part 29

272 40 1
                                    

Jin Guang yao langsung berdiri dan berjalan lemas mengikuti Xue Yang.
"Bisakah kau jalan lebih pelan. Kepala ku pusing"

Xue Yang berbalik menghadap Jin Guang yao dan memunculkan Jiangzai (pedang Xue Yang) di tangannya
"Mau ku bantu menghilangkannya?"

Jin Guang yao membulatkan matanya dan langsung berlari melewati Xue Yang.
"Sialan..... Bajingan itu benar benar tidak bisa di ajak bicara....

Ehh...??? Sudah siang?"

Jin Guang yao berhenti berlari saat dia menyadari keadaan di luar ruang bawah tanah itu. Dia mengangkat tangan menutupi wajahnya dari sinar matahari yang menyengat.
"Xue Yang ini sudah siang? Wahh ku pikir ini masih pagi atau bahkan malam. Aku belum sempat tidur tadi..."

Xue Yang mentap Jin Guang yao tajam. "Siapa yang tidur seperti mayat tadi? Aku bahkan hampir lupa kalau kau masih hidup"

Jin Guang yao mengabaikan perkataan Xue Yang. Dia terus saja berjalan hendak memasuki rumah.

Xue Yang "bukan disana."

Jin Guang yao "ehhh?"

Xue Yang "aku ingin makan sesuatu"

Jin Guang yao "katakan. Aku bisa membuatkannya untukmu"

Xue Yang "aku ingin minum arak"

Jin Guang yao "tidak. Kau selalu menggila setelah minum. Tidak sebelum kau menyelesaikan pekerjaan mu"

Xue Yang "kau mau mati?"

Jin Guang yao "kau sudah berjanji"

Xue Yang "dengar... otak ku benar benar kacau sekarang. Jangan menguji ku"

Jin Guang yao tampak berpikir. Sebenarnya arak bukanlah masalah besar. Itu adalah minuman yang sangat umum. Namun berbeda jika itu Xue Yang yang meminumnya. Karna orang itu akan menggila dan membuat kekacuan. Terakhir kali dia benar benar membuat kekacauan dengan membakar habis rumah satu desa. Jin Guang yao atau bahkan ayahnya saja hampir tidak bisa menyelesaikan kekacauan itu. Kegilaan Xue Yang benar benar tidak bisa di toleransi ketika mabuk.

Namun melihat kondisi Xue Yang  sekarang..... agak....
Jin Guang yao sudah cukup mengenal Xue Yang. Dia tahu Xue Yang sangat kuat. Bukan hanya saat memainkan pedang. Orang itu juga bisa tahan bekerja berhari hari tanpa istirahat sedikitpun.
Namun saat ini... entah mengapa Xue Yang benar benar tampak kacau. Bahkan pandangannya tak setegas biasanya.

Jin Guang yao "baiklah. Tunggu di rumah. Aku akan mambawakannya untukmu"

Xue Yang "ayo pergi bersama"

Jin Guang yao "tidak. Aku akan langsung mengunci semua pintu setelah mendapatkan arak. Jadi bahkan jika kau menggila. Kau hanya akan membuat kekacauan disini. Aku tidak ingin mengambil resiko"

Xue Yang langsung berjalan memasuki rumah "terserah"

Dia benar benar tidak dalam suasana hati yang baik sekarang.
Jika dia melanjutkan perdebatannya dengan Jin Guang yao, bisa jadi dia benar benar akan membunuh pria tak berguna itu.

Sementara Jin Guang yao keluar mencari arak, Xue Yang berjalan kekamarnya. Ia berbaring di ranjang menutup matanya. Bukan untuk tidur tentu saja. Meski dia sangat lelah. Namun dia tidak bisa tidur karna nama Xiao Xing Chen terus berputar putar di dalam kepalanya.

Xue Yang "aarrggghhh daozang... lihatlah apa yang sudah kau lakukan padaku..."

Xue Yang pov
"daozang.... dulu aku benar benar berpikir bahwa tuhan memang ada..."

Bahwa tuhan telah melihat penderitaan ku selama ini...

Bahwa tuhan telah berbaik hati kepada ku...

Menghadiahkan kau dalam hidup ku...

daozang... sungguh.. aku dulu berpikir aku bisa melepas segalanya.
Aku bisa melakukan segalanya.

Aku hanya ingin kau. Bersama mu. Memulai hidup baru dengan mu....

Bukan salah mu... aku yang terlalu bodoh... aku begitu naif sehingga berpikir bahwa kau juga menginginkan hal yang sama.

Berpikir bahwa kau benar benar mencintai ku.

Berpikir bahwa kau benar benar tulus padaku.

Berpikir bahwa kau bisa menerima ku...

daozang ini sudah 3 tahun berlalu... namun mengapa ini masih sangat menyakitkan. Hanya mengingat namamu sudah semenyakitkan ini. Apalagi bertemu dengan mu.

Aku tahu aku pengecut daozang. Aku selalu bersembunyi dari mu. Menghindar darimu.
Aku tahu selama ini kau diam diam mencari ku...
Aku tahu...

Aku hanya...

Sangat membenci mu. Sangat sangat membenci mu... lebih dari itu. Aku sangat membenci diriku sendiri yang tidak bisa mengontrol perasaan ku setiap melihatmu.

Mengapa kau melakukan ini padaku daozang.
Salah apa sebenarnya aku dengan mu...??
Aku selalu memikirkannya selama 3 tahun terakhir ini...
Dan aku tidak pernah menemukan jawabannya.

Aku tidak pernah menyinggungmu secara langsung. Aku bahkan tidak pernah menganggu mu.
Tapi mengapa kau sangat membenciku daozang...??

Hingga kau lebih memilih menghancurkan ku dari dalam daripada langsung membunuhku dengan pedangmu.

Bukankah kau sangat hebat daozang. Lalu kenapa kau merendahkan diri mu sendiri hanya untuk menghancurkan ku seperti ini...??

Sebesar itu kah rasa benci mu terhadapku daozang....??
Selama kita bersama... apa kau menertawakan ku daozang....??
Menertawakan kebodohan ku...??

Xue Yang pov end

Lagi lagi buliran bening dengan lancang mengalir dari pelupuk matanya.
Xue Yang jadi sangat kesal dengan dirinya sendiri. Kepalanya tidak berhenti memikirkan hal hal tak berguna. Dan matanya bahkan tidak lagi mendengar perintahnya. Semuanya menjadi terasa sangat kacau.

Xue Yang menjadi sangat lelah secara tiba tiba. Menjadi tak berdaya secara tiba tiba.

Tak ada yang bisa dia lakukan selalin berbaring disana selagi menunggu araknya datang.
Si bodoh itu entah membeli arak di negri mana..

Xue Yang terus memaki Jin Guang yao dalam hatinya karna orang idiot itu tidak kunjung datang membawakan arak untuknya. Semakin dia memikirkannya semakin ia tambah kesal dengan si bodoh itu.

Baru saja Xue Yang mau bangkit dari tempat tidurnya si idiot yang ditunggu sejak tadi itu datang menggotong dua kendi besar ditangan kanan dan kirinya.
Dia datang dengan senyuman bodoh di wajahnya.

Xue Yang "mana yang lain? Kau hanya bawa dua?"

Jin Guang yao (mengangkat alisnya) "kau tidak lihat berapa banyak yang ku bawa? Apa masih kurang?"

Xue Yang turun dan duduk di lantai dengan bersandar pada kaki ranjangnya
"Bawa kemari...."

Jin Guang yao memutar bola matanya malas namun tetap mengikuti perintah Xue Yang.
Dia meletakan dua kendi besar arak yang di beli tadi.

Sebenarnya Jin Guang yao tidak ingin membeli sebanyak itu. Tapi ia ingat Xue Yang yang bekerja keras 2 hari ini sampai tidak tidur dan kepatuhannya beberapa bulan terakhir dengan tidak membuat keributan. Dia berhak mendapatkannya kan.

Lagi pula itu dua kendi besar. Xue Yang tidak akan mampu menghabiskannya sendiri. Dia juga akan minum bersamanya. Biarkan saja mereka mabuk bersama. Sekali kali itu tidak masalah kan?

Jin Guang yao meletakkan arak arak itu di depan Xue Yang. Lalu dia pergi ke dapur menyiapkan camilan yang juga telah ia beli. Minum arak tanpa ada makanan pendamping tidaklah menyenangkan.

Tidak lama ia kembali mambawa beberapa camilan dan dua gelas untuk mereka. Seketika ia terkejut saat melihat Xue Yang sudah tidak ada di tempatnya. Dan kendi kendi itu sudah tergeletak kosong.

"Bajingan itu berulah lagi??? Brengsek.....! ku rasa aku benar benar akan berumur pendek...."

BERSAMBUNG...

Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang