keluarga bahagia

47.4K 3K 239
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️
jangan lupa vote!

6 bulan berlalu. kini semua keluarga Dinda tengah berkumpul di rumah kakek neneknya, bu Nadya dan pak Agung memanggil photografer untuk memfotoin seluruh keluarganya.

foto bersama-sama, foto berpasangan, kaka beradik, dan foto sendiri-sendiri. untuk di pajang di rumah bu Nadya dan di rumah masing-masing.

Dinda tengah sibuk di kamarnya bersama Ayesha, ia sedang menggantikan pakaian putri kecilnya, Adiba. Adiba sangat lucu, ia dipakaikan hijab oleh Dinda dan baju mereka semua seragam.

"tolong pegang dulu adeknya" pinta Dinda

"iya umi" jawab Ayesha

Dinda mendirikan tubuh Adiba dan Ayesha menahannya dengab kedua tangannya, Dinda memakaikan bajunya kepada putrinya itu. tapi justru Adiba sangat tidak bisa diam, ia menggerakan kakinya sambil melompat-lompat hingga membuat Ayesha butuh tenaga lebih untuk menahannya.

"ushh pelan pelan nak" ucap Dinda

"aduh umi berat" ucap Ayesha

"sebentar lagi teh, ayo anak umi yang cantik sini satu lagi kakinya" ucap Dinda lalu memakaikan kaos kaki putih di kaki Adiba

"nah sudah" Dinda mengambil Adiba dari tangan Ayesha

"gemes banget dedek" ucap Ayesha lalu mencubit pipi Adiba pelan

Dinda tersenyum, namun tidak dengan putrinya yang berada di gendongannya. Adiba justru ingin menangis dan pipinya sedikit merah akibat cubitan dari tetehnya.

"teteh!"

"hehe maaf umi" ucap Ayesha

Adiba menjatuhkan tangannya tepat di atas dada uminya, Dinda yang paham itu segera bersandar di ujung kasur. Ayesha keluar dari kamar karna melihat abinya yang mengode agar putrinya itu keluar.

"sayang" ucap Angga

"iya?"

Angga menggeleng, ia menjatuhkan tubuhnya di kasur sambil memperhatikan Adiba yang sedang menyusu. Dinda menatap suaminya itu, rambut Angga baru di cukur kemarin, kumis & rambut di dagunya juga sudah dicukur, sudah terlihat kembali muda.

"apa liat-liat"

"hih ga boleh gitu?" tanya Dinda

"kamu terpesona sama aku ya hum?"

"iya. pangling, kalo gini kan dilihatnya seger bi" jawab Dinda

"emang kemarin kenapa? kamu juga terima aja kalo diajak main" ucap Angga

Dinda mencubit hidung mancung suaminya, "mulutnya di kontrol sedikit kenapa bi, ada anaknya juga"

"masih bayi, ga akan paham" ucap Angga

Dinda menghela nafas pelan, ia menatap Adiba yang menyusu sambil memainkan hijab uminya. lalu ia kembali menatap suaminya sambil merapihkan rambut Angga.

"kamu kemarin keliatan berantakan banget bi, kumis ga dicukur, bulu-bulu brewok kamu juga, rambutnya gondrong. aku ga suka, paling engga rambut kamu jangan gondrong biar tetep keliatan seger" ucap Dinda

"kenapa gitu?"

"nanti aku dikira nikah sama om om mau?" tanya Dinda

"om om? siapa?" tanya Angga

"ya kamu lah, siapa lagi coba" jawab Dinda

"masa aku dikata om-om" ucap Angga

"ya emang udah om om, udah tua, udah punya anak empat"

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang