"Xiao Xing Chen....."
Xue Yang menyebut nama itu lirih seolah untuk ia dengar sendiri. Ia kemudian tersenyum meratapi dirinya sendiri.FLASBACK ON
Xue Yang "daozang......"Xing Chen "emmm....."
Xue Yang "jika suatu saat nanti. Kau menemukan aku melakukan sesuatu yang tidak kau sukai. Apa kau akan meninggalkan ku?"
Xing Chen "tidak mungkin." (Memeluk Xue Yang semakin erat)
Xue Yang tersenyum dan mengecup bibir lelaki yang sedang memeluknya itu sekilas.
Xing Chen "kau percaya padaku?"
Xue Yang (mengangguk)
Xing Chen "aku bersamamu. Aku akan selalu bersama mu. Tidak perduli apa yang telah dan akan terjadi. Itu tidak akan merubah apapun. Aku mencintaimu Xue Yang. Dan akan terus seperti itu."
Xue Yang yang sedari tadi hanya tersenyum memandang Xing Chen kini menengelamkan wajahnya di dada bidang lelaki yang tengah memeluknya itu.
Xiao Xing Chen hanya tersenyum dan mengelus lembut kepala lelaki yang sangat ia cintai itu.
Ia merasakan dadanya basah akan sesuatu. Dia mengergitkan dahinya dan menunduk berusaha melihat wajah lelakinya itu. Namun lelaki itu malah semakin menenggelamkan diri dalam pelukannya.Xiao Xing Chen "Xue Yang.... ada apa? Apa kau menangis?"
Xue Yang hanya menggelengkan kepalanya dalam pelukan itu.
Xiao Xing Chen "Xue Yang....." (mencoba mendongakkan kepala lelaki dalam pelukannya itu)
Xue Yang "dingin.... daozang aku kedinginan..."
Mendengar itu Xiao Xing Chen sedikit lega. Ia kemudian menarik selimut yang hanya menutupi kaki mereka ke atas dan mengelus elus lembut punggung lelakinya itu.
"apa sekarang sudah lebih baik?"Xue Yang hanya mengangguk menanggapi Xing Chen.
Xing Chen tersenyum dan mengecup singkat kepala lelaki itu.
Dia mendongakkan kepala Xue Yang dan mencium bibir kekasihnya itu.
Xue Yang yang sedari tadi memang berbaring dalam pelukannya dan menggunakan lengannya sebagai bantalan membuat Xing Chen semakin mudah menarik tubuh kekasihnya itu.
Ia terus menekan kepala Xue Yang mendekat untuk memperdalam ciuman mereka.Xiao Xing Chen benar benar dibuat gila oleh lelaki dalam pelukannya itu. Disaat seperti ini dia tidak memikirkan apapun. Dia hanya menginginkan Xue Yang. Dia ingin Xue Yang menjadi miliknya seutuhnya.
Merasa Xue Yang mulai mengimbangi permainnannya.
Xing Chen semakin memperdalam ciuman mereka. Menjelajah seluruh sisi dalam mulut Xue Yang. Menautkan lidah mereka didalam sana. Sesekali Xing Chen juga mengigit bibir lelaki itu. Membuat Xue Yang mendesah ringan. Dan itu membuatnya semakin menggila.Tubuh Xing Chen semakin memanas. Bibir Xue Yang selalu terasa begitu lembut dan manis didalam mulutnya. Xing Chen terus menghisap dalam kedua belah bibir itu. Atas dan bawah. Gigi taring Xue Yang yang memanjang malah semakin membuat sensai aneh dalam ciuman mereka. Rasa manis dari bibir Xue Yang dan rasa sakit dari gigitan gigi taringnya membuat Xing Chen benar benar menggila.
Xing Chen belum puas. Ia ingin melakukan lebih. Ia ingin menjelajah setiap inci tubuh kekasihnya itu. Menandainya. Membuatnya menjadi milik dia seutuhnya. Namun Xing Chen masih bisa mengendalikan dirinya. Dia tidak ingin menyakiti kekasihnya itu. Terlebih dia juga belum tahu. Apakah Xue Yang siap dengan itu.
Xue Yang memang selalu ekspresif terhadapnya. Sejak awal.... bahkan sebelum mereka saling mngkonfirmasi perasaan mereka masing masing. Xue Yang selalu melakukan apapun yang dia suka. Memeluknya, menciumnya, meminta tidur bersamanya, bahkan meminta mandi bersama. Dia selalu melakukan semua itu dengan mudah seolah itu bukan apa apa. Dan itu membuat Xing Chen kewalahan mengendalilan perasaannya.
Xue Yang mendorong pelan dada lelaki yang tengah mendekapnya itu. Menarik napas rakus dalam pelukkannya. Sementara palaku yang membuatnya hampir kehabisan napas hanya tersenyum memandanginya.
Xue Yang "daozang... ku bilang. Aku kedinginan..."
Xiao Xing Chen "aku sedang memelukmu. Dan kita sudah memakai selimut. Atau... kau ingin aku menghangatkan mu dengan cara lain?" (Tersenyum dan membuat wajah aneh memandangi Xue Yang)
Xue Yang tersipu mendengar apa yang dikatakan Xing Chen dan ia menjadi salah tingah dalam pelukan kekasihnya itu.
Sebenarnya Xing Chen tidak benar benar serius mengatakannya. Dia hanya suka menggoda Xue Yang. Melihat Xue Yang tersipu seperti ini. Begitu menggemaskan. Dia kembali mendekap Xue Yang erat dan mengecup bibir lelaki itu.
Xue Yang sedikit menjauhkan kepalanya "apa belum cukup?" Dia bicara sambil mengerjapkan matanya
Xiao Xing Chen "emmm... belum..."
Xing Chen langsung menarik kepala Xue Yang mendekat dan mulai melumat kembali bibir kekasihnya itu.
Xue Yang sedikit terkejut saat kepalanya ditarik paksa Xing Chen, tapi ia juga langsung mengimbangi permainan kekasihnya itu.Xing Chen membalik tubuh Xue Yang dan mengangkanginya sehingga posisinya sekarang tepat berada di atas lelaki itu.
Di menekan erat kedua lengan Xue Yang keranjang dan memandangi tubuh lelaki dibawahnya itu singkat.
Ia kemudian menciumi ceruk leher Xue Yang mengigit dan meninggalkan beberapa tanda disana.
Xue Yang sangat sensitif di area itu. Dia selalu mendesah ringan saat merasakan gigi Xing Chen menancap ringan di lehernya.Xing Chen terus menelusuri area itu. Tidak meinggalkan tempat sedikitpun tanpa jejaknya.
Dia berbisik tepat di telinga Xue Yang. "Aku sangat mencintaimu Xue Yang. Ku harap dunia berhenti saat ini... aku hanya ingin bersamamu. Tidak ada yang lain".
Sementara Xue Yang terus mengeliat merasakan sensasi yang diberikan padanya.Xue Yang menyukai ini. Dia sangat menyukainya. Xiao Xing Chen selalu dapat menyembuhkan semua lukanya.
Bagi Xue Yang, Xiao Xing Chen adalah satu satunya kebahagiaan dalam hidupnya selama ini. Xue Yang selalu menjalani kehidupan sulitnya sejak kecil. Sejak bayi dia sudah di buang oleh orang tua kandungnya, dan ketika ada sepasang keluarga yang merawatnya pun. Mereka tidak memperlakukan nya dengan baik. Mereka hanya ingin mencari pekerja gratis.
Usianya baru 5 tahun tapi dia sudah di suruh mengemis seharian dan hanya diberi sepotong roti sebagai upahnya. Jika dia tidak membawa hasil saat kembali ke rumah ia akan di hajar habis habisan. Mereka tidak akan berhenti memukulinya sebelum Xue Yang kecil itu kehilangan kesadarannya.
Bahkan saat dia sudah memiliki keberanian kabur dari keluarga angkatnya itu, kehidupannya juga tidak lebih baik. Dia tidak memiliki siapa pun, dan dia juga tidak memiliki tujuan yang pasti.
Selama bertahun tahun Xue Yang bertahan hidup di jalanan. Mencari sisa makanan dari orang lain. Jika beruntung ia akan mendapatkan sepotong roti untuk menganjal perutnya. Namun tidak jarang juga dia tidak mendapat apapun kecuali hinaan dan pukulan dari orang orang yang entah mengapa merasa terganggu oleh kehadirannya.
Xue Yang tumbuh besar sendiri dengan menjalani kehidupan yang mengerikan itu. Ia belajar dari hidupnya. 'Jika tidak memiliki apapun kau bahkan lebih hina dari kotoran anjing'.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)
Fanfictionsekilas kisah tentang hubungan Xue Yang dan Xiao xing chen Cover by Kaya