Yeayyy 50 :)
Thank You Semua-Muanya.. :)))
Met Malam Minggu....
Cafe. Tempat yang Adami tuju sekarang, ia akan bertemu dengan Arasya ditempat yang sudah dijanjikan sebelumnya untuk menanyakan perihal sahabatnya, Laura.
Sesampainya Adami di Cafe dirinya segera duduk ditempat yang menurutnya tenang atau jauh dari kata ramai dengan alasan agar lebih fokus dan Private untuk Arasya.
"Deuh Aktor ngaret," umpat Adami seraya melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
Lima belas menit kemudian Arasya sampai ditempat pertemuannya dengan Adami, ia segera duduk berhadapan dengan gadis berambut panjang itu.
"Sorry lama," ujar Arasya sambil melepaskan masker yang melekat disebagian wajahnya.
"Lo mau pesen apa dulu?" tanya Adami.
"Ntar aja. Kenapa lo ajak gue ketemuan?"
Adami memutarkan bola matanya, Arasya Tanpa Basa Basi, -Ucap Adami dalam batinnya.
"Kemana Laura?" Adami menanyakan terlebih dahulu keberadaan Istri dari Arasya.
"Dirumah lah,"
"Dia gaada dirumah. Itu satu, yang kedua adalah lo sama Laura lagi ada masalah ya?" tanya Adami.
Arasya terdiam panjang saat pertanyaan itu dilontarkan oleh sahabat Istrinya.
"Kok diem mamankk," decak Adami.
"Gue emang ga ada hubungannya sama rumah tangga kalian tapi, gue harus tau perkembangan Laura sama lo ini. Karna apa? Karna gue belum sepenuhnya yakin sama lo," lanjutnya.Wajah Arasya menjadi pucat pasi saat terus mendengar perkataan Adami, dirinya yakin bahwa kali ini Adami tak main-main untuk menegurnya.
"Hemm, gue ga ada masalah apa-apa sama Laura." Bohong Arasya.
"Yakin? Kenapa setiap harinya gue liat Laura sering ada luka ditangannya, dipipinya ataupun dibelahan bibirnya. Lo KDRT?"
"Enghh-- engga kok. Ngadi-ngadi yee lo," sahut Arasya gelagapan.
"Jujur aja deh mendingan. Jangan sampe gue laporin lo ke TV gara-gara lo KDRT sama Istri yaa," ancamnya.
Lelaki itu semakin tidak enak untuk duduk ataupun berhadapan dengan Adami yang terlihat semakin serius akan pembahasannya.
"Gue udah pernah ingetin lo tentang apa yang Laura sembunyikan di dirinya. Dia gak sekuat apa yang kita tau, dia juga gak sebar-bar yang orang lain liat, dia itu lemah malah lebih lemah dari gue,"
"Gue tau soal itu," timpal Arasya.
"Kalau lo tau kenapa sampe kaya gitu? Kalau lagi marah gausa main fisik apalagi sampe main batin," tutur Adami.
Adami menatap tajam wajah Arasya, "Apakah lo tau tentang masa lalu Laura bagaimana? Apa dia pernah cerita tentang dirinya sendiri? Apa dia pernah ngelawan lo selama ini?"
Arasya menggelengkan kepalanya tanda setiap pertanyaan beruntun Adami tak ada yang pernah Laura lakukan padanya.
"Gak kan. Makanya, lo berani kasar sama Laura, istri lo sendiri."
"Emang kenapa? Gue emang ada masalah sama Laura," setelah lama membungkam akhirnya Arasya membuka suaranya dengan kejujuran.
Adami berdecak, "Lo tau kan tante Nisa, dia Ibunya Laura. Tau kan?"
Arasya mengangguk.
"Dia bukan Ibu kandung Laura dan Laura juga punya Kaka yang namanya Velicya Rahman Winata dan itu juga bukan Kaka kandungnya," tutur jelas Adami.
"Maksud lo gimana?" mimik wajah Arasya semakin gelisah dan menegang.
"Mama kandung Laura meninggal dan Mamanya ini gak suka atas kelahiran anaknya, Laura. Makanya, Laura sering dibentak, disiksa, dan dikucilkan di keluarga Mamanya hingga dampaknya sekarang Laura akan menangis bila mendengar bentakan sekecil apapun," papar Adami dengan suara yang bergetar menangis tangis.
"Dan Ayahnya. Ayah kandung Laura yang dulunya baik ke Laura dan selalu membelanya setelah kematian Mama Laura ia sering menyiksa Laura karena Ayah Laura merasa penyebab istrinya meninggal karna Laura," lanjut Adami.
"Tapi liat kan betapa sayangnya Laura sama Ayahnya?"
Arasya menunduk malu dan dada nya kini sesak entah apa penyebabnya.
"Ayah kandung Laura nikah sama tante Nisa dan memiliki anak tiri yang tadi gue sebutin. Tapi, meninggal karena sakit diputusin pacarnya dan dituduh sebagai pembunuh dari Ibu dan Adik dari pacarnya itu," ucap Adami. Adami tak bisa menahan tangisnya lagi setelah dari tadi berusaha untuk tidak menangis.
"Pacarnya si-siapa?" Suara Arasya bergetar.
"Gue ga tau tentang itu,"
Dada Arasya semakin sesak, setiap kata yang diucapkan Adami membuatnya menyesal karna telah memperlakukan Laura sampai seperti ini.
"Terus dimana Laura?" tanya Arasya.
"Gue yang harusnya nanya ke lo tentang itu, kenapa nanya balik!"
Arasya menggeleng tak percaya, "Gue ga tau,"
"Kenapa ga tau? Sahabat gue kemana sekarang, dia udah di keluarin dari sekolah secara tak hormat dan sekarang.... Kemana?"
"Hah. Laura beneran di keluarin?" tanya Arasya.
"Masalah itu juga ga tauu? Lo selama ini kemana aja Arasyaaaaa," kesal Adami.
Arasya semakin merasa bersalah karena tidak ada di sisi Laura disaat dirinya sedang kesulitan. Apakah Laura selama ini tersiksa olehnya?
"Apa masalah Laura gak pernah tidur di kamar selama lo di luar negri juga ga tau?"
Arasya dengan polosnya hanya menggeleng yang membuat Adami semakin kesal.
"Lo tau darimana?" tanya Arasya.
"Gue liat di Cctv rumah lo dan Laura ga pernah sama sekali mau menyentuh kasur dikamarnya sendiri sampe memilih tidur di sofa ruang tamu kedinginan,"
"Lo kemana aja selama ini? Lo ga mungkin ke Luar negri selama itu kan?" tutur Adami."G-guee ga pernah tau tentang Laura selama ini, Mii. Selama ini juga gue ga satu rumah sama Laura."
Deg
....
Nah Sudah Pada Tau Kan Latar Belakang Kehidupan Laura Putri Diandra?
Apakah Arasya Bakal Menyesal Sepenuhnya Atau Bakal Lanjut Balas Dendam Sampai Puas?
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Teen Fiction{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...