Kecewa Pasti, Tapi Yakinlah Itu Cara Tuhan Mengganti Kebahagiaan Kita Menjadi Sebuah Kebahagiaan Yang Istimewa.
-Laura Putri Diandra-
...Sebelum kerumah calon mertuanya, Arasya menyempatkan diri untuk membeli kue untuk Nisa. Laura yang sedang tertidur membuat Arasya tak tega jika harus membangunkannya.
"Bu, mau kue itu satu!" Tunjuk Arasya pada kue yang berwarna cantik di etalase.
"Sebentar saya bungkusin dulu Mas," Jawab pelayan toko kue langganan Thomas.
Arasya berhasil mengelabui pengunjung yang ada didalam toko dengan memakai masker dan juga topi berwarna hitam.
"Makasih," Arasya segera pergi keluar dari toko kue.
Saat ia hendak masuk kedalam mobil tiba-tiba seseorang memeluk Arasya dari belakang yang membuatnya menjadi terkejut.
"Arasya," Panggilan itu membuat Arasya melepaskan pelukan dari seorang wanita bernama Syaqueena.
"Syaza?" Ucap kaget Arasya langsung menarik Syaza menjauh dari mobilnya.
Arasya tak ingin jika Laura mengetahui kejadian tak terduga tadi, ia tak ingin Laura menjadi kecewa.
"Ngapain Lo!" Tegas Arasya menghempaskan tangan Syaza.
"Aku mau minta maaf," Syaza memegang kedua tangan Arasya seraya memohon-mohon.
Arasya merotasikan matanya, "Gue gak butuh maaf dari Lo!" Ia melangkahkan kakinya menjauh dari Syaza yang masih terisak dalam tangisannya.
"Air mata buaya!" ketus Arasya masuk kedalam mobilnya.
Mobil Sport milik Arasya melaju cepat meninggalkan halaman parkir Toko kue menuju rumah Nisa yang jaraknya hanya beberapa kilometer lagi.
"Kurang ajar!" Geram Syaza menghentakan kakinya ketanah.
Lima menit kemudian mobil berwarna putih menepi di pinggiran gang kecil. Arasya menoleh kearah samping menampakan seorang gadis cantik yang masih tertidur pulas.
"Adem dan cantik," Puji Arasya dengan suara lirihnya.
"Aikk gue gaboleh gitu dan harus tega!" Lanjut Arasya menghempas pikiran-pikiran itu.
Segera Arasya mencoba membangunkan Laura perlahan-lahan hingga Laura merasa terganggu dari tidurnya.
"Law, bangun yuk. Udah sampe," Ucap Laura sambil sesekali mengelus puncak kepala Laura.
"Enghh gue ngantuk," Kata Laura dengan suara khas seseorang yang baru bangun dari tidurnya.
"Tapi udah sampe sayang," Ucap Arasya. Laura segera bangun dari tidurnya dan jarinya mengucek kedua matanya.
Laura tersenyum kearah Arasya dan Ia segera keluar dari mobil terburu-buru karena sudah tak sabar ingin memeluk Ibunya.
"Tunggu!" Tahan Arasya sambil memberikan kantong putih berisi kue yang baru saja ia beli.
"Ini apa?" Tanya Laura heran.
"Kue, buat Ibu." Jawab Arasya lalu berjalan berdampingan bersama Laura.
Rumah sederhana Laura masih sama seperti dulu saat ia tinggal bersama Nisa, yang berbeda adalah suasananya yang nampak sepi.
"Kok sepi ya?" Tanya Laura pada dirinya sendiri.
Laura segera mengetuk pintu rumah Nisa. Sudah satu minggu ia tidak bertemu dengan pemilik rumah sederhana yang Laura rindukan setiap saatnya.
"Hm cari siapa ya neng?" Muncul seorang wanita paruh baya dari dalam rumah Nisa.
"Loh Ibu siapa?" Tanya Laura heran saat yang membukakan pintu rumahnya bukanlah Nisa.
Wanita tua itu mengerutkan keningnya begitupun dengan Laura.
"Saya pemilik rumah ini," Jawab Wanita paruh baya yang sedang menggunakan daster bermotif batik.
Laura membukatan matanya lebar lalu pandangannya beralih pada Arasya yang sedang diam terpaku tak mengerti.
"Tap..." Potong perkataan Laura saat terdengar bunyi notifikasi dari Handphonenya.
Laura segera membuka notifikasi chat yang masuk dari seseorang yang saat ini sedang Ia cari, Annisa Via Adesty.
"Ibu?" Laura menjatuhkan kantong putih yang ia pegang lalu badannya terjatuh ke lantai dibarengi dengan tangisan dari matanya.
Hikss..
"Kamu kenapa?" Arasya segera duduk menyetarakan tubuhnya dengan Laura yang sedang menangis.
"Arasyaaaaa," Laura memeluk tubuh Arasya yang berada didekatnya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik lelaki tampan itu.
Arasya memandang sebentar wanita paruh baya yang sedari tadi hanya berdiam lalu beralih kembali menampakan Laura yang masih terus menangis.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Arasya tapi Laura tiba-tiba berdiri lalu berlari dengan isakan tanpa memperdulikan Handphonenya yang terjatuh.
Arasya buru-buru mengejar Laura, "Ini buat ibu saja dan makasih. Maaf mengganggu," Ucap Arasya memberikan kantong putih berisi kue pada wanita paruh baya itu.
"Hati-hati nak," Kata wanita itu sedikit berteriak.
Arasya masih terus fokus mengejar Laura yang berada didepannya. Laura berlari ke sebuah pemakaman umum yang berada di dekat rumah Nisa.
Sampailah Laura disebuah pusara seseorang dan ia terduduk disampingnya tanpa memperdulikan kotornya tanah basah hasil dari hujan semalam.
Arasya masih memandang jauh Laura yang masih terisak tangis. Ia tidak mau mengganggu Laura untuk saat ini.
Ditangan Arasya masih ada Handphone Laura yang masih menampilkan halaman chat bersamanya dengan sang Ibu.
"WHAT!?" Arasya kaget saat melihat isi Chat yang baru saja Nisa kirim pada Laura.
IBU
📷
Ibu Sudah Menikah Lagi Dan Jangan Cari Ibu Untuk Saat Ini, Berbahagialah Kamu Bersama Arasya. Jodoh Pilihan Ibu.Foto itu menampilkan Nisa dan seseorang laki-laki yang sedang melaksanakan Akad Nikah disebuah Masjid.
"Pantes aja Laura jadi syok, gila banget Ibunya," Gumam Arasya ikut kesal dibuatnya.
Langkah kaki Arasya berjalan pelan mendekati Laura yang sedang memeluk nisan bertuliskan nama Hasan Tjatmoko.
"Law," Panggil lirih Arasya merangkul pundak Laura.
"Syaa, hati guee.." Belum selesai berbicara tangisan Laura kembali pecah.
"Suttt kamu yang tenang, ada aku disini." Kata Arasya memeluk erat Laura.
Arasya paham akan perasaan Laura saat ini, Nisa di cap jahat oleh Arasya karena menikah lagi tanpa memberitahukan anaknya terlebih dahulu.
"Hati guee hancurrr Syaa, gu-gue gak nyangka Ibu kaya gini. Bener kan kata Gue, Ibu jual gue demi kebahagiaannya padahal dia belum tau apa Gue sekarang bahagia atau enggak dengan pilihannya." Jelas Laura meluapkan semua emosinya didalam pelukan Arasya.
"Gue kecewa, Gue kecewaaaa. Hikss,"
TBC
Lumayan Panjang Yee Bund..
Gapapa Deh Puas-Puasin Di Chapter 19 Ini.
Sorry Kalau Feel-nya Belum Sampe/Dapet(Masih Bljr) Hehe (:Selamat Kemerdekaan RI Ke-76 !!
Jangan Lupa VOTE-nya
Thank You :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Ficção Adolescente{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...