Xing Chen "ITU DEMI KEBAIKAN MU!"
Xing Chen menarik napasnya dalam. "mau sampai kapan kau menjadi buron. Mau sampai kapan kau menghancurkan desa. Mau sampai kapan kau menyalahkan orang lain atas amarah mu. Mau sampai kapan kau hidup seperti ini??!!!"
Xue Yang "SEPERTI APA???!!! APA YANG KAU TAU???!! "
Xing Chen "Xue Yang.... "
Xue Yang "berhenti bersandiwara. Kau benar benar membuatku muak. Berhenti bersikap seolah kau perduli. Padahal kau berniat membunuh ku"
Xing Chen "kau terus saja mengatakan membunuh membunuh membunuh. Siapa yang ingin membunuh mu. Jika memang aku menginginkan kematian mu. Bukankah sejak kemarin aku melakukannya? Bukankah lebih mudah melakukannya saat kau sekarat seperti itu? Tapi lihatlah kau masih bernapas sekarang. Jadi. Hiduplah dengan benar. "
Xue Yang "hidup dengan benar? Hahaahaha jadi hidup ku salah? seperti apa hidup dengan benar menurut mu?"
"Aaaaaa dengan mempermainkan orang? Atau berpura pura tidak tahu apapun padahal merencanakan semuanya? Atau... Memanipulasi penjahat dan menyerahkannya pada musuh? Rencana yang sempurna bukan? Musuh mu mati dan kau tidak perlu mengotori tangan mu sendiri? Daozang kau hampir membuat ku terkesan."
Xing Chen "omong kosong. berapa kali aku harus mengatakannya padamu. Aku menyerahkan mu pada mereka bukan untuk membunuhmu. Aku ingin kau mengembalikan besi yin itu dan hidup dengan normal. Bukankah itu pilihan terbaik? Bagaimana pun kau tidak bisa bebas begitu saja. Selama kau menyimpan besi yin mereka akan terus mengejarmu."
Xue Yang tertawa "hahaha jadi maksud mu dengan aku mati. Maka itu menjadi kebaikan untuk ku?" cuuuiiihhh jika ingin membunuh ku. Lakukan dengan tangan mu sendiri. Kau menganggap aku kotor. Tapi apa yang kau lakukan lebih menjijikkan. Kau tau...
Xing Chen tampak binggung "mati??... Apa maksud mu??.... Aku ingin kau kesana dan menyerahkan besi yin. Maka semua akan baik baik saja setelahnya."
Xue Yang "kau begitu naif. Menurut mu mereka akan melepas ku begitu saja? HAHHHH????
KAU TAU APA YANG SUDAH MEREKA LAKUKAN PADAKU?????
bahkan seekor anjing pun mereka perlakukan dengan baik...."Xing Chen "tidak. Tuan wangji. Dia. Dia berjanji."
Xing Chen "Xue Yang... Ada apa... Kau baik baik saja? "
Xing Chen menjadi sangat panik saat melihat Xue Yang mengernyit kesakitan sambil memegang dadanya.
Dia lupa bahwa Xue Yang belum pulih benar. Dia seharusnya tidak terpancing dengan Xue Yang. Dia seharusnya bisa lebih bersabar. Dia seharusnya lebih fokus pada kondisi Xue Yang terlebih dahulu.Xing Chen "Xue Yang minum ini... "
Xing Chen menyodorkan botoh kecil yang ditinggalkan tabib tadi malam. Tabib bilang itu bisa sedikit meredakan rasa sakit Xue Yang.Setelah meminum air pahit yang diberikan Xing Chen, Xue Yang mencoba mengatur napasnya perlahan. Dan tiba tiba dia merasakan kantuk yang luar biasa. Rasa kantuk nya itu bahkan membuatnya lupa dengan rasa sakit yang dia rasakan. Hingga kegelapan mulai menghampiri nya, dan seketika Xue Yang kehilangan kesadarannya.
Melihat Xue Yang yang tertidur Xing Chen lega. Setidaknya Xue Yang tidak kesakitan.
Dengan penuh kehati-hatian Xing Chen membuka baju Xue Yang. Dia benar benar melepaskan baju Xue Yang hingga Xue Yang bertelanjang dada.Xing Chen mengamati tubuh Xue Yang sedih. Dia bisa melihat dengan jelas bekas bekas luka di tubuh itu. Beberapa luka ia kenali. Saat masih bersamanya Xue Yang sudah memiliki luka itu.
Tapi sekarang banyak sekali luka baru yang tidak ia kenali.Xing Chen meringis ngeri saat menyetuh bekas bekas luka itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Meskipun Xue Yang memiliki toleransi akan rasa sakit yang tinggi. Tapi dia juga manusia kan. Dia bisa mati kapan pun jika memiliki luka sebanyak ini.
Xing Chen mengalihkan pandangannya ke wajah Xue Yang. Dia menyeka keringat di pelipis Xue Yang sambil bicara lembut "Xue Yang dunia seperti apa yang kau tinggali? Sekejam apa takdir memperlakukan mu?"
Xue Yang sedikit mengernyitkan dahinya. Xing Chen langsung membuyarkan pikirannya dan dengan cepat nan lembut menyeka seluruh tubuh Xue Yang. Dan menggantikan nya dengan pakaian yang baru. Pakaian yang kering dan bersih. Tak lupa Xing Chen juga merapikan rambut dan selimut Xue Yang sebelum pergi keluar dari kamar itu.
Xing Chen berjalan ke dapur. dia ingin membuat makanan. Jadi saat Xue Yang bangun nanti dia bisa langsung makan.
Dia melihat lihat di dapur. Mencari cari apakah ada bahan makanan yang bisa ia masak saat ini.
Dan ia cukup terkejut saat ia menemukan ada banyak sekali bahan makanan di sana. Xue Yang tidak mungkin menyiapkan ini semua.Dia langsung mengarahkan pandangannya ke seluruh ruang dapur. Dan yahh. Dapur itu cukup bersih dan tertata rapi. Tidak. Sangat bersih untuk ukuran Xue Yang.
Orang lain pasti menggunakan dapur ini. Dan itu pasti Jin Guang Yao. Dia juga tadi melihat ada kepingan uang logam dan beberapa manisan tergeletak begitu saja di meja kamar Xue Yang. Jin Guang Yao pasti yang menyediakan semua itu. Xue Yang tidak membutuhkan uang. Dia hanya mendapatkan segalanya dengan pedangnya.Xing Chen menunduk dan tersenyum pahit. Dia senang ada yang merawat Xue Yang. Tapi dia juga sedih bahwa orang itu bukan dirinya lagi.
Xing Chen menenangkan pikirannya dengan menyibukkan diri di dapur.
Memasak beberapa jenis makanan kesukaan Xue Yang.
Cukup mengejutkan bahwa semua bahan sangat lengkap di dapur itu. Apa Jin Guang Yao juga sering memasak untuk Xue Yang? Karna sangat tidak mungkin Xue Yang melakukannya. Konsep beras menjadi nasi saja Xue Yang tidak mengerti.Setelah selesai dengan pekerjaannya Xing Chen menenggok Xue Yang sebentar. Melihat pria itu masih tertidur pulas di ranjangnya Xing Chen tersenyum tipis.
Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.Xue Yang POV
KAU MAU KEMANA!!!
YAAA......
AKU BICARA DENGAN MU BODOH.....
BERHENTI ATAU PEDANG KU YANG MENGHAMPIRI MU.!!!!
A yao.....
Kau tidak mendengar ku? Apa kau marah padaku?
A yaoo berhenti... Kenapa kau bersikap seperti gadis lagi? Hanya bicaralah jika kau marah padaku...
A yao....
Bodoh.....
Yaaaa......
Kau tuli.....
Bajingan.
JIN GUANG YAO...!!!!!
Xue Yang tiba tiba terbangun. Dia melihat ke kanan dan kiri. Ia hanya bisa melihat dinding dinding kamarnya.
Dia perlahan duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Dia menggerutu.Mimpi sialan... Berani sekali dia mengabaikan ku...
LAGIAN DIMANA BAJINGAN ITU SEKARANG.!
BERSAMBUNG....
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)
Fanfictionsekilas kisah tentang hubungan Xue Yang dan Xiao xing chen Cover by Kaya