keseharian

27.2K 2.4K 60
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️
jangan lupa vote!

💗💗💗
keesokan harinya.

pagi hari ini, Dinda yang sedang makan bubur buatan Fidel katanya. berdua dengan Angga. Ayesha lagi ada di dalam gendongan bu Nadya, bermain bersama Fidel juga. Yang lain masih belum pada datang karena memang belum jam kunjungan.

"Din, anak lo boleh gue bawa pulang ga? gemes banget" ucap Fide

"yakin mau ngurusin? mending bikin sono sama pacar lo" ucap Dinda

"hum" panggil Angga

"apa?"

"ngomongnya"

"iya maaf, abisnya nyebelin" ucap Dinda

Angga terkekeh, ia melihat bubur Dinda sudah habis lalu ia beri minum kepada istrinya. "masih sakit mi?"

"sedikit" jawab Dinda

Dinda meminumnya setelah itu ia berikan lagi kepada istrinya. Melihat Fidel dan bu Nadya yang asik memfoto Ayesha yang sedang tertidur pulas.

Ayesha rambutnya tebal, hidungnya mancung seperti Dinda, matanya juga seperti Dinda. sampai Angga cemburu karna tidak ada bagian dirinya, padahal itu anaknya sendiri.

"nanti kalau eca udah gede, nikahnya sama anak aunty ya" ucap Fidel

"kesian dong anak gue harus diperbatasin tebing tinggi dan kokoh" ucap Dinda

"emang kenapa?" tanya Fidel

"kan beda keyakinan pinter" jawab Dinda

"oh iya lupa gue"

"jarang ke gereja lo ya del" ucap Angga

"kok tau sih"

"wahh gue aduin mak lo ye" ucap Dinda

"jangan dong, ntar gua beliin sushi dah buat lo" ucap Fidel

"ga perlu, yang penting lo harus rajin sama ibadah lo, bareng sama Tristan aja" ucap Dinda

"anak itu kan juga rese" ucap Angga

"rese gimana?"

"sama kayak lo, jarang ibadah" ucap Angga

"hehe iya sih, kadang gue keluar bareng dia hari minggu alesannya buat ibadah padahal mah pacaran" ucap Fidel

"tuh lo sadar, udah tau salah ngapain masih di lakuin"

Fidel hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal
itu sambil tersenyum. Dinda tidak memandang segi agama apapun dalam persahabatannya, begitu juga dengan Angga. ia hanya ingin temannya dekat dengan Tuhannya masing-masing, bermain boleh tapi tidak lupa dengan sang pencipta.

tak lama dokter Ella sama suster masuk ke dalam kamar Dinda, untuk mengecek kondisi Dinda.

"gimana bu? masih sakit?" tanya dokter Ella

"sedikit dok" jawab Dinda

dokter Ella tersenyum lalu memeriksa Dinda. Angga menjauh, ia mendekati putrinya yang berada di gendongan mertuanya.

"cucu mami cantik" ucap bu Nadya

"iya kayak uminya" ucap Angga

"tapi kenapa mirip Dinda semua ya ga?"

"unik mih" jawab Angga

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang