Halo
.
Makasi Yang Masih Menunggu UPDATE-an Cerita Ini
..Seperti biasa, Laura terbangun dari tidurnya disaat matahari masih malu-malu untuk memunculkan sinarnya. Ia segera bergegas untuk mandi dan menyiapkan beberapa barang yang akan dibawa ke Sekolah. Oh ya, tak lupa menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Arasya.
Semenit.
Tiga Menit..
Lima Menit...
Laura mulai membereskan perlengkapan sekolahnya setelah sebelumnya menyelesaikan mandi kilatnya, lalu ia turun ke bawah menuju dapur.
"Bi, biar saya saja yang masak," Kata Laura yang baru saja turun dari tangga rumahnya.
"Baik Non," Bi Mae mengiyakan permintaan tuan rumahnya.
Tangan Laura dengan cekatan mengambil sayuran dan bahan-bahan pelengkap untuk dijadikan nasi goreng spesial.
"Dimana garam ya--" Gumam Laura mencari penyedap rasa yang entah disimpan dimana.
"Biasanya disini," Lanjut Laura menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Laura masih sibuk mencari garam yang hilang entah kemana hingga tak sadar jika dari tadi ada orang yang sedang memperhatikannya.
"Kamu nyari ini?" Ucap lelaki jangkung yang saat ini sudah berada dibelakang Laura.
Laura membalikan badannya, "Arasya?" Kaget Laura.
Arasya tersenyum dan mengangguk kecil, lalu memberikan sebuah wadah berisi garam yang sedang Laura cari.
"Makasi," Kata Laura ketus.
Lelaki tampan itu masih terdiam di belakang tubuh Laura hingga ia mencoba menyama ratakan tubuhnya dengan tubuh Laura.
"Aku bantu ya," Pinta Arasya sambil memegang pisau yang ada di meja.
"Ga perlu, lo duduk aja disana ntar gue kasih kok." Jawab Laura dengan pandangannya terfokus ke wajan berisi nasi.
"Please," Mohon Arasya.
"Yaudah--" Final Laura.
"Ulek cabe buat sambel tuh!" Lanjut Laura menyuruh Arasya.
Arasya masih mematung tak mengerti maksud perkataan gadisnya itu, ia hanya menggaruk tengkuknya sambil sesekali memegang cobek batu ditangannya.
"Kok belum dikerjain?, katanya mau bantu," Protes Laura.
"Aku gak ngerti sayang," rengek Arasya dengan wajah memelasnya.
"Nih kaya gini Arasya Kaffindaraaaa," Kesal Laura mencontohkan mengulek dengan benar.
Arasya mengambil alih pekerjaan Laura mencoba untuk meniru apa yang sudah dicontohkan oleh Laura perlahan-lahan.
"Dahlah pake ini aja!" decak Arasya mengambil alat pencincang elektronik didekatnya.
Laura yang masih fokus dengan pekerjaannya tak menghiraukan apa yang sedang dilakukan oleh Arasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Fiksi Remaja{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...