45 45 45 45 45 45 45 45
....
...
..
.3 B.u.L.a.N Kemudian
Masih dengan keadaan yang sama namun dibulan yang berbeda, Arasya masih tetap menjadi Arasya yang jauh dari kata 'Baik' dipandangan siapapun itu sedangkan Laura masih tetap menjadi seorang wanita yang menghabiskan hidupnya sendirian. Meskipun sekarang ada yang berbeda dari dirinya. Yaa, itu perutnya. Perutnya semakin terlihat membesar karena usia kandungannya menginjak tiga setengah bulan.Laura terus memutar otaknya agar selama ia mengandung tak ada yang tau bahwa dirinya sedang mengandung, ia mencoba berbagai hal seperti menggunakan jaket ataupun seragam yang kebesaran ditubuhnya. Meskipun berhasil, pastinya tak akan bisa lama melakukan hal seperti itu.
Oh ya, Arasya. Lelaki berparas tampan itu sesekali datang ke rumah hanya untuk memberi nafkahnya untuk Laura sambil memarahi ataupun bersikap kasar pada tubuh Laura lalu pergi lagi begitu saja.
Rasanya Laura sudah kebal akan siksaan fisik sampai batinnya. Apakah Laura melawan? Yaa, dia melawan namun semuanya sia-sia saja karna Arasya tidak pernah sedikitpun iba dengannya lagi.
#Miris..
Di sekolah, Adami sangat menjaga sahabatnya itu dari siapapun yang mendekati agar tak ada satupun siswa di sekolahnya tau keadaan yang sebenarnya tentang Laura.
"Mii. Lo ga perlu gitu, gue mah baik-baik aja." Laura melarang Adami untuk protektif terhadap dirinya.
"Udahlah gue ga mau lo kenapa-napa," ucap Adami.
Laura hanya bisa terdiam dan menuruti apa kata sahabatnya itu meskipun banyak pasang mata yang melihat dirinya aneh.
Ditengah perjalanan menuju kelas tiba-tiba saja segerombolan perempuan datang menghampiri Laura dan Adami.
"Wah wah wah. Kayaknya ada yang penyakitan nih sampe-sampe pake jaket teruss," ucap Kania.
"Hihi atau jangan-jangan bentar lagi matiii hahaha,"
"Bener tuh."
Adami menarik nafasnya, "Lo pada jangan sotau deh yaa dan gausah ngehina sahabat gueee kaya gitu!" marah Adami.
"Wiiih ada yang belain nih,"
"Iya boss. Seremmm,"
"Yuk kita pergii tar kalau kelamaan bisa-bisa nular deh penyakitnya. Ya kaaan?" ujar Kania lalu pergi dari pandangan Laura.
Kini Laura tak bisa melawan lagi seperti dulu-dulu, ia hanya bisa pasrah dan menunggu apa yang akan terjadi kedepannya.
"Mii. Cepet atau lambat semuanya bakal tau," lirih Laura.
"Suttt gausa dibahas, lo harus cepet ke kelas."
Hari demi hari, waktu demi waktu, Laura semakin terpojokan dengan semua pembicaraan dan asumsi orang lain terhadapnya apalagi, belakangan ini guru-guru turut membicarakan tentang Laura yang bersikap aneh.
Setiap minggunya pasti ada waktu Laura untuk dipanggil menuju ruang guru, ruang BK, ataupun ke ruang Kepala sekolah hanya untuk membahas tentang kondisi dirinya. Untung saja masih bisa terselamatkan dengan jawaban demi jawaban yang Laura utarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Teen Fiction{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...