masuk rumah sakit

33K 3.8K 23
                                    

14.00
SMA Taruna Bhakti

TRIIIINGGGGGG

"din lo balik sama siapa?" tanya Fidel

"gatau, klo si dua g itu bisa jemput ya sama mereka, kalo ngga ya pesen ojek online" jawab Dinda

"yaudah gue temenin lo deh disini" balas Fidel

kini mereka berada di halte sekolah, Fidel pagi di antarerin sama om Maxim.

"del" ucap seseorang dalam mobil

"Din, gue duluan gpp kan?" ucap Fidel sambil menatap Dinda

Dinda mengintip ke dalam mobil, ternyata itu Tristan. "ciee di jemput pacarnya, yaudah gih sana. gue gpp"

"ih apa sih lo, yaudah gue dluan ya" pipi Fidel memerah karna godaan Dinda

Fidel dan Tristan pun pergi meninggalkan halte, jalanan sudah sepi dan sudah mau hujan tapi kedua abangnya Dinda itu tidak memberikan kepastian kepada Dinda.

"duh mendung banget" ucap Dinda ketika melihat langit gelap, ia mengotak atik hp nya untuk menghubungi kedua abangnya

"lama banget sih elah" tiba-tiba hujan turun sangat deras dan angin sangat kencang.

Dinda hanya duduk diam di halte, baju Dinda sedikit basah karna anginnya membawa air hujan itu ke halte.

"mami dingin" ucap Dinda dibawah halte tengah ketakutan

sudah 2 jam belum ada yang jemput Dinda, kini mukanya pucat dan bibirnya gemetaran karna dingin, hujan pun belum mereda.

Galih Abangku 💸 is Calling

"halo, Dinda kamu udah dirumah?" jawab Galih yang panik

"abang" Dinda sekuat tenaga untuk bicara

"iya, kamu dimana? bilang biar abang jemput sekarang"

"abang di-dingin" bibir Dinda gemetar karna dinginnya hujan

semua keluarga Dinda tau, Dinda anak yang paling takut akan kedinginan, dingin seperti minuman es masih tak apa tapi kalau cuaca, Dinda lemah dengan itu.

Galih semakin panik karena takut adiknya itu asmanya kambuh dicuaca sangat dingin ditambah hujan deras.

"iya sayang, sekarang kamu ada dimana?" ucap Galih yang berusaha tenang

"di ha-halte se-kolah" balas Dinda dan kemudian telponnya dimatikan oleh abangnya tersebut.

Galih kini tengah menuju ke halte sekolah adik perempuan kesayangannya itu, dia juga pasti akan di omelin oleh maminya, bu Nayda.

15 menit kemudian Galih melihat perempuan bertubuh mungil dengan baju yang hampir basah kuyup walaupun dibawah halte karena angin membawa air hujannya membasahi halte juga.

"astagfirullah Dinda" Galih turun dan mendekati Dinda

Dinda yang melihat abangnya itu tersenyum tipis dengan bibir yang sangat pucat dan nafas sudah tidak beraturan. "abang" panggil Dinda lemas

"ayo" Galih membukan jasnya, mengambil tas Dinda dan menaruh jas nya dipunggung Dinda

Dinda berusaha bangun tapi ia tidak kuat, Dinda pingsan di tempat dan Galih pun langsung menggendong Dinda dan masukan Dinda ke dalam mobil.

💗💗💗

16:30
RS.Jaya Bakti

Dinda dilarikan ke IGD, Galih menunggu didepan dengan muka kekhawatiran dan hp Dinda berdering, banyak telpon yang tidak diangkat dari maminya itu.

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang