Extra Part

863 14 0
                                    

Setelah kematian Laura, lelaki yang kemarin terkenal periang sekarang sudah hilang digantikan oleh kesedihan dan penyesalan yang mendalam di lubuk hatinya.

Awal keterpurukan yang sebenarnya bagi Arasya setelah ditinggal oleh Istrinya dua hari yang lalu, tak bisa dibayangkan betapa menyesalnya seorang Arasya saat ini ditambah dengan sedih dan kemarahannya dalam dirinya sendiri.

"Laura..."

"Kamu ada diatas sana kan? Kamu jadi salah satu bintang-bintang yang bersinar disana kan?"

"Kamu pasti gamau liat aku lagi yaa, aku nangis loh, kamu gamau hapus air mata aku?"

"Aku nyesel banget," gumaman demi gumaman Arasya keluarkan ditengah dinginnya malam hari.

Rumah Arasya memang masih ramai ditempati oleh keluarga Laura dan sahabatnya tapi rasanya sepi bagi Arasya saat ini.

"Kangen suara kamu sayang, udah lama loh gak denger suara kamu secara langsung," lirih Arasya yang sesekali menghapus air matanya yang jatuh menuruni pipinya.

Kini Adami masih disibukan dengan mengurus beberapa perlengkapan untuk bayi ditemani oleh Raka yang sekarang menjadi kaka tiri dari mendiang Laura.

"Gue beresin dulu lemarinya," ucap Adami yang mulai merapihkan lemari kayu jati untuk menyimpan perlengkapan bayi-bayi Laura.

Saat Adami membersihkan sela-sela lemari ia menemukan sepucuk kertas yang diikat dengan pita berwarna putih.

"Emhh ini pasti punya Laura, gue kasihin aja ke Arasya kali ya." Adami segera membawa kertas itu untuk diberikan pada Arasya.

Arasya mulai membaca kertas yang baru saja diberikan oleh Adami dengan perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arasya mulai membaca kertas yang baru saja diberikan oleh Adami dengan perlahan. Matanya kini berbinar dan menumpahkan kristal bening begitu derasnya.

"Hiks, maafin aku Laura. Maaf," Arasya terduduk lemas dilantai disusul Adami untuk menenangkan Arasya.

"Jangan nangis, Laura gasuka sama orang yang nangis. Lo kuat!"

"Tap--"
"Tapi gue nyesel karna udah memperlakukan Laura kaya musuh gue. Mii," ucap Arasya.

"Namanya penyesalan pasti diakhir, ganti penyesalan lo jadi sebuah doa untuk Laura yaa,"

"Namanya penyesalan pasti diakhir, ganti penyesalan lo jadi sebuah doa untuk Laura yaa,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang