HAPPY READING 💗
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️Galih dan Gilang langsung melihat adiknya itu pergi lalu ia menatap bu Nadya dan pak Agung, tatapan mereka seolah menanyakan apa maksudnya.
"maksud mami apa?" ucap Gilang
"mih?" tanya Galih
"papi sama mami sudah menyetujui ini, anaknya baik lih, lang. sholeh, pintar, tampan, usia mudanya dia sudah mempunyai bisnis" ucap pak Agung
pak Agung menunjukan foto pria yang mau dijodohin itu, benar. tampan, gagah, sholeh, tapi tak asing bagi Gilang.
"Erlangga?" kata hati Gilang
"tapi kenapa secepat ini pih?" tanya Galih
"maaf jla, lih, lang. bukan mami sama papi ga sayang sama Dinda, kami memutuskan ini agar Dinda ada yang menjaga" ucap bu Nadya
"tapi masih ada aku yang bisa jagain Dinda" ucap Gilang.
bu Nadya terdiam ketika Gilang mengucapkan itu, Najla duduk disamping bu Nadya dan mengelus pundaknya. "aku bantu bicara ke Dinda" ucapnya lalu ia pergi ke kamar Dinda
TOK TOK TOK
"assalamualaikum Dinda"
"PERGI!" teriak Dinda dari dalam, ia sedang menangis. matanya sembab, hidungnya merah, tak menyangka atas ucapan mami nya.
"ini teteh Din" tak ada jawaban dari Dinda
"teteh boleh masuk?" tanya Najla
begitu lembut"ga di kunci teh" ucap Dinda dari dalam
Najla masuk ke dalam melihat kamar Dinda yang berantakan, Dinda yang diam dibawa kasur sambil melipatkan kakinya, ia masih menangis dan menunduk. Najla ikut duduk dibawah mendekati Dinda
"tenangin diri kamu dulu ya" ucap Najla sambil mengelus kepala Dinda
"teteh udah tau, tadi mami cerita semuanya. sekarang kamu tenang dulu, biar teteh ceritain pelan pelan" tutur Najla
Dinda mengangkat kepalanya, menatap Najla dengan sendu, dengan tatapan yang seperti bertanya kenapa seperti ini. Najla menghapus air mata Dinda, ia menganggap Dinda sebagai adiknya sendiri. Dinda memeluk Najla dan menangis dipelukannya, Najla membalas pelukannya dan masih berusaha menenangkan pikiran Dinda.
"dengerin teteh ya, tarik nafas .. buang perlahan, lagi. tarik nafas .. buang pelan pelan" tutur Najla sambil mengelus punggung Dinda, Dinda mengikut apa yang yang Najla ucapkan tadi
"sekarang istigfar, istigfar sampai kamu lega" Dinda beristigfar dalam hatinya, mulutnya bergerak tanpa ada suara.
"mami sama papi sayang sama kamu, mereka jodohin kamu bukan karena ga sayang. mereka mau kamu ada yang menjaga Din" ucap Najla
"tadi teteh dikasih liat orangnya, papi juga jelasin anaknya seperti apa. teteh yakin kamu bakal suka sama dia, tampan, tinggi, sholeh, seperti abang mu. Galih. tapi dia lebih muda dari Galih, seumuran Gilang kayaknya" lanjut Najla
"teteh tau kamu ga bisa nerima sekarang, teteh tau kamu kaget dengernya. tapi dengerin penjelasan mami dulu ya" Najla melepaskan pelukannya dan memegang tangan Dinda
"kita turun ya" Dinda langsung menatap Najla dan menggelengkan kepalanya.
"percaya sama teteh, teteh temani." Najla mengusap pipi Dinda
akhirnya Dinda mau turun bersama Najla, Dinda hanya menunduk, semua orang melihat dia. matanya sembab, Najla terus mengelus pundaknya. bu Nadya tidak menyangka Najla bisa bikin hati Dinda luluh. Dinda duduk disebelah Najla, Galih dan Gilang duduk dibawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhwan untuk Dinda. (END)
RomanceDinda Ausarta, gadis cantik yang selalu di perlakukan sebagai ratu oleh kedua abangnya, sedikit tomboy, dan tidak pernah berpacaran ataupun bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Semenjak ada Najla, semuanya berubah, ia lebih memilih menyibukkan d...