kehilangan

25.7K 2.7K 305
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️
jangan lupa vote!

ada satu orang pria dan wanita bercadar yang sedang menarik-narik tangan pria tersebut. Dinda sedikit mendekat, benar itu Angga dan .. Melda. Angga sedang di tarik-tarik tangannya oleh Melda yang memohon mohon itu. emosi Dinda menaik, bukan menangis tapi ia marah kali ini.

"MELDA!" teriak Dinda dari sebrang

kedua orang tersebut langsung menatap ke arah suara, ada Dinda dan anak REGAVOS dibelakangnya. saat Dinda ingin menyebrang tanpa melihat kanan kiri, matanya hanya fokus kepada Melda, dan ..

BRAK!!!

mobil dari arah kanan sedang dalam kecepatan tinggi, menabrak Dinda hingga Dinda terpental cukup jauh.

"ASTAGFIRULLAH DINDA!" teriak Angga

"DINDA!!" teriak Gilang

kedua lekaki itu berlari mendekati Dinda yang tergeletak di tengah jalan dengan darah dimana-mana. Angga lebih dulu membawa tubuh Dinda ke dalam pangkuannya.

"sayang, sayang masih denger aku kan?" ucap Angga kepada Dinda yang berada di pangkuannya

"PERGI LO!" teriak Gilang sambil mendorong tubuh Angga

"DIA ISTRI GUA!" tegas Angga

"DIA ADEK GUA!" tegas Gilang

"a-a , ma-mas ja-jang-an ri-but" ucap Dinda yang lemah tak berdaya itu

Gilang dan Angga pun menatap Dinda yang berusaha bicara itu.

"kita ke rumah sakit sekarang ya, bawa Dinda" ucap Gilang

tiba-tiba mobil yang menabrak itu justru kabur dan hampir menabrak beberapa pengendara lain,
"REGAVOS! KEJAARR!!" teriak Gilang

serentak anak REGAVOS mengerjar mobil itu, Angga menggendong Dinda untuk dibawa ke mobil Gilang, sebab dirinya tadi hanya ingin beli sesuatu dan naik angkutan umum. Melda yang ingin kabur pun di tarik oleh Fidel dan Magda, lalu dibawa masuk ke mobil Tristan.

"lepasin! gue ga salah!" ucap Melda

"lo bercadar tapi lo iblis" ketus Magda

"del, bawa ke tempat itu, minta alamat sama Tristan" ucap Gilang

"oke ka" ucap Fidel, "da, lo nyetir, nih kuncinya" Fidel melempar kunci kepada Magda

mobil Gilang dan Angga sudah berjalan duluan ke arah rumah sakit, Angga masih memanggku kepala Dinda hingga bajunya kotor dengan darah istrinya. Dinda yang lemah itu memegang tangan Angga dan menciumnnya.

"bertahan sayang, sebentar lagi kita sampai" ucap Angga

"a-ku gatau bi-sa nemenin kamu la-gi atau ngga" lirih Dinda

"ga boleh ngomong begitu, kamu kuat, ayo bertahan sebentar lagi kita sampai" ucap Angga

"dek, sabar, tahan, bentar lagi ya, tahan sedikit lagi" ucap Gilang

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang