Kemarin Udah Panjang Part-nya Kan.. Sekarang Mau Panjang Atau Mau Pendek? Hehe
....
Mobil berwarna hitam terlihat memasuki halaman utama rumah sakit umum daerah, hingga membuat petugas yang berjaga segera membantu menurunkan Laura untuk ditidurkan di blankar.
"Tolong bawa teman saya ke Dokter Faisal," titah Adami.
Setelah memarkirkan mobilnya, Adami segera berlari menyusul Laura yang terlebih dahulu masuk.
"Dok. Jangan sampe kenapa-napa yaa sahabat saya," ucap Adami seraya memohon pada Dokter Faisal.
"Saya akan berusaha," sahutnya.
Tak perlu waktu lama, Faisal keluar dari ruang pemeriksaan Laura untuk mengabari Adami yang sedang duduk tak tenang di ruang tunggu.
"Gimana. Dok?" tanya Adami.
"Tenang saja, sahabat kamu tidak apa-apa dan juga janin yang dikandungnyapun baik-baik saja meskipun terbentur keras."
"Syukurlah," Adami menghembuskan nafas leganya.
"Laura sudah boleh pulang sekarang,"
"Makasih. Dok,"
"Iya,"
Setelah Faisal melangkah pergi, Adami dengan cepat masuk kedalam ruang pemeriksaan Laura.
"Lauraaaa," Adami segera memeluk tubuh Laura.
"Maafin guee. Gue salah," lanjutnya."Udah ih gapapa kok, gue juga ngerti lo marah kaya tadi kenapa dan gue juga minta maaf ya," ujar Laura.
"Hikss. Gue merasa bersalah banget kalau ada sesuatu sama kandungan lo ini,"
"Gak kok. Yuk anterin gue balik aja!" Laura tersenyum menatap wajah Adami.
Keduanya memutuskan untuk tidak kembali lagi ke sekolah dan memilih untuk pulang ke rumah baru Laura yang jaraknya cukup jauh dari sekolah.
"Gilee jauh banget pindahnya," ujar Adami.
"Hihihi. Gatau tuh si Arasya mintanya gitu,"
"Yuk masuk!" ajak Laura.Adami dan Laura segera masuk ke dalam rumah. Tetapi, ada seseorang yang sedang memperhatikan kedua wanita itu dari jauh entah apa tujuannya.
"Hmm easy,"
Hari telah berganti, waktu telah terulang kembali, tapi kini Laura masih tetap menyimpan rasa marah dan kecewa seperti hari yang lalu pada suaminya sendiri, Arasya.
Hingga kini belum ada sedikitpun informasi mengenai Arasya setelah kemarin melihat pemberitaan yang entah siapa pengirimnya, yang pasti Laura mencemaskan Arasya saat ini.
Meskipun diperlakukan demikian, Laura tetaplah seorang Istri dari seorang Aktor terkenal yang harus hormat, patuh, dan menyayangi suaminya.
Kebetulan di hari sabtu ini Laura hanya bersantai di rumah dan mungkin sedikit akan beres-beres jika ada yang perlu dibereskan. Laura ingat bahwa taman di depan rumahnya belum sama sekali disiram sepanjang dirinya tinggal di rumah yang baru ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aktor Itu Suamiku [SELESAI]
Teen Fiction{ŚÉĹÉŚĄÌ} "AWALNYA EMANG MEMBOSANKAN, TAPI DIHARUSKAN UNTUK DIBACA TERUS" Hati Dan Pikirannya Sangatlah Bertolak Belakang, Apalagi Dengan Tujuannya. Banyak Yang Diinginkan Oleh Aktor Muda Itu Dari Perjodohannya Dengan Seorang Gadis Sederhana Berum...