bukan malam pertama

33.8K 3.3K 49
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️

Dinda dan Angga sudah sampai di apartement Angga, apartement yang cukup luas, ada ruang tv, dapur, dan meja makan dilantai satu, dan dilantai dua ada kasur serta kamar mandi dan lemari pakaian. Dinda menghirup aroma ruangan tersebut, wangi vanila manis yang tidak terlalu semerbak menusuk hidung itu mengharumpah seluruh ruangan. Dinda melihat ke setiap sudut apartement itu, nuasa hitam putih dan abu-abu sangat membut elegan, dipadukan dengan lantai kayu. Dinda tersenyum, suaminya ini betul sangat idaman, kalau dia tolak waktu itu mungkin menyesal sekali.

"humairah" panggil Angga

"apa tadi? humairah? siapa tuh?" Dinda menatap Angga dengan lekat

"panggilan sayang saya untuk kamu, kenapa?" tanya Angga dan mendekat ke Dinda

Dinda menunduk dan tersenyum malu, "kirain perempuan lain" ketus Dinda lalu membalik badan

"emang kenapa kalo orang lain?" tanya Angga sambil memeluk Dinda dari belakang

"iishh gatau males" berontak Dinda

"bercanda hum, cuma kamu seorang. janji" ucap Angga

"aku mau mandi ka" lirih Dinda

"bareng ya" ucap Angga sambil menatap Dinda dari samping

"mau aku pukul?"

"galak banget" gumam Angga

"ya makanya lepasin"

"cium dulu" pinta Angga

"gamau" Dinda berontak seketika dan langsung naik ke atas untuk ganti baju dan bersih-bersih

Dinda duduk didepan meja rias, ia membersihkan make upnya, ia tidak mau ada jerawat di mukanya. sedangkan Angga duduk disofa sambil sandaran dengan kopiah yang sudah dimeja. Dinda hendak membuka bajunya tapi susah sekali retsletingnya.

"ishh susah banget" lirih Dinda sambil berusaha menurunkan retsletingnya

"butuh bantuan?" tiba Angga nongol begitu saja

"astagfirullah" Dinda langsung balik badan dan menatap Angga, "enggaaa, udah sana dibawah duluu" rengek Dinda

"kenapa? saya suami kamu Dinda" Angga mendekat

"yaa .. ta-ta-tapi" gugup Dinda

"kamu ga mengizinkan saya melihatnya? saya ga maksa kamu sekarang, sini saya bantu bukain" ucap Angga

Dinda diam merasa bersalah, satu sisi Dinda belum siap tapi kalau ditolak jadi dosa, satu sisi lagi Dinda juga malu takut Angga tidak bisa menerima kekurangan Dinda seutuhnya. Dinda memutuskan balik badan dan membiarkan Angga membuka retsleting gaunnya, terpampang jelas punggung putih dan tanktop putih yang Dinda pakai sebagai dalaman.

"udah" lirih Dinda

"iya udah" Angga menjauh dan memilih duduk dikasur

"tutup matanya aku mau buka baju" ucap Dinda

"gamau, cium dulu" ketus Angga

"iiihh kaaaa" melas Dinda

"yaudah terserah"

Dinda menghela nafas kasar, mendekat kepada Angga, menangkup pipi suaminya itu dan .. CUP
satu kecupan mendarat di pipi kanan Angga.

"udaah, tutup matanya!" ucap Dinda dan Angga hanya terkekeh lalu menutup matanya

Dinda segera membuka gaunnya dan mengambil handuk serta baju tidur yang sudah disiapkan Angga untuk Dinda, setelah itu ia masuk ke kamar mandi yang mengunci pintunya. sedangkan Angga masih diam ditempat sambil senyum senyum tidak jelas karna istrinya baru saja menciumnya ya walaupun bukan di tempat yang ia inginkan.

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang