part 62

186 22 3
                                    

Xing Chen tersenyum dan membungkuk. Mengantarkan tabib hingga depan pintu gerbang.

Sepulangnya tabib itu. Xing Chen langsung kembali ke kamar Xue Yang. Dia membenahi selimut Xue Yang. Memastikan orang itu tidak akan kedinginan.
Kemudian dia duduk di salah satu ujung kamar. Mencari posisi dan mulai duduk bersila. Mengendalikan dirinya dan mulai mencoba mengembalikan tenaga dalamnya.
Seperti kata tabib. Dia harus sehat jika ingin merawat Xue Yang.

Xing Chen tetap tetap tenang dalam posisi itu. Mengontrol pikirannya. Mengontrol kekuatannya.
Kamar itu seketika menjadi sangat sunyi. Teramat sangat sunyi. Hanya suara beberapa binatang di luar sana yg masih terdengar.

Sampai tiba tiba pendengaran Xing Chen menangkap suara rintihan lirih. Dia segera membuka mata dan menghampiri Xue Yang.

Orang itu masih tertidur di posisi yang sama seperti sebelumnya. Hanya saja saat ini badannya menjadi sangat panas dan keringat membanjiri tubuhnya.
Xing Chen mengingat pesan tabib tadi. Xue Yang akan kritis malam ini. Jadi dia harus memantaunya.

Xing Chen segera keluar mengambil air hangat dan secarik kain. Mengelap seluruh tubuh Xue Yang dan mengompresnya.
Ia juga memijit tangan dan kaki Xue Yang. Membantu tubuhnya untuk tetap rileks.

Xing Chen "Xue Yang bertahanlah.... Kumohon..."

Sambil terus memijit, Xing Chen menunggu dengan harap harap cemas. Semakin malam demamnya bukannya semakin turun. Tapi malah sebaliknya.
Xing Chen semakin panik. Dia terus mengajak Xue Yang berbicara. Menyemangati nya. Dia yakin Xue Yang pasti bisa mendengarnya.

Xing Chen "Xue Yang.... Kau bilang kau akan memukul ku sangat keras jika aku muncul di hadapan mu lagi kan..."

"Lihatlah Xue Yang.... Aku disini... Tepat di sebelah mu... Bangunlah dan pukul aku... "

"Pukul aku dengan keras Xue Yang... Seperti yg kau katakan. Aku akan menerimanya dengan senang. Ayo bagun lah... Kumohon... Hiksss... "

Tanpa terkendali air mata Xing Chen kembali menetes.

"XUE YANG BANGUNLAH.... JANGAN BERPURA-PURA LEMAH.... INI BUKAN APA APA BAGIMU...."

Xing Chen frustasi... Dia tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan. Dia marah. Dia kecewa. Tapi dia juga tidak mau kekasihnya terluka seperti ini....

"Xue Yang... Kumohon.. Jangan seperti ini... Hukum aku... Hukum saja aku... Jangan seperti ini Xue Yang... Kumohon..."

Sambil terisak dia menenggelamkan kepalanya pada lengan Xue Yang. Menggenggam erat lengan itu dan menumpahkan segala sesak di dadanya.

Hingga tak terasa ia terlelap di posisi itu. Xing Chen kelelahan. Dia terlalu banyak menggunakan tenaga dalamnya sejak kemarin. Terlebih pikirannya yang kacau membuatnya semakin lelah.

Entah dia tidur atau tewas. Jiwanya seperti telah meninggalkan raganya.
Tak terusik dengan apa pun. Bahkan saat Xue Yang terbangun dia juga tak sadar.

Xue Yang mengerang. Dia mengerutkan dahinya dan perlahan membuka mata. Kepalanya pusing teramat sangat pusing. Pandangannya masih kabur. Dia ingin bangkit tapi tidak bisa. Badannya seperti tertindih oleh sebuah gunung. Dadanya sesak. Sulit sekalinya baginya hanya sekedar untuk menghirup napas. Setiap kali dia berusaha menarik napas rasa nyeri langsung menjalar dari dada ke seluruh tubuhnya. Dia mengernyit merasakan tubuhnya sendiri.

Perlahan dia melirik Xing Chen yang tidur di sebelah nya. Dia mencoba meraih orang itu. Membangunkannya. Meminta pertolongannya. Namun orang itu sama sekali tidak bergeming. Jangankan bangun, terusik saja tidak. Dia mengumpat dalam hati. Apa dia datang untuk menunggu waktu mengubur ku?

Xue Yang menyerah. Dia diam dan menutup mata. Menenangkan diri. Mencoba menetralkan napasnya. Menahan ribuan pedang yang terasa mencabik nya.

Dia sempat memikirkan Jin Guang Yao. Bajingan itu kemana. Saat dia sekarat seperti ini bisa bisanya bajingan itu tidak menampakkan batang hidungnya. Anehnya dia merasa sedang di khianati sekarang. Bajingan bodoh. Awas saja kau nanti.

Tak terasa ayam saling berkokok bersahutan. Menandakan fajar telah merangkak keluar. Xue Yang kesal. Baru saja dia ingin tidur tapi kegelapan pun pergi meninggalkan nya. Seperti Jin Guang Yao sialan itu.

Meskipun telah mendengar ayam  saling menyapa. Xue Yang tidak perduli. Dia tetap mencoba untuk melanjutkan tidurnya. Badannya masih sakit sekali tapi alasan utamanya bukan itu. Dia tidak sudi jika harus berinteraksi dengan bajingan di samping nya ini.

Xing Chen "Xue Yang kau sudah bangun? Maafkan aku. Aku ketiduran. Bagaimana keadaan mu? Apa yang sakit? Kau butuh sesuatu? "

Xue Yang bicara dalam hati. Kenapa bajingan itu bisa tau. Bukankah aku sudah menutup mata ku?

Xing Chen tersenyum tipis. Dia bangkit berjalan keluar kamar dan tidak lama dia kembali membawa air dan kain tipis.

Dia langsung duduk di tepi ranjang Xue Yang dan menyebabkan baju yang Xue Yang kenakan.
Xue Yang terkejut. Dia langsung menangkis lengan Xing Chen.

Dengan suara seraknya Xue Yang membentak. "Apa yang kau lakukan?

Xing Chen " aku hanya ingin menyeka tubuhmu. Liatlah. Kau banyak muntah semalam. Tubuh mu benar benar kotor. Kau tidak menciumnya? Kau bau sekali.

Xue Yang memutar bola matanya "apa peduli mu? "

Xing Chen "untuk apa aku menjaga mu semalaman jika aku tidak peduli? Hanya diam lah. Aku akan mengurus mu?

Xue Yang "menjaga pantatku"

Xue Yang mencoba bangkit dan ingin pergi meninggalkan pria menyebalkan itu. Tapi ia terlalu lemah bahkan hanya untuk duduk sekalipun.

Xing Chen tersenyum lembut. "sudah ku bilang diam lah. Kenapa kau keras kepala sekali."

Xing Chen "aku hanya ketiduran sebentar dan kau sudah semarah ini padaku?"

Xue Yang melirik tajam pada Xing Chen. Sandiwara apa lagi yang coba ia mainkan sekarang.

Xing Chen "aku tau kau membenci ku. Kau ingin membunuh ku. Tapi kau juga tahu kan aku hebat sekali? Kau harus pulih dulu setidaknya untuk bisa melawan ku. "

Xue Yang kembali memutar bola matanya.
Dia merapikan kembali bajunya dan menyilang kan lengannya di atas dada. Dian ingin kembali tidur. Dia memalingkan wajahnya dari Xing Chen dan menutup mata.

Namun Xing Chen tidak membiarkan nya. Dia kembali mencoba membuka baju Xue Yang.

Xing Chen "sudah ku bilang akan aku membersihkan tubuh mu"

Xue Yang kembali menangkis lengan Xing Chen. Kali ini cukup keras. Ia bahkan menatap Xing Chen dengan tajam.

Xue Yang "berhenti bertingkah dan enyahlah"

Xing Chen menarik napasnya dalam. "Sebenci itukah kau dengan ku? Kenapa? Apa yang sudah ku lakukan padamu? Kau bertingkah seperti ini? Bukankah seharusnya aku yang membencimu?"

Xing Chen kehilangan kesabaran nya. Dia sudah menahan semuanya. Semuanya. Dia sudah melakukan apapun untuk melindungi sebanyak mungkin yang dia bisa. Meskipun pada akhirnya tidak seorangpun bisa ia lindungi. Bahkan dirinya sendiri.

Cihhhhh.... " Xue Yang menyeringai. "Kenapa??? Kau bilang kenapa????
Setelah kau menyerahkan ku pada orang GUSU Itu dan kau bilang kenapa???

Xing Chen "ITU UNTUK KEBAIKAN MU!!!"

BERSAMBUNG.... :)

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang