L A N J U T
Sesampainya Laura di rumah, ia segera bergegas menuju ke kamar mandi tamu yang berada dilantai bawah.
"Tolong ambilin handuk yang warna putih dibalkon," titah Laura membuka pintu kamar mandinya sedikit.
Arasya menuruti perintah dari calon istrinya itu meskipun ia turun kembali tanpa membawa apa yang disuruh Laura, Laura segera menyelesaikan ritual mandinya dengan cepat.
"ARASYAAAAA mana woy handuknya," teriak Laura.
"Eh gue lupa, hehe."
Arasya memberikan handuknya pada Laura, "Gue boleh masuk?" ucap Arasya.
"Gelo!"
Seusai mandi dan mengganti baju Laura kembali turun kebawah untuk menemani Arasya yang masih asik menonton TV diruang keluarga.
"Kamu tadi kenapa?" tanya Arasya.
"Ada yang jailin gue," sahut Laura seraya memasukan cemilan kedalam mulutnya.
Rencana Hesyam? -batin Arasya.
"Kenapa lo gak lawan?" tanya lagi Arasya.
"Kepo dah, pokonya gue gak mau memperpanjang masalah sama tuh orang," ucap Laura.
Pasangan ini mulai masuk kedalam alur cerita film yang berada dilayar televisinya.
Tok...
Tok..
Tok.
"Bii tolong bukain!" suruh Arasya.
Bi Maè segera membukan pintu dan melihat siapa yang datang di sore hari ini.
"Nyonya. Itu ada temennya yang datang," ucap Bi Maé.
"Oke, makasi ya Bi"
Laura menghampiri tamu yang kata Bi Maè adalah temannya.
"Waaa Adami?" ujar Laura seraya memeluk tubuh Adami.
"Dih kaya yang gak ketemu tiga tahun aja," ucap Adami melepaskan pelukan Laura.
Arasya yang penasaran segera menghampiri teman Laura siapa yang datang kerumahnya.
"Adami, lagi?" kata Arasya.
"Hehe iya kak, mau bantu buatin Henna ditangan Laura." sahut Adami.
"Oh silahkan,"
Laura langsung membawa Adami kedalam kamarnya yang berada di lantai atas.
"Duduk dulu ya. Gue ambil tintanya dulu," kata Laura.
Setelah mengambil tintanya dan membersihkan tangannya ia kembali lagi pada Adami yang masih anteng duduk disisi ranjang Laura.
"Hayuk,"
Polesan demi polesan dengan teliti Adami lakukan dikedua tangan Laura. Ia memang cukup bisa untuk melakukan hal demikian karna ajaran dari sang Bunda.
"Gila bagus banget sih gambarnya," puji Laura.
"Baru kali ini deh gue dipuji sahabat sendiri," kekeh Adami.
"Auk ah, ga akan muji lagi kalau gitu mah,"
Waktu demi waktu dihabiskan untuk persiapan pernikahan Laura dan Arasya. Kini waktunya telah tiba, Arasya telah terlebih dahulu pergi menuju tempat acara bersama supirnya dan Laura akan pergi bersama sahabatnya dan Bi Maè.
"MasyaAllah, cantikk banget dirimu sayangkuuu." takjub Adami saat melihat Laura menggunakan baju pengantin putih dengan beberapa hiasan dikepalanya.
"MasyaAllah, makasiiih."
"Non Laura hari ini geulis pisan ih," puji Bi Maè.
"Hatur nuhun, Bi"
Setelah semuanya bersiap akhirnya Laura dan lain-lainnya berangkat tepat pada pukul 19.01 menuju tempat acara yang hanya ditempuh sepuluh menit dari rumah Laura.
"Gue pangling banget loh liat lo. Law," ujar Adami sedikit menengok kearah Laura.
"Bisa aje lo, by the way makasih ya udah mau bantuin gue," ucap Laura.
"Sama-sama,"
Sampailah pengantar pengantin wanita di depan gedung sederhana tempat acara akad nanti diadakan.
"Beneran ini ya?" tanya ragu Laura.
"Iyaa," jawab Adami.
Laura didampingi Adami dan Bi Maè mulai memasuki pelataran gedung dan masuk ke ruang Make up lagi sambil menunggu persiapan dari Arasya diruangan lain.
"Wow cantik banget calon mantu Papah," ucap Thomas saat masuk kedalam ruangan Laura.
"Makasih. Papah," Laura tersenyum manis mendengar Thomas memujinya.
"Boleh Papah peluk kamu, nak?" tanya Thomas yang diangguki oleh Laura.
Pelukan tersebut berlangsung cukup lama hingga tak terasa rasa rindu di dada Laura menggebu pada Ibu-nya yang entah ada dimana.
"Pah, jadi kangen Ibu kalau kaya gini," lirih Laura.
Thomas segera melepaskan dekapannya.
"Gausa mikirin itu, Ibu kamu juga udah bahagia dengan pilihannya. Sekarang bagian kamu," ucap Thomas
Laura mengangguk mengerti dan mulai mencoba untuk menerima semuanya dari sekarang.
Disisi lain Arasya sedang bersama Adami disebuah tempat yang jauh dari keramaian orang.
"Lo mau ngapain ngajak kesini?" tanya Arasya.
"To the point aja kali ya. Saya sebenernya ragu sama cinta ka Arasya ke Laura, tapi yasudahlah semoga ini hanya keraguan aja." ungkap Adami.
"Saya cuman mau nitipin Laura sama kamu kak, dia memang terkenal galak dan bar-bar tapi itu sebagai penutup rasa lemahnya aja didepan orang. Laura itu terlalu rapuh untuk disakiti, bukan cuman Laura sih perempuan lain juga begitu. Jadi mohon jangan pernah kecewain atau sampe nyakitin Laura, kalau gak kamu berhadapan dengan saya, kak!" jelas Adami dan berlalu pergi meninggalkan Arasya yang masih mencerna omongan dari sahabat calon istrinya itu.
Emangnya Serapuh Dan Selemah Itu, Laura? -Batinnya berkata.
***
GIMANA Sih Si Arasya, Kadang AKU-KAMU tapi kadang GUE-LO wkwk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Teen Fiction{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...