fanfictionsekilas kisah tentang hubungan Xue Yang dan Xiao xing chen Cover by Kaya