"Bajingan itu berulah lagi??? Brengsek.....! ku rasa aku benar benar akan berumur pendek...."
Jin Guang yao berjalan mengelilingi rumah mencari keberadaan Xue Yang.
Dia tidak mengkhawatirkan Xue Yang. Siapa yang mampu menyakitinya... Dia lebih khawatir pada apa yang akan orang itu lakukan. Ahhh membayangkannya saja sudah mengerikan.Jin Guang yao uring uringan karna tidak kunjung menemukan keberadaan Xue Yang. Dia terus mengumpat pada dirinya sendiri yang langsung luluh semudah itu dengan Xue Yang.
Kalau saja dia memiliki hati yang sedikit lebih kuat terhadap Xue Yang. Dia pasti bisa menolak saat lelaki bajingan itu meminta arak. Atau bisa langsung memukul kepala orang itu dan langsung mengatakan 'minum saja air sumur itu!!!' Lalu Xue Yang dengan patuh berjalan lemas dan pegi mengambil air sumur.
(Jin Guang yao tersenyum sendiri membayangkan skenarionya, sebelum ia kembali teringat itu hanya akan terjadi dalam khayalannya. Dia langsunh kembali kesal)"Brandalan sialan.... awas saja kalau aku menemukan mu....
Aku akan....""Akan apa?...."
Xue Yang dengan santai berbaring di dahan di atas pohon tidak jauh dari Jin Guang yao berdiri.Jin Guang yao (berjalan mendekat) "cihhh. Apa kau sangat mabuk hingga tidak tau mana ranjang dan mana yg bukan??"
Xue Yang "Mabuk pantatku. Kau pasti sudah jatuh miskin"
Jin Guang yao hanya mengerutkan alisnya menanggapi Xue Yang
Xue Yang "apa arak sudah begitu mahal bagimu sampai kau membeli yang palsu?"
Jin Guang yao "Yaaaaa. Bajingan. Kau tidak tau berapa banyak aku menghabiskan uang untuk itu? Aku membeli yang terbaik bodoh...!!! Dan kau tidak menyisakan sedikitpun untuk ku. Bajingan tidak punya hati."
Xue Yang "Omong kosong... kenapa pikiranku masih begitu jernih sekarang... itu pasti benar benar palsu..."
Jin Guang yao "wahhhhh....betapa menakutkannya.... kapan kau pernah memiliki pikiran jernih. Mengapa aku tidak pernah melihat kau saat dalam'PIKIRAN JERNIH' (Jin Guang yao bicara dengan ekspresi dibuat buat seolah dia benar benar ketakutan)
Xue Yang meliriknya sekilas. Lalu memutar bola matanya malas.
Mereka tampak hening beberapa saat. Xue Yang hanya berbaring tak bergerak di dahan pohon itu dengan pemikirannya sedangkan Jin Guang yao terus mengumpati lelaki di atasnya itu dengan pelan. Sangat pelan. Dia masih tidak terima lelaki bodoh itu menghabiskan araknya sendirian.
Dia susah payah mencarinya. Bukankah itu seharusnya dihargai?? Dengan beberapa teguk??"A yao....." (Xue Yang memanggil lelaki dibawahnya itu pelan)
"Apaaa!...." Jin Guang yao masih kesal karna pikirannya sendiri.
Xue Yang "Apa kau pernah membenci seseorang?"
Jin Guang yao mengerutkan kening. "Aku hidup dengan itu jika kau lupa"
Xue Yang tersenyum singkat. "Kau tidak lelah?"
Jin Guang yao merasa bahwa Xue Yang sudah sangat mabuk sekarang. "Apa?..... apa yang kau bicarakan?"
Xue Yang hanya diam saja di atasnya.
Jin Guang yao "ayo masuk. Jangan merepotkan ku lagi. Aku tidak sudi mengendongmu"
Xue Yang "Apa kau memiliki seseorang yang sangat sangat sangat kau benci? Hingga kau tidak rela jika dia mati?"
Lagi lagi Jin Guang yao mengerutkan kening. Xue Yang yang normal saja sudah cukup membutnya pusing. Ini kenapa Xue Yang mabuk membuatnya semakin pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Story (Xue Yang ● xiao Xing Chen)
Fiksi Penggemarsekilas kisah tentang hubungan Xue Yang dan Xiao xing chen Cover by Kaya