diterima & gombal

27.9K 3.5K 229
                                    

HAPPY READING 💗
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️

13:25
Vila Bandung

semua keluarga menyambut kedatangan dari pria yang akan di jodohkan itu, kecuali Dinda. sedari tadi ia disuruh bu Nadya diam dikamar sampai Najla mengajak keluar. pria tersebut kaget saat melihat Gilang, sementara Gilang hanya tersenyum dengan rasa senang. acara di lakukan dibelakang vila, tepat di depan kolam renang. karena vila yang mewah itu, kolam renangnya punya penutup agar orang orang bisa duduk santai diatasnya.

"ayo silahkan duduk" ucap bu Nadya

"terimakasih Nad" jawab bu Dini, ibu pria tersebut

"bismillah, assalamualaikum wr wb. mungkin semua sudah pada tau kita berkumpul disini untuk apa, saya dan istri sudah menyetujui perjodohan ini, begitupun dengan keluarga Dimas. belum pernah liat putri saya ya nak?" ucap pak Agung lalu menatap pria tersebut

pria tersebut yang dari tadi nunduk sontak menatap pak Agung dan tersenyum, "belum"

semetara Dinda, dia sesekali ngintip dari jendela. tapi wajah pria itu tidak terlihat, hanya jubah hitam yang terlihat. Dinda bolak balik didalam kamar karena kegugupannya.

"baiklah mungkin ada yang tidak mengenali anak saya, ini putra saya. namanya Erlangga" ucap pak Dimas

setelah semua berbincang, saling memberi pencerahan agar perjodohan ini tidak ada yang tidak terima, Najla juga ikut bernasihat tentang agama. Gilang sedari tadi hanya menatap Angga, tapi semua terdiam saat Angga berbicara.

"maaf semua, kalian bisa panggil saya Rafka. bukan Erlangga." ucapnya

"kenapa nak?" tanya bu Nadya

Angga menghela nafas, dia menceritakan semuanya. keluarga Angga sudah tau dan mewajarkan, sedangkan keluarga Dinda cukup kaget dan tidak menyangka, ternyata Angga sudah terlebih dahulu kenal Dinda sebelum perjodohan ini. semua senang akan hal itu, mau tidak mau mereka juga ikut permintaan Angga.

"jla, tolong panggilkan Dinda" ucap bu Nadya dan dijawab anggukan oleh Najla

Dinda diam di kasur, ia hanya memaikan jemarinnya dari tadi untuk menghilangkan gugupnya. TOK TOK TOK, Dinda kaget dan melihat siapa yang kembuka pintu

"Din, yuk! udah dipanggil" ucap Najla sambil tersenyum

"ta-tapi teh .."

"gapapa Din, ramai. ada teteh juga" Najla meraih tangan Dinda dan membawa Dinda keluar

Dinda turun, dia mendengar dari luar banyak yang penasaran dengan dirinya. Dinda yang memakai gamis hitam, khimar coklat yang panjang dan menutupi dadanya, dan kaos kaki. ia diajarkan Najla untuk menutup aurat hingga kaki.

Raisa yang sedang di gendongan Galih pun teriak, "ONTYYY" Galih melihat dari jauh dan Dinda sedang menuju ke pintu dengan menunduk

Dinda sudah sampai pintu tapi Raisa memeluk kakinya, Dinda tersenyum dan sedikit membukuk. "sama uncle Galih dulu ya" ucap nya dengan senyuman manis sambil mengelus pipi Raisa

"Din, salim dulu" ucap bu Nadya

Dinda mengangguk dan menatap bu Dini, ia salim dengan bu Dini dan juga Casyi. kakanya Angga, kemudian ia menangkup tangannya agar tidak bersentuhan dengan pak Dimas dan juga suaminya Casyi. setelah bersaliman, Dinda duduk disamping bu Nadya. ia masih terus menunduk

"jangan turunkan kepala mu terus Din" ucap tante Manda, semua orang terkekeh mendengarnya

Dinda mengangkat palanya dan melihat sekitar, semua memperhatikannya, mata ia tertuju pada pria berjubah hitam dengan gaya rambut modern dan tubur yang cukup kekar sehingga jubahnya terlihat ketat, ia tersenyum kepada Dinda. Dinda sontak kaget, melongo sedikit dan menatap Gilang. sedangkan Gilang, dia tersenyum seolah mengartikan semua apa yang Gilang katakan itu benar. dan Dinda kembali menunduk tak menyangka bahwa pria itu adalah Angga.

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang