Xue Yang "tutup mulut mu dan tidur. Kau berisik!!!."
A Yao "tapi aku belum ngantuk. Xue Yang tidak kau pikir kalian memiliki semacam kesalahan pahaman? Jika ternyata memang itu hanya kesalah pahaman apakah kau akan kembali bersamanya? Kau akan kembali bersama nya Xue Yang? Xue Yang apa kau ingin kembali bersama nya?"
Xue Yang "A Yao"
A Yao "apa?! " dia bersemangat menunggu jawaban Xue Yang.
Xue Yang "berapa nyawa yang kau miliki? "
A Yao "ehhh? Memang ada manusia yang punya lebih dari 1 nyawa? "
Xue Yang "tepat. Jika kau tak ingin kehilangan satu satunya nyawa mu itu. Tutup mulut mu"
A Yao mencibir. "Selalu saja mengancam. Banjingan sialan"
Dia mengangkat lengannya hendak memukul Xue Yang. Namun dia mengurung kan nya. Kenapa? Tentu saja karna dia takut. Apa lagi?
Dia menarik paksa selimut yang di gunakan Xue Yang dan berbaring memunggungi teman banjingan nya itu. Menggunakan selimut itu untuk dirinya sendiri.
Xue Yang hanya melirik sekilas kemudian menyilangkan lengannya di dada dan kembali tidur.
Sementara Xing Chen di dalam kamarnya sendirian. Cemburu. Marah. Sedih. Kesal. Menyesal. Hancur. Semuanya hanya. Sangat menyakitkan baginya.
Xing Chen POV
Zichen....
Maafkan aku. Tapi ini berat sekali. Ini tidak seperti yang ku inginkan. Zichen... Mereka bersama sekarang. Tidak. Mereka sudah bersama entah sejak kapan. Aku tau. Aku tidak memiliki hak apapun sekarang. Bahkan jika aku merasa cemburu pun. Aku sudah tak pantas.Tapi Zichen ini sakit sekali. Aku tidak bisa melihat ini lagi Zichen. Aku tidak bisa.
Zichen apa aku boleh bersama mu? Kau di mana...? Bisa kau kembali... Apa kau masih kecewa kepada ku? Zichen... Maafkan aku. Aku pasti seperti seorang banjingan di mata mu sekarang.Xing Chen POV end
Keesokan harinya Jin GuangYao bangun pagi pagi buta. Dia bersumpah tidak akan membiarkan Xing Chen menyiapkan makanan mereka sendirian. Maksudnya setidaknya dia harus membantu sedikit kan. Dengan begitu dia juga bisa berbicara banyak dengan orang itu.
Jin GuangYao bangun dan melihat Xue Yang masih meringkuk di sebelah nya. Dia tertawa tipis. Xue Yang dengan mata tertutup benar benar seperti manusia biasa. Tidak ada menakut-menakutkan nya sama sekali. Bahkan dia malah terlihat cukup imut. Benar benar berbeda seperti Xue Yang dengan mata terbuka. Tidak ada manis manisnya sama sekali. Kejam. Menyebalkan. Suka mengancam. Tidak punya hati nurani.!!!!
Lama mengamati Xue Yang membuat nya teringat kembali percakapan mereka semalam. Dan itu membuat nya kembali kesal.
Dia kembali ingin memukul Xue Yang tapi kembali tak berani. dengan senyum licik dia membawa selimut nya dan menyimpannya di lemari baju. Sebelum keluar dia melihat kembali temannya yang masih meringkuk di sana.
"Semoga kau mati kedinginan!!!!"A Yao berjalan ke dapur. Dia sudah mendengar beberapa suara bising di sana. Xing Chen pasti sudah bangun juga.
Jin GuangYao "selamat pagi tuan"Xing Chen tersenyum "pagi.anda sudah bangun"
Jin GuangYao "tuan bilang akan mengajari saya"
Xing Chen kembali tersenyum "benar. Mari"
Dengan begitulah mereka menghabiskan waktu bersama.
Kehidupan di rumah itu berjalan seperti biasa. Selama beberapa hari Jin GuangYao di sana. Dia lebih sering menghabiskan waktu bersama Xing Chen. Mereka masak bersama ngobrol bersama bahkan pergi ke pasar bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)
Fanfictionsekilas kisah tentang hubungan Xue Yang dan Xiao xing chen Cover by Kaya