Xing Chen menyadari hal itu. Dia tersenyum manis selagi mengelus ringan pinggang lelaki yang sedang duduk di atas perutnya itu.
Xing Chen membenarkan posisi duduknya. Sehingga sekarang mereka duduk berhadapan di atas ranjang. Dia tidak ingin melanjutkan aksinya. Dia merasa baik dirinya maupun Xue Yang sama sama belum siap dengan hal itu. Terlebih sepertinya situasi hati Xue Yang saat ini sedang tidak baik.Xing Chen mengecup singkat bibir lelaki yang sudah membengkak itu dan merapikan rambutnya. Tidak lupa dia juga memakaikan kembali baju kekasihnya itu.
Saat dilihat kekasihnya sudah kembali rapi dia baru mulai membenahi bajunya sendiri.
Xiao Xing Chen "Xue Yang apa kau lapar?"Xue Yang tersenyum dan menggelengkan kepalanya
Xiao Xing Chen (memegang kedua pundah lelaki didepannya itu dan menatap matanya dalam) "ada apa? Apa yang mengganggu mu? Kau bisa menceritakannya padaku.. emmm..."
Xue Yang lagi lagi hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia menunduk lemah. Dia tidak berani menatap mata Xing Chen.
Melihat itu Xing Chen hanya menarik napasnya dalam dan memejamkan mata untuk menenangkan diri.
Untuk beberapa alasan Xing Chen merasa kecawa terhadap kekasihnya itu.Xue Yang selalu seperti itu. Tidak pernah mau mendiskusikan masalahnya kepadanya. Apakah Xue Yang tidak mempercayainya? Atau apakah dia hanya sangat sangat tidak bisa di andalkan?
Setelah berhasil mengontrol kekecewaanya Xing Chen kembali tersenyum pada Xue Yang.
Xiao Xing Chen "jika kau tidak ingin makan. Lalu haruskah kita langsung tidur saja sekarang?"Xue Yang masih menundukkan kepalanya. Dan dia mengangguk tanda menyetujui ide itu.
Xing Chen langsung berdiri mengambil selimut yang ia lempar tadi dan memposisikan dirinya berbaring di ranjang itu.
Xiao Xing Chen merentangkan tangannya dan tersenyum menatap Xue Yang "kemarilah...."
Tidak menunggu lama Xue Yang langsung menjatuhkan diri di tubuhnya.Xing Chen sedikit terbatuk saat lelakinya itu menjatuhkan diri didadanya.
Xiao Xing Chen "pelan pelan Xue Yang... kau bisa mematahkan tulangku..."
Alih alih menanggapinya, Xue Yang malah menenggelamkan wajahnya di leher Xing Chen.Xing Chen hanya bisa tersenyum dengan itu. Dia langsung menarik selimut yang ia ambil tadi dan menutupi tubuh mereka.
Xing Chen mengelus punggung lelaki yang sedang memeluknya itu. Menenangkannya dan membantunya tidur. Dia tidak akan tidur sebelum memastikan Xue Yang benar benar sudah tertidur dalam pelukannya.Xing Chen selalu melakukan itu setiap malam. Bahkan ia harus meninggalkan pekerjaannya jika Xue Yang sudah meminta untuk tidur.
Tentu saja kecuali saat Xue Yang tiba tiba pergi tanpa memberitahunya dan baru kembali setelah beberapa hari.
Entah lelaki itu tidur dimana. Atau bahkan apa dia tidur? Karna setiap kembali dia pasti memiliki luka ditubuhnya.Xue Yang pov
Maafkan aku daozang. Sungguh... aku tahu kau kecewa... Tapii.. aku tak tahu harus mengatakan apa padamu. Harus... memulai dari mana...
Kau tidak akan bisa menerimanya daozang. Tidak akan pernah bisa... aku hanya berharap kau tidak melupakan apa yang kau katakan malam ini. Ku harap kau memegang janjimu daozang. Ku harap kau... tidak terlalu membenci ku suatu saat nanti.FLASBACK END
Xue Yang "tsk..... tidak akan meninggalkan ku?? Apapun yang terjadi tidak merubah apapun?
Cuuihhhh... bagaimana bisa aku mempercayai omong kosong itu?
Bajingan...."Xue Yang yang tadinya duduk bersandar pada meja di ruangan itu langsung merebahkan dirinya lemas. Ia mengangkat satu tanganya sebagai bantalan. Menatap langit langit ruang bawah tanah itu.
Dinginnya malam. Ditambah dia yang langsung berbaring di atas tanah menambah kebekuan dalam hatinya...Xue Yang "kau bahkan langsung membuang ku begitu saja saat dia datang."
Xue Yang merasakan nyeri di dalam hatinya. Dia tidak pernah merasa seperti ini. Bahkan sebelum ia mengenal Xiao Xing Chen. Sekeras apapun kehidupan yang Xue Yang alami. Ia tidak pernah merasa sebegini lemah. Sebegini tak berdaya. Ia membenci dirinya yang sekarang. Ia membenci dirinya yang begitu lemah hanya karna mengingat satu nama. Dan ia benci bagaimana ia tidak bisa membunuh saja orang yang menghancurkannya itu.
Xue Yang "brengsek.... kenapa harus bermain seperti ini.
Ini...... ini menyakitkan bajingan......."Tanpa terasa buliran bening dengan lancang menetes dari pelupuk mata Xue Yang.
Tangan yang tadinya ia gunakan untuk bantalan kini ia alihkan untuk menutupi wajahnya tepatnya matanya. Ia mengepalkan tangannya kuat untuk menenangkan dirinya. Namun tak perduli seberapa keras ia berusaha.. buliran bening itu malah semakin deras mengalir. Tidak ada hasil. Sama sekali tidak ada hasil. Yang ada dada Xue Yang malah semakin sesak.Xue Yang terus mengumpat dalam dirinya. Dia melirik Jin Guang yao yang sedah terlelap di ranjang buatannya. Dia menyeringai singkat. Dia tidak menyangka bahwa seorang Jin Guang yao yang bahkan tidak pernah melepaskan baju emasnya dan selalu terobsesi dengan kekuasaan itu bisa tidur selelap itu hanya beralaskan jerami.
Xue Yang langsung berdiri menghampiri pria pendek yang sedang tidur sambil memeluk bajunya itu. Dia menendang kaki pria itu tanpa perasaan. Membuat sang empu langsung duduk terkejut.
Xue Yang "jika kau masih hidup ayo keluar"
Jin Guang yao "bajingan. Tidak bisakah kau membangunkan ku lebih normal?"
Xue Yang "Aku tidak menggunakan pedang ku kan?"
Kali ini Xue Yang serius dengan ucapannya. Jika sebelumnya ia hanya monggoda Jin Guang yao, menakut nakutinya dengan pedangnya. Namun kali ini. Dia memang berpikir untuk menggunakan pedangnya pada lelaki itu.
Lelaki itulah yang terus memancingnya untuk mengingat Xiao Xing Chen. Seseorang yang sangat ingin dia lupakan.
Jika bukan karna Jin Guang yao yang terus bertanya meng3nai masa lalunya... dia pasti tidak akan merasa sekacau ini kan.
Mengingat kenangan lama begitu menyakitkan ternyata.Jin Guang yao "selalu saja seperti itu... dasar bodoh. Tidak manusiawi. Menyebalkannnnnn!!!!!"
Xue Yang "apa kakimu patah? Cepat brengsek!"
BERSAMBUNG....
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)
Fanfictionsekilas kisah tentang hubungan Xue Yang dan Xiao xing chen Cover by Kaya