malam pertama

38.8K 3.4K 91
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️

malam hari tiba, Angga dan Dinda sudah melaksanakan sholat isya bersama. setelah itu Dinda memilih pergi ke dapur untuk masak makanan malam, Angga meminta Dinda untuk membuatkan nasi goreng telur acak, ntah mengapa suaminya meminta makanan itu, padahal Dinda bisa masak yang lebih.

"aa ini udah" ucap Dinda sambil menaruh piringnya di meja

"iya"

kini mereka berdua sedang sibuk makan bersama, porsi nasi gorengnya sedikit banyak karna Dinda masih lapar akibat tadi siang makan lebih sedikit. Dinda selalu menyuapi Angga dan Angga hanya menatap istrinya itu, sesekali dengan gombalan.

"hum" panggil Angga

"apa?"

"saya boleh minta itu ga hum?" tanya Angga dengan ragu

Dinda yang tadi menatap Angga langsung menunduk, "ya Allah jika tidak di lakukan dosa tapi aku takut" kata hati Dinda

"kalau belum siap gapapa sayang, saya gamau memaksakan" ucap Angga

"nih aaaa" Dinda menyuapi Angga lagi agar Angga bisa membahas hal lain

"hum, saya nanya" ucap Angga lalu menggenggam kedua tangan Dinda

"gatau ka" lirih Dinda sambil menunduk

"kenapa?" Angga mengusap pipi Dinda

"usia ku rentan untuk hamil, karna masih terlalu muda, banyak resiko yang didapatkan dede bayi sama aku nantinya" lirih Dinda sambil menatap Angga

"hum, dengarkan saya. saya ada untuk kamu, kapan pun kamu mau saya selalu ada. berdoa sama Allah jika memang di beri rezeki seorang anak untuk kita, saya pastikan saya akan menjaga kalian berdua dengan baik" ucap Angga meyakinkan Dinda

"tapi gimana sama kerjaan kaka? sama kuliah kaka?"

"saya berhenti kuliah, mau fokus bekerja untuk rumah tangga kita" jawab Angga

"hah? kok berhenti? masih ada mimpi kaka yang harus digapai" ucap Dinda

"mimpi saya cuma kamu, dan anak anak kita kelak" jawab Angga

"issh! gombal"

"ngga hum, saya serius."

"yaudah aku mau cuci piringnya dulu" Dinda bangkit dan mencuci piring agar suaminya tidak membahas hal itu terus menerus

"gagal lagi" lirih Angga

Angga memilih duduk di sofa sambil menatap laptopnya, Dinda yang sudah selesai itupun melihat suaminya yang terlihat sedih karna Dinda menolaknya. Dinda sadar Angga juga lelaki pada umumnya, tapi ada rasa takut di hati Dinda sendiri. Dinda memilih masuk ke kamar dan bertanya sesuatu kepada Najla.

Teteh Najla
"assalamualaikum teh" -Dinda

"waalaikumsalam, kenapa din?"

"mau nanya boleh ga? tapi pertanyaan ini agak gimana gitu, teteh maklumin aja yayayaya" -Dinda

"oohh aku paham, kenapa emangnya din?"

"ka Angga minta itu tapi ..." -Dinda

"tapi kenapa? takut?"

"iya teh :( " -Dinda

"Din, menolaknya itu dosa loh. itu kan kemauan suami kamu, jadi mau takut sama dosa atau takut sama sakitnya?"

"ih teteh mah, ga gituuu" -Dinda

"haha yaudah terus gimana?"

"kata ka Angga, aku harus ikhlas lahir batin bukan mau karna takut dosa, tapi aku tadi baca di artikel katanya ga baik kalau hamil di usia aku" -Dinda

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang