Haii Readers!!
Akhirnya Dah Sampai Bagian 10
Dan 300x Dibaca, Meski Vote Nya Segitu-Gitu Aja Sih :( gapapa Yeayyyyy...
Tak dapat dipungkiri lagi, pikiran Laura saat ini sedang kacau ia tak yakin bisa jika harus menghadapi situasi nanti pramenikah.
"Bagaimana menurut Ibu?" Tanya Arasya pada Nisa yang sedang melamun memikirkan sesuatu.
"Euhh kalau Ibu ikut kesiapan kalian saja," Jelas Nisa mengedarkan pandangan kearah Arasya dan Laura.
Thomas menghela nafas, "Saya ingin bisa lebih cepat, misalkan besok?" Ucap Thomas.
Deg
Kesekian kalinya nafas Laura seakan berhenti karena sebuah kenyataan yang ada dihadapannya saat ini.
"Maaf Om. semuanya--" Mulut Laura yang sedari tadi diam akhirnya terbuka.
"Sebentar lagi saya melaksanakan Ujian dan saya harus fokus untuk hal itu, apa bisa untuk saat ini bertunangan dulu?" Tanya Laura dengan suara lirihnya.
"Gak!--" Tegas Arasya membuat ruangan menggema karena suaranya.
"E-eh maksudnya gak usah khawatir, Aku bakal nunggu kok," Lanjut Arasya dengan nada suara yang menurun.
Sedangkan Nisa dan Thomas masih saling pandang seakan khawatir jika harus menyetujui permintaan Laura.
"Saya ikut Laura saja," Jawab Nisa.
"Baiklah, besok malam kita laksanakan pertunangan ini dan selepas ujian kamu disekolah langsung menikah, bagaimana?" Tawar Thomas pada Nisa dan juga Arasya.
"Oke," Final Arasya.
....
Pagi hari ini cuaca sedang tidak bersahabat seolah-olah merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Laura.
"Assalamualaikum," Ucap salam Laura meninggalkan pekarangan rumahnya menuju halte bus.
Untung saja Bus yang biasa Laura naiki sudah berada dipinggiran jalan yang membuat ia tidak harus menunggu lama, apalagi awan seperti akan menumpahkan semua isinya.
Hatinya yang gundah akhirnya sedikit terobati karena pemandangan gedung pencakar langit yang membuat rasa takut dan gundahnya terobati.
Sesampainya di sekolah, seperti biasa ia disambut ramah oleh Satpam yang biasa berjaga didepan gerbang Sekolah.
"Pagi neng, Semangat belajarnya!" sapa Pak Satpam seraya mengepalkan tangannya menyemangati Laura.
"Makasi," Balas singkat Laura.
Laura melangkahkan kaki jenjangnya menuju lantai dua gedung sekolah Bina Bangsa. Gadis galak itu selalu acuh meskipun belasan adik kelasnya sering menyapa padanya.
"Ish," Pekik Laura saat seseorang menabrak tubuhnya.
"Eh sorry Law," Suara berat itu datang dari seorang laki-laki jangkung, berkumis tipis dan matanya yang sipit.
"Punya mata gak lo?, gimana sih," Ketus Laura pada laki-laki berambut pendek dan berjas berlogo Osis.
"Maafin gue gak sengaja," Ucapnya seraya memohon-mohon.
"Dahlah sono pergi lo!" Laura mengusir Arkana Putra, Ketua Osis SMA Bina Bangsa.
Sampailah Laura didalam kelasnya, lalu duduk disamping sahabatnya yang sedang memakan kacang ditangannya.
"Dih masih pagi nih boss, udah cemburut ae lu," Kata Adami.
"Ini hari terburuk buat gue dan lo tau kan?" Ucap Laura sambil membalikan badannya kearah Adami.
"Tau apaan? lo belum kasih tau kan, " Tanya Adami dengan muka yang polosnya.
"Oh bener juga--" angguk Laura.
"Jadi intinya. Gue, bakal tunangan sama si Arasya itu nanti malem!" Ucap Laura yang membuat Adami tersedak kacang.
"Ohoookk, khokk"
"Eh pelan-pelan kalau lagi makan," Decak Laura sambil memukul-mukul tengkuk sahabatnya.
"Udah-udah, thank you sister," Ucap Adami.
"APAA!?" Teriak Adami seakan-akan sedang merasakan kaget luar biasa.
Laura memutar bola matanya, "Telat begooo!" Ucap Laura berlalu pergi meninggalkan Adami yang masih bengong ditempat.
Melihat Laura sudah tidak ada ditempatnya, Adami segera menyusul Laura keluar kelas.
"Woy tunggu!" Teriak Adami dibelakang sana meski Laura tetap berjalan santai menyusuri koridor kelas.
Badan Laura berhenti disebuah tempat yang menjadi tempat favoritnya disekolah untuk menenangkan dirinya yaitu Rooftop sekolah.
"Lo seriusan?" Tanya Adami berjalan menuju Laura.
"Heyy emang gue keliatan bercanda gitu," Ucap Laura.
"Ya kali aja gitu, terus gue diundang gak?" Kata Adami memandang sendu Laura.
"Kagak--" Laura bersedekap dada.
"Ini acara keluarga dulu, gue nikah setelah Ujian nanti," Lanjut Laura.
Adami mengangguk paham, "Yaudah gue doain supaya lancar yaa," Kata Adami sambil memeluk tubuh Laura.
"Thanks Mii"
...
Jadii Si KONFLIK-nya Belum Terlalu Dikembangkan, Karena Apa? Karena Masih Harus Mengikuti Alur Cerita Awal Dulu..
Stay Terus Yaa
Thank You Readers
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Teen Fiction{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...