15.Aktorku

499 15 0
                                    

Tetap Bertahan Demi Seseorang Yang Dicintai.
.
.

Tiga hari sudah Laura menghabiskan waktunya bersama seorang pria yang sebelumnya tidak pernah ada dibayangannya. Apakah Laura nyaman dengan keadaan seperti ini? Tentu tidak, tapi Ia harus bertahan entah sampai kapan.

Selama itu juga Laura mengurus Arasya selayaknya pasangan yang sudah Sah, tapi itu hanya tentang perlakuan, bukan sebuah rasa.

Tangan Laura dengan cekatan membantu pekerjaan ART dirumahnya, meskipun hanya sekedar membantu tapi Laura cukup senang melakukannya.

"La," Suara serak itu terdengar dari arah belakang Laura.

Laura berbalik dan hanya merespon dengan mengangkat kedua alisnya yang terlihat rapi.

"Masih pagi udah disini, ada gerangan apa sih kawansss?" Kata Arasya merangkul pundak Laura.

"Eits belum SAH, turunin!" Ketus Laura penuh penekanan dikata "Sah".

Reaksi Arasya hanya tersenyum tanpa mengindahkan permintaan Laura tadi.

"Kamu kenapa?" Tanya lagi Arasya.

Laura menundukan kepalanya lalu menyibakan rambut panjang yang menutupi wajahnya ke belakang.

"Gue gapapa, cuman mau santai aja karena gak bisa sekolah gara-gara gurunya rapat," Jawab bohong Laura.

Arasya menghembuskan nafas kasarnya berbalik dan mendekap kedua pipi Laura dengan tangannya, "Liat aku!, kamu bohong kan?" Ucap Arasya dengan sorot mata yang mampu menembus lerung hati Laura.

"E-engga kok. Apaan sih lo," Kata Laura melepaskan paksa tangan Arasya dari wajahnya.

"Kamu mau terus gini ke Aku?" Ucap lirih Arasya.

Laura langsung paham apa yang dimaksud oleh Arasya tadi, "Iya, Gue bakal gini terus Sya," Jawab datar Laura.

Keheningan mulai menjalar diantara keduanya, tak ada lagi yang bersua selain kicauan burung yang sedang terbang bebas diudara.

"Gue mau mandi," Kata Laura memecah keheningan.

"Gue ikut!" Ujar Arasya menahan tangan Laura yang hendak pergi.

"Gileeee luuu yaaa bambankk," Ucap Laura melepaskan genggaman tangan Arasya lalu pergi.

Arasya terpaku bingung, "Gua ganti nama ya sekarang?" Tanya polos Arasya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

....

Seberkas cahaya matahari yang mampu menyinari bumi akhirnya berada tepat diatas kepala membuat bagi siapapun yang ada dibawahnya merasakan panas yang teramat.

"Tanaman ini harus hidup," Ucap seorang pemuda tampan yang sedang menggali tanah.

"Hey hidup ya kamuu, jangan buat gue sedih loh." Kata Arasya berbicara pada pohon bunga mawar yang baru saja ia pesan didepan komplek rumahnya.

Di sisi lain terlihat Laura yang sedari tadi menatap aneh perlakuan Arasya yang sedari tadi berbicara dengan batang pohon didepannya.

"Lo ngapain?" Tanya Laura mengagetkan Arasya.

"Aduhhhh, kalau mau dateng pake basa basi kek," Cetus Arasya.

"Lo aja suka ga basa basi, yaudah gue juga" Jawab Laura bersedekap dada.

"Up To You,"

Saat mereka asyik dengan kegiatan satu sama lainnya tiba-tiba sebuah mobil terbuka masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum," Ucap wanita yang terlihat sangat cantik hari ini.

"Wa--" Laura menengok kearah sumber suara itu.

"Ibuuuuuuuuuu," Melihat Nisa datang, Laura segera berlari lalu memeluk erat sang Ibu.

"Ish kok baru datenggg sihh," Ucap dengan nada Manja khas Laura.

Nisa mengelus pucuk kepala anaknya, "Maaf Ibu agak sibuk," Jelas Nisa.

"Ooo yaudah yuk masuk!" Ajak Laura tanpa memperdulikan lagi Arasya yang berada disampingnya.

Didalam rumah Nisa dan Laura sedang diasyikan dengan obrolan-obrolannya yang seru hingga obrolan itu tertuju pada tujuan sang Ibu datang ke rumah Arasya.

"Maaf sayang, Ibu mau kasih semua barang yang ada di kamarmu," Ucap Nisa dengan wajah serius.

Laura mengerutkan dahinya tak mengerti, "Ibu ngusir Laura?" Tanya Laura pada sang Ibu.

Sedangkan Nisa menggelengkan kepala sambil tertawa gemas karena pertanyaan Laura, "Enggak dong kamu bisa datang kapan saja kerumah Ibu, sekarang kan rumah kamu Ini samaa--" Jawab Nisa lalu mengalihkan pandangannya pada Arasya yang sedang duduk jauh dengannya.

"Arasya," Lanjut Nisa.

Laura memajukan bibirnya dan menatap sendu Nisa yang tepat berada didepannya.

"Tapi Laura gak mau buu," Tolak Laura.

"Kamu harus mau nak, demi kebahagiaan kamu dan Ibu," Jawab Nisa.

Nisa masih saja terus mencoba agar Laura mengikhlaskan apa yang terjadi pada Anaknya sekarang, sedangkan Laura masih belum bisa menerima hal itu.

Tbc

Aktor Itu Suamiku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang