Hai
Update!!
.
.
.Malam ini Laura sedang disibukan dengan kegiatannya yang cukup menguras daya pikirnya. Banyak sekali tugas yang harus ia kerjakan apalagi tugasnya menyangkut pelajaran yang ia benci, Matematika.
Tugas ini sudah cukup mengalihkan pikiran mengenai urusannya dengan sang Ibu, karnanya Laura cukup enjoy mengerjakan apa yang sedang ia kerjakan saat ini.
"Laura apa Ibu boleh masuk?" Suara ketukan pintu terdengar sebelum kalimat itu dilontarkan oleh Nisa.
"Masuk aja!" Laura cukup kesal mendengar panggilan itu karena tiba-tiba saja fokusnya hilang entah lari kemana.
Terlihat Nisa yang sedang berjalan mendekat dengan senyuman khas seorang Ibu pada Anaknya.
"Ada apa?" Tanya Laura dengan pandangan yang tetap pada bukunya.
Nisa menghela nafas, "Bisa simpan dulu tugasnya, ini menyangkut..."
"Perjodohan itu?" Potong Laura memandang sang Ibu.
Laura bangkit dari tempat duduknya hingga sejajar dengan tubuh Ibunya.
"Ibu mau tanya masalah persetujuan Aku?, Ibu gausah khawatir karena Aku sudah buat keputusannya," Cetus Laura pada sang Ibu.
Nisa yang awalnya dibuat bingung oleh Laura tiba-tiba saja mengembangkan senyumannya seketika.
"Apa, apa yang kamu putuskan nak?" Tanya Nisa tak sabar sambil menggoyangkan bahu Laura.
"Apa alasan Ibu menjodohkan Aku, apa karena utang itu?" Jelas Laura.
Raut wajah Nisa berubah seketika disaat Laura mengetahui alasan yang sebenarnya.
"Maksud kamu apa sayang?" Tanya Nisa dengan wajahnya yang so' polos.
Laura memutar bola matanya, "Shh Aku tau semuanya bu, Aku tau. Kenapa sih Ibu harus menyembunyikan alasan itu dari aku," tegas Laura dengan pandangannya yang tak lepas dari wajah sang Ibu.
"Maafin ibu, jangan salah paham dulu yaa. Ibu bakal jelasin semuanya kok," Ujar Nisa memegangi kedua tangan Laura seperti memohon.
Nisa tetaplah Ibu dari Laura, ia tidak berani untuk mencecar sang Ibu apalagi kembali berdebat untuk kesekian kalinya.
"Cukup bu,"
Laura mendekap wajah Nisa dengan halus, "Aku menerima perjodohan itu demi Ibu."
Nisa yang mendengar itu langsung memeluk Laura dengan begitu eratnya hingga terdengar bisikan halus "Terima kasih, makasih banyak," lirih sang Ibu disela-sela pelukannya.
....
Laura baru saja menyelesaikan mandi di pagi hari sebelum ia berangakat menuju sekolahnya. Gadis cantik itu sebenarnya murid yang cukup disiplin hanya saja ia sering merasakan malas yang berlebihan.
"Gue kudu cantik," Gumam Laura disaat ia sedang memoles wajahnya di depan cermin besar miliknya.
Oh ya, hari ini SMA Bina Bangsa sedang mengadakan acara Pensi yang katanya ada tamu spesial dan sekaligus alumni dari SMA Bina Bangsa, maka dari itu Laura ingin terlihat cantik untuk hari ini.
"Laura!" Panggil Nisa sedikit berteriak.
"Apaa bu?" Laura menuruni tangga sedikit mempercepat langkahnya.
"Ayo sarapan dulu!" Suruh Nisa.
Laura lalu duduk saling berhadapan dengan Nisa. Hari ini ada penampilan yang beda dari seorang Nisa karena ia sedang merasakan senang berlebih dalam hatinya.
"Ibu kenapa?" Tanya Laura heran.
"Apanya?" Saut sang Ibu.
"Kok kaya kesenengan gitu, ada apa?" Tanya lagi Laura.
Nisa tersenyum manis dihadapan Laura, "Ibu seneng bisa lihat kamu nanti menikah meski.... Dijodohkan."
Laura yang mendengar hal itu langsung menyimpan alat makan yang ia pegang.
"Aku yakin ini pilihan terbaik buat Aku dari Ibu, Semoga Aku bisa bahagia dengan pilihan Ibu yaa," kata Laura dibarengi dengan senyuman yang terukir dibibirnya.
Laura dan Nisapun melanjutkan makannya hingga habis, setelah itu Laura berpamitan pada Nisa untuk segera berangkat ke Sekolah.
...
Kebahagiaanku Saat Ini Adalah Melihat Ibu Yang Masih Bisa Tersenyum Dihadapanku.
~Laura Putri Diandra~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Teen Fiction{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...