part 11

517 78 10
                                    

Xue Yang "siapa sebenarnya yang ingin kalian lawan"

Jin Guang yao "kau akan mengerti nanti"

Xue Yang menyeringai. Dia selalu tahu. Orang orang yang terlihat bijaksana mereka sangat picik didalam. Mereka bahkan bisa memangsa anak mereka sendiri dengan tersenyum. Menjijikan. Setidaknya Wen RuoHan memiliki maksud dan tujuan yang jelas.

Disisi lain Xing Chen dan Song Lan sedang beristirahat di suatu kedai. Mereka memesan pangsit beras ketan yang di rendam dengan anggur beras. Xing Chen dan Song Lan memakan hidangan itu tanpa kata. Pangsitnya kenyal dan sedikit lengket, anggur berasnya juga sangat manis. Song Lan yang tidak begitu suka manis berkomentar.

Song Lan "ini cukup enak tapi terlalu manis. Aku tidak bisa menghabiskan ini... Xing Chen bukankah ini terlalu manis?"

Xiao Xing Chen (Mengaduk aduk makanannya) "yaa. Ini sangat manis... dia pasti menyukainya..." (tanpa Xing Chen sadari ia tersenyum dengan tatapan kosong memandang mangkuk itu)

Flasback on
"Daozang... ini tidak manis... buat ini manisss..." (meletakkan kembali sendok ke mangkuk dan memasang wajah memelas menatap Xing Chen)

Xing Chen "Xue Yang bagaimana bisa bubur dibuat manis".

Xue Yang "lalu buatkan aku sesuatu yang lain. Aku tidak ingin memakan ini".

Xing Chen "pencernaan mu sedang tidak baik. Untuk saat ini lebih baik kau memakan bubur sampai kondisimu membaik".

Xue Yang (cemberut) "tapi ini tidak manisss..."

Xing Chen (tersenyum dan mengelus lembut kepala Xue Yang)
"Makanlah ini. Aku akan keluar membelikan mu beberapa permen"

Xue Yang (tersenyum cerah menampilkan dua gigi taringnya) "benarkan?... daozang kau akan membelikan ku permen?"

Xing Chen "setelah kau menghabiskan makanan mu"

Xue Yang "aku akan menghabiskannya sekarang." (Menyendok bubur dengan suapan besar)
"Daozang belikan aku banyak permen yang manis. Tidak tidak yang sangat manis. Dan pastikan kau mengingat penjualnya. Jika permennya tidak manis akan ku pukul dia tanpa ampun".

Xue Yang terus bicara dengan mulut yang penuh dengan makanan. Membuat wajahnya menjadi sangat lucu. Kedua pipinya mengembung punuh. Dengan mulut seperti itu apapun yang dia katakan sama sekali tidak jelas. Itu hanya terdengar seperti gumanan.
Xing Chen tersenyum melihat tingkah Xue Yang... ia mengusap mulut dan dagu Xue Yang yang kotor karena dia terus berbicara.
"Pelan pelan. Kau bisa tersedak nanti"

Xue Yang hanya mengangguk nganggukan kepalanya sambil berusaha menelan makanan yang ada di mulutnya.
Xing Chen "akan ku carikan permen yang manis.
Dan Xue Yang... kau tidak boleh memukul orang lain hanya karena masalah kecil...
Xue Yang mengertilah... di dunia ini.. tidak semua hal bisa sesuai dengan harapan mu... dan tidak semua orang akan menuruti keinginan mu... cobalah pelan pelan untuk memahami orang lain...".

Xue Yang tidak peduli lagi apa yang di katakan Xing Chen. Dia terus menatap mangkuknya dan menyendok bubur di dalamnya. Memastikan mangkuknya segera kosong.
Xing Chen hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Xue Yang.
Bocah itu... dia hanya mendengarkan apa yang ingin dia dengar. Dan mengabaikan apapun yang tidak dia inginkan. Xing Chen begitu sabar menghadapi tingkah kekanak kanakan Xue Yang.

Xing Chen sering kali menasehati Xue Yang untuk tidak bersikap semena-mena dengan orang lain. Menasehati Xue Yang untuk tidak langsung memgeluarkan pedangnya saat dia mendapati sesuatu tidak sesuai dengan harapannya. Menasehati Xue Yang untuk setidaknya sedikit saja memikirkan orang lain. Menghormati orang lain.

Xue Yang tidak pernah membantah apapun yang di katakan Xing Chen termasuk semua nasehat yang di berikan padanya. Tapi Xue Yang juga tidak pernah mengindahkan nasehat yang di berikan Xing Chen. Xue Yang masih sering kali bertindak semaunya sendiri. Menghancurkan apapun yang ia lihat saat suasana hatinya sedang buruk. Mengambil apapun yang dia inginkan tanpa peduli apakah itu milik orang lain atau memang sengaja dijual. Langsung mengayunkan pedang saat seseorang mencoba menghentikannya.
Sikap Xue Yang benar benar membuat Xing Chen khawatir. Xue Yang sangat manis ketika bersamaanya, namun menjadi sangat liar saat berada jauh darinya.

Xue Yang "daozang aku sudah menghabiskannya. Lihat" (mengangkat mangkuk di depan wajah Xing Chen)
Xing Chen (tersenyum dan mengambil mangkuk yang di pegang Xue Yang) "aku tau. Aku bisa melihatnya. Aku akan segera kepasar".

Xue Yang "daozang pastikan kau membawa banyak permen"

Xing Chen tersenyum dan memberikan segelas air kepada Xue Yang "tentu saja".

Xing Chen terus menatap Xue Yang dengan ekspresi penuh kasih sayang. Hanya dengan melihanya sudah cukup membuat Xing Chen merasa menjadi orang paling bahagia di dunia. Xing Chen terus menatap Xue Yang dalam diam sambil tersenyum.

Ia baru bergerak ketika Xue Yang telah menghabiskan minumnya ia mengambil kembali gelas yang ada di tangan Xue Yang. Mengelap bibir Xue Yang dengan punggung tangannya dan membantu Xue Yang kembali membaringkan tubuhnya.

Setelah memastikan Xue Yang berbaring dengan nyaman ia mengecup singkat kening Xue Yang "istirahatlah. Aku akan segera kembali"
Xue Yang hanya mengangguk dan memejamkan matanya.
Sebelum Xing Chen meninggalkan kamar mereka dia mengambil peralatan makan yang Xue Yang gunakan tadi dan membereskannya di dapur.

Flasback off
Song Lan "Xing Chen... kau tidak menyukai itu? Haruskah kita memesan yang lain?"

Xing Chen (tersenyum menatap Song Lan) "tidak... aku menyukai ini"... bagaimana dengan mu... bukankah ini terlalu manis untuk mu...? Jangan memaksakan diri Zichen. Pesanlah sesuatu yang lain."

Song Lan "Xing Chen....."

Xing Chen "yaaa?..."

Song Lan "aku sudah menganti makanan ku..."

Song Lan "ahhh benarkah?? Maafkan aku..."

Song Lan "Xing Chen. Ada apa?... akhir akhir ini kau sering sekali melamun..."

Xing Chen "tidak ada. Aku hanya mengingat teman lama. Dia sangat menyukai makanan manis. Dia bahkan bisa mengkabiskan puluhan tusuk manisan buah setiap hari." (tersenyum tanpa sadar saat mengingat masa lalunya).

Song Lan "sepertinya kau sangat dekat dengan teman mu itu..." siapa dia? Apa aku mengenalnya??

Xing Chen "hanya teman lama" (tersenyum menatap Song Lan) Zichen apa kau sudah selesai? Ayo kita pergi... hari sudah mulai gelap"

Song Lan "kau belum menghabiskam milikmu"

Xing Chen "aku sudah kenyang. Ayo"

Dengan begitu merepa pergi melanjutkan perjalanan.

Disaat yang bersamaan Xue Yang dan Jin Guang yao sudah berada di salah satu desa terpencil. Tidak banyak kultivator di desa itu. Hanya warga petani biasa. Xue Yang sengaja memilih tempat seperti itu karena ia memiki rencana besar dengan tempat itu.

Jin Guang yao "apa kau yakin ingin tinggal disini"

Xue Yang "yah" (berjalan sambil melihat situasi yang ada disana)

Jin Guang yao "aku bisa menyediakan tempat lebih baik untukmu di kota. Bukankah itu lebih baik. Apapun yang kau butuhkan akan mudah di dapatkan"

Xue Yang "kapan aku bilang aku ingin tinggal di kota. Tempat ini sempurna untuk ku. Dan apa yang ku inginkan... itu urusan mu untuk mendapatkannya".

Jin Guang yao berhenti berjalan dan menatap Xue Yang dari belakang.
Xue Yang yang menyadari seseorang disebelahnya yang tiba tiba berhenti lamgsung menengok kebelakang "apa?"

Jin Guang yao (tersenyum) "tidak ada. Ayo kita cari rumah kosong. Ini susah gelap. Boleh aku menginap disini malam ini?"

Xue Yang "terserah. Tapi siapa bilang aku ingin rumah kosong?"

Jin Guang yao yang tidak mengerti maksud Xue Yang hanya menatap lawan bicaranya itu dengan penuh tanda tanya.

Xue Yang "ayo"

BERSAMBUNG

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang