52.Aktorku

329 17 1
                                    

Baca Doang, Kagak FOLLOW
CandaFollow :)
...

Langkah demi langkah Laura menyusuri jalanan kota kembang di sore hari, ia berencana untuk pergi ke rumah neneknya yang berada tak cukup jauh dari rumah kontrakannya.

Dirinya berharap jika disana ada info mengenai Ibunya yang sudah lama tidak bertemu. Meski takut, Laura akan tetap datang kesana membawa sepercik keberanian di dalam jiwanya.

"Assalamualaikum,"

"Wa'a--"
"Ngapain kamu kesini!?" Dengan suara tinggi seseorang perempuan paruh baya menatap tajam kearah Laura.

"Bi..."
Ya, suara tinggi tadi berasal dari suara sang Bibi atau lebih dikenal Vallen.

"Ngapain kamu menginjakan kaki disini lagi, saya muak yaa liat wajah kamu ini!" ujar Vallen dengan wajah yang memerah.

"Bi, maafin Laura. Laura kesini cuman mau cari Ibu, Laura gak bisa hidup sendiri kaya gini terus." Sahutnya.

Vallen memutar bola matanya malas, Bibi Laura yang satu ini sangat membenci keponakan tirinya tanpa sebab yang diketahui oleh Laura.

"Gaada Ibu kamu disini! Lagian, kamu lagi hamil gede. Mana suamimu?" tanya Vallen.

"Oh atau kamu ditinggal sama suami gara-gara kamunya yang gak becus jadi Istri ya? Hmm. Udah turunan berarti yaa kamu," lanjut Vallen dengan mulut cerewetnya yang tak tertahankan.

"Enggak kok, bi. Kalau misalnya gaada Ibu disini gapapa kok, Laura pamit pergi dulu."

"Yaaa emang semestinya harus pergi," ketus Vallen.

Laura sudah terlalu sesak mendengar ujaran benci dari keluarga pihak Ibu tirinya selama inipun Laura tak mau lagi berurusan dengan siapa-siapa lagi termasuk keluarganya sendiri.

Tapi apa boleh buat, Laura terpaksa bertemu dengan keluarga dari Nisa untuk mencari keberadaan sang Ibu.

"Buu. Kemana sih?" suaranya terdengar lemas karena terus berjalan menyusuri keramaian di kota kelahirannya.

....

Lelaki tinggi nan tampan itu masih terus mencari keberadaan perempuan yang sedang mengandung anak kandungnya sendiri, Laura.

Arasya tak kenal waktu untuk mencari Istrinya terkadang ia harus tidur di dalam mobil kesayangannya dan tak kembali ke rumah sebelum menemukan Laura.

"Laura .... Kamu ini dimana sih, sayang? Maafin aku, maaf." Hanya kata dan kalimat itulah yang Arasya ucapkan sepanjang perjalanan. Menyesal? Sudah pasti ia menyesal akan perlakuan dirinya sendiri.

Tiiiit Tiiit

Suara dering telfon masuk ke Ponsel milik Arasya, di layar sana tertera nama 'Adami'.

Halo, Arasya.

Iya, Kenapa?

Gue Curiga Dengan Satu Tempat Dan Kemungkinan Laura Ada Disana.

Dimana Itu, Gue Bakal Cepet Kesana.

Bandung. Itu Tempat Kelahiran Laura Dan Juga Mama dan Ibunya.

Aktor Itu Suamiku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang