part 15

411 60 3
                                    

"Boleh aku tanya sesuatu?" Jin Guang yao bicara pelan takut pertanyaannya nanti akan mengganggu suasana hati Xue Yang.

Xue Yang "Sejak kapan kau perlu ijin dari ku... (mengambil suapan kembali dari mangkuknya) "apa?"

Jin Guang yao meletakkan sumpitnya dan duduk dengan tegak menatap Xue Yang.

"Seseorang yang kau ceritakan padaku beberapa waktu lalu. Boleh aku tau siapa dia? Apa aku mengenalnya?" Sepertinya dia sangat berarti bagimu".

Xue Yang berhenti mengunyah saat mendengar pertanyaan tiba tiba dari Jin Guang yao. Untuk sesaat pandangannya kosong, auranya benar benar gelap. Seperti aura kemarahan yang memuncak tetapi juga ada kesedihan di sana.

Apapun itu sepertinya Jin Guang yao melakukan kesalahan besar saat ini. Dia benar benar sudah membangunkan iblis Xue Yang.
Jin Guang yao dalam hati terus berdoa: sial aku benar benar bodoh. Apa yang ku pikirkan. Tuhan aku tidak pernah berdoa padamu selama ini. Saat ini ku mohon buat aku jadi transparan, atau menghilang, atau memiliki kekuatan menghentikan waktu, atau memiliki kekuatan untuk menghilangkan ingatan. Apapun itu. Asalkan itu bisa menyelamatkan ku saat ini.

Satu dua tiga... clinggggg....

Ehh mengapa aku masih di sini? Aaaa apa aku sudah trasparan?  Emmm mungkin....

Jin Guang yao langsung terperanjat berdiri saat Xue Yang tiba-tiba menatapnya. Wajahnya pucat : sial kenapa dia bisa melihatku...
Jin Guang yao "aa... aappaa... aa.. aku hanya bertanya... kau tidak perlu semarah itu..."

Xue Yang hanya menatap Jin Guang yao dingin dan sedikit menyeringai.
Dia menelan semua makanan di mulutnya yang belum terkunyah dengan sempurna.
"Mana permen ku? Kau tidak lupa membawanya kan?"

Jin Guang yao menghela napas lega. Dia aman saat ini. Dia langsung tersenyum bangga, dan dengan percaya diri duduk kembali di sebelah Xue Yang. Ia langsung merogoh saku di bajunya, mengeluarkan kantong permen dari sana dan meletakkannya di depan Xue Yang. "Tentu saja aku membawanya. Mana mungkin aku kemari jika tidak membawanya"
(Berguman pelan) "itu sama saja mengantarkan nyawa. Sial kenapa kau menakutkan sekali"

Xue Yang langsung mengambil kantong itu dengan senyum manisnya. Ia mengambil beberapa permen dari kontong itu dan memakannya sekaligus.
"Aku selesai. Aku akan kembali bekerja. Lakukan apapun yang kau mau. Jangan mengganggu ku".

Jin Guang yao masih duduk tak bergerak dari tempatnya sambil memandang tak percaya pada punggung Xue Yang yang semakin lama semakin berjalan menjauh.

Flasback on
Jin Guang yao "Kita sudah mengelilingi pasar. Kemana lagi kita harus mencari permen semacam itu..."

Xue Yang "bukan kita. Kau."

Jin Guang yao "kau tidak liat. Aku sudah berusaha. Kau liat ini (mengangkat beberapa kantong yang terlihat penuh dan berat)
Ini semua permennn... permen seperti apa lagi yang kau mau..."

Xue Yang : (mengabaikan dan berjalan melewatinya) "bukan itu. Dia manis dan tidak membosankan. Dimana otak mu. Aku sudah mengatakannya dari tadi."

Jin Guang yao "astagaaa... bunuh saja aku..."

Xue Yang "haruskah?" (Berbalik dan jalan mendekati Jin Guang yao)

Jin Guang yao panik menyadari kebodohannya "eheemmm... di sana.. kita belum kesana. Ayo..."
Jin Guang yao langsung 'berjalan' dengan cepat kesembarang arah menjauhi Xue Yang.

Xue Yang hanya menyeringan dan berjalan lamban mengikuti Jin Guang yao dari belakang.

Jin Guang yao "Xue Yang katakan padaku. Dimana kau mendapatkan permen semacam itu... jika kau memberitahu ku. Kita mungkin tidak perlu berkeliling seperti ini."

Xue Yang tidak menjawab pertanyaannya. Saat ia berbalik untuk menuntut jawaban dari Xue Yang dia melihat lelaki itu hanya mengangkat bahunya acuh sambil memain mainkan pedang.
Itu membuatnya merinding. Meskipun Xue Yang sama sekali tidak mengancamnya atau wajah Xue Yang tidak berlumuran darah atau bahkan Xue Yang tidak menatapnya. Ia tetap merinding melihat pedang Xue Yang.
Ingatan Jin Guang yao masih sangat tajam soal kejadian waktu itu. Kejadian saat mereka 'mencari rumah'.

Jin Guang yao mengerjabkan matanya beberapa kali, menyadarkan diri dan dengan cepat berbalik dan berjalan dengan normal.

Ia tidak menganggu Xue Yang lagi. Tidak bicara atau menuntut apapun. Ia hanya berjalan dengan tenang. Ia benar-benar takut menganggu Xue Yang saat ini. Takut merubah suasana hati lelaki itu. Sampai akhirnya dia mendengar sesuatu yang sangat lirih. Hampir terdengar seperti angin yang berhembus melewati telinganya.

"Dia memberikannya.." Xue Yang bicara sambil menundukkan kepalanya dengan wajah cemberut.

Jin Guang yao berbalik. Ia mengerutkan alis melihat wajah Xue Yang yang sangat lucu. Dia tertawa tanpa suara.

"Siapa?" Jin Guang yao bertanya dengan heran. Kata 'memberikan' itu sama sekali tidak cocok digunakan oleh seseorang seperti Xue Yang.
Jika Xue Yang mengunakan kata dimencurinya. Atau dia merampasnya... itu lebih dapat dipercaya dan.. masuk akal...

Bahkan jika memang ada orang tidak waras yang dengan berbaik hati 'memberi' Xue Yang sesuatu. Dia yakin orang itu benar benar ditipu oleh Xue Yang. Orang itu pasti buta. Dia tidak tau orang seperti apa yang telah dia 'berikan' sesuatu itu.
Jin Guang yao tertawa geli dengan pikirannya sendiri.

"Apa...???" Xue Yang bertanya dengan memasang wajah curiga.

"Emm...?" Jin Guang yao yang tidak menyadari situasi hanya memandang Xue Yang binggung.

Xue Yang "Kenapa kau memasang wajah seperti itu. Apa yang kau tertawakan?"

"Aaa tidak ada.. aku hanya aneh mendengar kau bilang seseorang memberikannya padamu. Apapun itu. Itu tidak seperti kau menerima sesuatu dari orang lain yang diberikan secara tulus padamu kan...?" Jin Guang yao bertanya dengan hati hati...

"Memang seperti itu..." Xue Yang menjawab santai

Jin Guang yao cukup terkejut dengan jawaban Xue Yang. Dia sedikit banyak sudah mengenal Xue Yang. Dia takut pada Xue Yang saat lelaki itu sedang marah, tapi dia juga nyaman berada di dekat Xue Yang. Mereka banyak bercerita satu sama lain.

Dan Jin Guang yao tahu meskipun Xue Yang seorang bajingan keji dia tidak pandai berbobong. Mungkin karna dia memang tidak pernah berbohong. Dia tidak pernah memperhatikan ucapannya karna dia tidak peduli dengan orang lain.

Jadi dia hanya mengatakan apapun yang ada di pikirannya.
Saat dia tidak ingin orang lain mengetahui pikirannya dia hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Dia tidak membuat buat kebohongan untuk menutupi apapun.
Jadi Jin Guang yao selalu menganggap apapun yang Xue Yang katakan itu adalah kebenarannya atau... hanya itulah yang Xue Yang tahu.

Jin Guang yao "benarkah??? Siapa orang itu. Dia pasti orang agung."

Xue Yang menyeringai "dulu ku pikir memang begitu. Dia pasti orang agung. Semua orang memujanya. Tapi bagiku dia hanyalah orang bodoh. Melakukan semua pekerjaan tanpa mendapat apapun."
(Diam sesaat dan bicara dalam hati) : tapi ternyata akulah orang yang bodoh menganggapnya seperti itu. Sial.

BERSAMBUNG...

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang